BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semua orang menyadari bahwa pendidikan adalah poros utama
kemajuan suatu peradaban, semakin baik mutu pendidikan maka akan semakin pesat kemajuan sebuah peradaban, begitu pula sebaliknya. Lebih spesifik lagi dalam Islam pendidikan tidak hanya dipandang pada batas bangku sekolah atau kuliah semata, akan tetapi pandangan Islam jauh lebih luas yaitu pendidikan sepanjang hayat. Al-Qur’an dan hadits adalah sumber utama dinul Islam. Semua urusan agama selalu di kembalikan kepada keduanya, maka setiap muslim wajib mempelajari Al-Qur’an dan Hadits sesuai dengan kemampuannya. Dalam kontek kemampuan Islam, Al-Qur’an dan hadits tidak bisa ditinggalkan. Semakin mendalam pengetahuan seseorang tentang Al-Qur’an dan hadits semakin baik kemampuannya dalam memahami agama ini. Maka di sini para ulama’ salaf meletakkan Al-Qur’an dan hadits sebagai dasar utama yang harus dipelajari sebelum mempelajari ilmu yang lain.
Telah diyakini bersama bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa Arab, begitu pula hadits berbahasa Arab. Tapi sangat disayangkan mayoritas muslim tidak menguasai dan memahami bahasa Arab, padahal kitab suci mereka berbahasa Arab. Memang sudah ada Al-Qur’an terjemah dan banyak pula hadits-hadits yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, akan tetapi masih banyak kitab-kitab referensi yang belum diterjemahkan. Lebih- lebih lagi dalam bahasa Arab banyak kata yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia maknanya tidak dapat terwakili.
Bahasa Arab dan Al-Qur’an bagikan dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan antara satu dan lainnya. Mempelajari bahasa Arab adalah syarat wajib untuk menguasai isi Al-Qur’an. Dan mempelajari Al-Qur’an berarti mempelajari bahasa Arab. Dengan demikian peranan bahasa arab disamping sebagai alat komunikasi manusia sesamanya juga komunikasi manusia sesamanya juga komunikasi manusia beriman kepada Allah, yang terwujud dalam bentuk shalat dan doadoa. (Tayar Yusuf dan Saiful Anwar, 1997 : 188) Mempelajari bahasa Arab tidaklah semudah seperti mempelajari bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan adanya berbagai faktor diantaranya adalah faktor linguistik dan faktor psikologis. Sebagian siswa kurang memperhatikan atau bahkan pesimis mempelajari bahasa Arab. Hal ini d oleh Karel M. Steen Brink yang mengemukakan pendapatnya bahwa “Bahasa Arab sangat sukar dipelajari karena kurangnya penghargaan sosial di masyarakat, disamping strukturnya yang komplek juga pendekatannya yang kurang “ (1986 : 176) Melihat betapa pentingnya bahasa Arab sebagaimana tersebut di atas, maka SMP Muhammadiyah 10 Surakarta sebagai lembaga Islam yang bergerak dalam bidang pendidikan dan da’wah, berusaha untuk ikut berperan dalam menyebarkan dan melestarikan misi da’wah Rasulullah SAW. Sekolah tersebut mengajarkan kepada para siswanya untuk dapat menguasai bahasa Arab dengan baik dan benar. Permasalahan yang dihadapi adalah, cara meningkatkan kualitas pengajaran bahasa Arab di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Bahasa Arab oleh sebagian besar siswa dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang sulit, mereka memandangnya sebagai mata pelajaran yang menakutkan, hal ini diindikatorkan dengan rendahnya nilai mata pelajaran bahasa Arab dibandingkan dengan mata pelajaran yang lainnya. Ini merupakan suatu bentuk tantangan yang harus segera diupayakan pemecahannya oleh semua pelaksana pendidikan di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta, khususnya para guru mata pelajaran bahasa Arab. Hal tersebut yang mendorong kuat penulis untuk mengkaji lebih lanjut dengan judul “Problematika Pembelajaran bahasa Arab dan Solusinya Pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010”
B. Penegasan Istilah
Skripsi ini berjudul tentang “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab
dan solusinya pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta
Tahun Ajaran 2009/2010”. Judul yang sederhana ini perlu penegasan, untuk
menghindari adanya kesalah-pahaman dalam mengartikan, dan akan lebih
mudah dipahami setelah dijelaskan lebih lanjut secara terperinci, sebagai
berikut :
1. Problematika
Sebagaimana tercantum dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,
problematika bermakna hal-hal yang menimbulkan permasalahan yang
belum bisa dipecahkan (permasalahannya) (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1988: 701).
Problematika yang dimaksud dalam judul ini adalah masalah yang
dihadapi guru dan murid dalam proses pembelajaran bahasa Arab di
sekolah.
2. Pembelajaran
Sudjana (2000 :8) mengatakan, bahwa pembelajaran dapat diberi arti
sebagai setiap upaya yang sistematik dan disengaja oleh pendidik untuk
menciptakan kondisi-kondisi agar peserta didik melakukan kegiatan
dengan pendidik yang melakukan kegiatan membelajarkan. Dalam
pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa, di satu sisi guru
melakukan sebuah aktivitas yang membawa anak ke arah tujuan, lebih dari
itu anak atau siswa dapat melakukan serangkaian kegiatan yang telah
direncanakan oleh guru yaitu kegiatan belajar yang terarah pada tujuan
yang ingin dicapai.
3. Bahasa Arab
Syaikh Musthofa Al-Ghulayani dalam bukunya bahasa Arab lengkap
dengan terjemahannya “Jamiuddurus Arobiyah” mendefinisikan bahasa
Arab sebagai berikut :
اَللُّغَةُ اْلعَرَبِيَّةُ هِيَ اْلكَلِمَاتُ الَّتِى يُعَبَّرُهَا اْلعَرَبُ أَغْرَاضِهَمْ
Bahasa Arab adalah : kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam
mengutarakan maksud dan tujuan.
Bahasa Arab ini termasuk salah satu bidang studi Pendidikan Agama
Islam yang diajarkan di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Dengan
demikian yang dimaksud dari “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab
dan Solusinya Pada Siswa Kelas VIII di SMP Muhammadiyah 10
Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010” adalah usaha mempelajari dan
menyelidiki kegiatan atau proses tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa
Arab dan solusi terhadap permasalahan yang muncul berkenaan dengan
proses pelaksanaan belajar mengajar bahasa Arab yang ada di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut :
Apa problematika pembelajaran bahasa Arab pada siswa kelas VIII di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 dan bagaimana
solusinya?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui problematika pembelajaran bahasa Arab pada siswa kelas
VIII di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta tahun ajaran 2009/2010 dan
menemukan solusi dari problematika tersebut.
E. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis
maupun praktis sebagai berikut :
1. Sebagai sarana memperluas khazanah pengetahuan peneliti khususnya
dan orang yang berinteraksi langsung dengan pendidikan pada
umumnya tentang problematika pembelajaran bahasa Arab khususnya
di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta.
2. Sebagai bahan pertimbangan dan evaluasi bagi SMP Muhammadiyah
10 Surakarta, khususnya dalam pembelajaran bahasa Arab
3. Sebagai bahan pijakan bagi penelitian lebih dalam lagi tentang
problematika pembelajaran bahasa Arab
4. Sebagai bahan referensi bagi pihak atau instansi yang
membutuhkannya.
F. Tinjauan Pustaka
Dalam penelaahan kepustakaan dimaksudkan untuk mendapatkan
informasi secara lengkap serta untuk menentukan tindakan yang akan diambil
sebagai langkah penting dalam kegiatan ilmiah (Joko Subagyo, 1997: 109).
Penelitian ini merupakan penelitian pendidikan, yaitu tentang
problematika pembelajaran yang dihadapi dalam proses belajar mengajar,
berikut peneliti cantumkan beberapa penelitian yang pernah dilakukan
sekaligus menjadi alasan mengapa penelitian ini layak dan menarik untuk
dilakukan :
1. Zaenal Anshor, (UMS, 2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Usahausaha guru dalam meningkatkan pembelajaran bahasa Arab studi kasus di
pondok pesantren ta’mirul Islam Surakarta tahun ajaran 2001/2002”
dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran bahasa Arab harus memenuhi beberapa hal diantaranya
adalah sebagai berikut :
a. Formal yaitu : menggunakan metode yang sebaik-baiknya dan
disertai dengan fungsi-fungsi terhadap siswa atau santri.
b. Non formal yaitu : wajib berbahasa Arab dalam keseharian santri,
yaitu dengan mengikuti kegiatan bahasa seperti : mufrodat,
muhadoroh, muhawaroh tiga bahasa : Arab, inggris dan bahasa
Indonesia.
2. Sriwiji, (UMS, 2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Problematika
pengajaran muhadatsh pada santriwati kelas II MTs, PPMI As-Salam
Surakarta tahun ajaran 2001/2002”, dalam kesimpulannya menegaskan
bahwa, problematika pembelajaran bahasa Arab dengan metode
muhadatsah menemui dua problem, yaitu problem linguistik dan problem
sosial psikologi pada anak.
3. Agus Mulyadi, (UMS, 2007) dalam penelitiannya yang berjudul
“Problematika pengajaran bahasa Arab di MTs pondok pesantren AlMujahidin Surakarta tahun peajaran 2005/2006” menyimpulkan bahwa
problematika pengajaran bahasa Arab di pondok pesantren Al-Mujahidin
Surakarta meliputi :
1. Belum ada buku pedoman yang jelas
2. Kurang perhatian santri ketika guru menerangkan
3. Faktor tenaga pendidik (metode pengajaran yang kurang
bervariasi)
4) Faktor lingkungan pondok
Berdasarkan pada beberapa penelitian di atas, tampak belum ada yang
meneliti tentang : “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab dan solusinya
pada siswa kelas VIII di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Tahun Ajaran
2009/2010”. Dengan demikian masalah yang diangkat dalam penelitian ini
memenuhi unsur kebaruan.
G. Metode Penelitian
Agar dalam penelitian mendapatkan hasil yang sesuai dengan tujuan
penelitian, maka perlu menggunakan metode-metode penelitian yang sesuai
pula dengan data yang diharapkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
metode sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jika ditinjau dari segi tempat penelitian, maka penelitian ini
termasuk penelitian lapangan (Field Research), sebab data-data yang
dikumpulkan dari lapangan langsung terhadap obyek yang bersangkutan
yaitu SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. Namun jika dilihat dari sifat
penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu
penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematis mengenai
fakta-fakta yang ditemukan di lapangan, bersifat verbal, kalimat-kalimat,
fenomena-fenomena, dan tidak berupa angka-angka.
2. Metode Penentuan Subyek
Untuk menggunakan atau meneliti subyek yang ada di lapangan
penilitian ini menggunakan metode populasi dan sampel.
a. Populasi
“Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti”.
(Arikunto, 1998: 115). Populasi dalam penelitian ini adalah: kepala
sekolah, 26 guru, dan 85 murid kelas VIII SMP Muhammadiyah 10
Surakarta. Dengan demikian jumlah populasi keseluruhan adalah 112.
b. Sampel
“Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti”. (Arikunto,
1998: 117). Untuk mengambil sampel sebagai pedoman adalah:
apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi apabila
subyeknya besar atau lebih dari 100 subyek maka dapat diambil antara
10-15% atau 20-25% atau lebih. (Arikunto, 1998: 120). Karena pada
penelitian ini jumlah populasinya 112 maka peneliti mengambil
sampel diantaranya: Kepala sekolah, 3 orang guru (diambil 15 % dari
jumlah guru sebanyak 26), 12 orang murid (diambil 15 % dari jumlah
murid sebanyak 85).
Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah secara acak yaitu
penelitian secara random tanpa memandang sesuatu, jadi setiap
anggota dari populasi mempunyai kesempatan dan kemungkinan yang
sama untuk dipilih menjadi anggota sampel (Kartono, 1996: 137).
3. Metode Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan beberapa metode yaitu :
a. Metode Wawancara.
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.
Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai.
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Lexy J.
Moleong, 1991: 135). Metode ini digunakan untuk memperoleh datadata tentang pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, problematika
yang dihadapi, dan solusinya. Metode ini ditujukan kepada kepala
sekolah dan guru pengampu pelajaran bahasa Arab di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta dengan menyiapkan interview guide.
b. Metode Observasi.
Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja,
sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk
kemudian dilakukan pencatatan. (Joko Subagyo, 1997 : 63). Metode
ini dipakai untuk mengumpulkan data-data yang mudah dipahami dan
diamati secara langsung yaitu proses pembelajaran bahasa Arab,
keadaan gedung serta fasilitas-fasilitas yang ada di SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta.
c. Metode Dukumentasi.
Dokumen ialah setiap bahan tertulis ataupun film, lain dari
record, yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang
penyidik (Lexy J. Moleong, 1991: 161). Metode ini digunakan untuk
mengambil data yang berhubungan dengan gambaran umum SMP
Muhammadiyah 10 Surakarta. yang meliputi letak geografis, sejarah
berdirinya, keadaan sarana dan prasarana, guru, siswa, kurikulum,
jadwal pelajaran dan kegiatan harian.
4. Metode Analisis Data
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan cara pentahapan
secara berurutan dan interaksionis, terdiri dari tiga alur kegiatan
bersamaan yaitu: pengumpulan data sekaligus reduksi data (data
reduction), penyajian data (data display), dan penarikan kesimpulan
(verifikasi) (Lexy J. Moleong, 1991: 190). Pertama, setelah pengumpulan
data selesai, terjadilah reduksi data yakni suatu bentuk analisis yang
menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu,
dan mengorganisasi data dengan cara sedemikinan rupa hingga
kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Kedua, data
yang telah direduksi akan disajikan dalam bentuk narasi maupun matrik.
Ketiga, adalah penarikan kesimpulan dari data yang telah disajikan pada
tahap yang kedua dengan mengambil kesimpulan pada tiap-tiap rumusan.
H. Sistematika Penulisan Skripsi
Dalam menyusun skripsi ini penyusun membagi menjadi lima bab
yang terdiri dari :
BAB I, Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah, penegasan
istilah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan
penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan
skripsi.
BAB II, Membahas tentang pembelajaran pendidikan agama Islam
yang meliputi : pengertian pembelajaran pendidikan agama Islam, dasar-dasar pelaksanaan pendidikan agama Islam, faktor-faktor pendidikan agama Islam,
faktor-faktor yang memepengaruhi pembelajaran, pembelajaran bahasa Arab
dan problematikanya, pengertian pembelajaran, pengertian bahasa Arab,
fungsi dan kegunaan bahasa Arab, tujuan pembelajaran bahasa Arab, metode
pembelajaran bahasa Arab, dan problematika pembelajaran bahasa Arab.
BAB III, Membahas tentang gambaran umum SMP Muhammadiyah
10 Surakarta yang meliputi : latar belakang historis berdirinya, letak geografis,
visi dan misi, tujuan pendidikan, struktur kepengurusan, keunggulan,
kurikulum, keadaan guru dan murid, sarana dan prasarana, pelaksanaan
pembelajaran bahasa arab, waktu belajar, materi pembelajaran bahasa Arab,
metode pembelajaran bahasa Arab, problematika pembelajaran bahasa Arab,
dan solusi problematika pembelajaran bahasa Arab.
BAB IV, Membahas tentang analisis data, yang meliputi tentang
pengumpulan data, problematika yang dihadapi dan solusinya
BAB V, Penutup, meliputi kesimpulan saran dan penutup