Jurnal Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Pemanfaatan Teknologi dan KONSEP NADZARIYYAH ALWIHDAH DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

1.092 Lihat

Pembelajaran Bahasa Arab
Dengan Pemanfaatan Teknologi
Rahmat Iswanto
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Curup
rahmatiswanto.database@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini mengkaji tentang bagaimana teknologi dapat dimanfaatkan
dalam proses pembelajaran bahasa Arab. Berbagai permasalahan
pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan konteks yang dihadapi di
berbagai lembaga pendidikan, tenaga pengajar memungkinkan melakukan
modifikasi metode belajar mengajar. Hal ini dapat dilakukan dengan
perkembangan teknologi yang memuat banyak informasi yang dapat
digunakan untuk peningkatan hasil belajar. Pembahasan tentang
penerapan teknologi dalam pembelajaran bahasa Arab memuat pertanyaan
yaitu bentuk teknologi yang seperti apa yang dapat dimanfaatkan, apakah
teknologi dapat berperan dalam keselarasan dan keberlanjutan
pembelajaran bahasa Arab dari tingkat dasar hingga tingkat menengah
atas, apakah teknologi dapat membuat peserta didik akan semakin tertarik
mempelajari bahasa Arab, apakah teknologi dapat menciptakan realisasi
dan relevansi dengan apa yang dirasakan peserta didik, apakah teknologi
dapat menciptakan media-media pembelajaran bahasa Arab yang lebih
bervariasi yang selama ini masih terasa kurang, apakah teknologi dapat
meningkatkan kemampuan atau kompetensi guru dalam mengajar bahasa
Arab, apakah teknologi mampu memanfaatkan alokasi waktu untuk
pembelajaran bahasa Arab, apakah teknologi mampu menciptakan
lingkungan berbahasa Arab. Melalui metode diskriptif kualitatif, tulisan ini
menyimpulkan beberapa pertanyaan di atas.

Kata kunci: Bahasa Arab, Pembelajaran, Teknologi Pembelajaran

Abstract
This article examines how technology can be utilized in the process
of Arabiclearning. Many problems of learning of Arabic language in
accordance with the context faced in various educational
institutions, a teacher allows modification formethodsof teaching
and learning. This can be done with technological developments that
contain lots of information that can be used to improve learning
140 | Arabiyatuna: Jurnal Bahasa Arab, Vol. 1, No. 2, 2017
outcomes. Discussion about the application of technology in
learning Arabic contains the question of what kind of technology
that can be utilized, whether the technology can play a role in the
alignment and sustainability of learning Arabic from basic to middle
level, whether the technology can make learners will be more
interested in learning the Arabiclanguage, whether the technology
can create realization and relevance to what the students perceived,
whether the technology can create Arabic learning media more
varied that still lacks, whether the technology can improve the
ability or competence of teachers in teaching Arabic, whether
technology is able to take advantage of time allocation for learning
Arabic, whether the technology is able to create an Arabic speaking
environment. Through qualitative descriptive method, this article
summarizes some of the above questions.

Key words: Arabic Language, Learning, Learning Technology

Pendahuluan
Bahasa adalah alat untuk menumpahkan isi hati, pikiran seseorang
terhadap lawan bicaranya. Berbahasa merupakan media terpenting bagi manusia
untuk melakukan interaksi dengan orang lain. Terkait dengan bagaimana orang
menilai belajar bahasa Arab, banyak sudut pandang yang heterogen. Sebagian
ada yang memandang bahasa Arab adalah bahasa agama, karena bahasa arab
dipandang sebagai alat untuk mempelajari teks-teks suci yang berbahasa Arab.
Ada yang berpandangan belajar bahasa Arab adalah belajar bahasa ilmu
pengetahuan islam. pandangan ini juga tidak salah, karena memang ilmu-ilmu
islam mayoritas referensinya berbahasa Arab. Dan ada pula yang berpandangan
bahwa belajar bahasa arab adalah belajar berbahasa. Pandangan ini lebih menitik
beratkan pada bagaimana orang belajar bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi
sehari-hari.
Perbedaan sudut pandang ini, menyebabkan adanya perbedaan metode,
teknik, bahan ajar, media pembelajarannya. Jika, bahasa Arab sebagai alat
komunikasi, maka belajar bahasa Arab lebih menitik beratkan pada bagaimana
anak didik banyak praktik dan terampil untuk berbicara dengan menggunakan
bahasa Arab, baik menyimak, berbicara, membaca, maupun menulisnya.
Terlepas dari berbagai sudut pandang tersebut, jika kita amati dengan seksama,
maka pembelajaran bahasa arab banyak menemui berbagai kendala dan
hambatan.
Teknologi diartikan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan
barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.Istilah teknologi pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam proses mengembangkan kemampuan manusia. Membahas tentang penerapan teknologi dalam pembelajan bahasa Arab yang dimaksudkan adalah bagaimana teknologi dapat menjawab permasalahan – permasalahan yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab.Apakah teknologi dapat berperan dalam keselarasan dan keberlanjutan pembelajaran bahasa Arab dari tingkat dasar hingga tingkat menengah atas? Apakah dengan teknologi dapat membuat peserta didik akan semakin tertarik mempelajari bahasa Arab? Apakah dengan teknologi dapat menciptakan realisasi dan relevansi dengan apa yang dirasakan peserta didik? Apakah dengan teknologi dapat menciptakan mediamedia pembelajaran bahasa Arab yang lebih bervariasi yang selama ini masih terasa kurang?Apakah teknologi dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi guru dalam mengajar bahasa Arab?Apakah dengan teknologi mampu memanfaatkan alokasi waktu untuk pembelajaran bahasa Arab?Apakah melalui teknologi mampu menciptakan lingkungan berbahasa Arab?

Pembelajaran Bahasa Arab
Bahasa Arab (al-lughah al-‘Arabīyyah, atau secara ringkas ‘Arabī) adalah
salah satu bahasa Semit Tengah, yang termasuk dalam rumpun bahasa Semit dan
berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Bahasa Arab
memiliki lebih banyak penutur daripada bahasa-bahasa lainnya dalam rumpun
bahasa Semit. Ia dituturkan oleh lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa
pertama, yang mana sebagian besar tinggal di Timur Tengah dan Afrika Utara.
Bahasa ini adalah bahasa resmi dari 25 negara, dan merupakan bahasa
peribadatan dalam agama Islam karena merupakan bahasa yang dipakai oleh AlQur’an. Berdasarkan penyebaran geografisnya, bahasa Arab percakapan memiliki
banyak variasi (dialek), beberapa dialeknya bahkan tidak dapat saling mengerti
satu sama lain. Bahasa Arab modern telah diklasifikasikan sebagai satu
makrobahasa dengan 27 sub-bahasa dalam ISO 639-3.Bahasa Arab Baku
(kadang-kadang disebut Bahasa Arab Sastra) diajarkan secara luas di sekolah dan
universitas, serta digunakan di tempat kerja, pemerintahan, dan media massa.
Bahasa Arab Baku berasal dari Bahasa Arab Klasik, satu-satunya anggota
rumpun bahasa Arab Utara Kuna yang saat ini masih digunakan, sebagaimana
terlihat dalam inskripsi peninggalan Arab pra-Islam yang berasal dari abad ke-4. Bahasa Arab Klasik juga telah menjadi bahasa kesusasteraan dan bahasa peribadatan Islam sejak lebih kurang abad ke-6.Abjad Arab ditulis dari kanan ke kiri.
Bahasa Arab telah memberi banyak kosakata kepada bahasa lain dari dunia Islam, sama seperti peranan Latin kepada kebanyakan bahasa Eropa. Semasa Abad Pertengahan bahasa Arab juga merupakan alat utama budaya, terutama dalam sains, matematika dan filsafah, yang menyebabkan banyak bahasa Eropa turut meminjam banyak kosakata dari bahasa Arab.
Bahasa Arab menarik minat jutaan penduduk dunia untuk mempelajarinya, karena sebagian istilah Islam berasal dari bahasa Arab juga telah diajarkan di pesantren-pesantren Indonesia. Banyak universitas internasional dan beberapa sekolah menengah internasional telah mengajarkan Bahasa Arab (Arabic as Foreign Language).Bahasa Arab berkembang semakin luas dengan munculnya software, siaran TV berbahasa Arab, dan pembelajaran online.
Membahas tentang “fungsi pembelajaran bahasa Arab” maka kita terlebih dahulu melihat pengertian “fungsi” itu sendiri lalu dikaitkan dengan beberapa permasalahan yang terkait dengannya yaitu bahasa, pembelajaran, dan bahasa Arab.
Berdasarkan gambaran makna fungsi secara mandiri tergambar dalam bagian berikut:
Fungsi yang berkaitan dengan bahasa ada beberapa hal yaitu:
Fungsi (noun) adalah peran sebuah unsur bahasa dalam satuan sintaksis
yang lebih luas (seperti nomina berfungsi sbg subjek); — ekspresif Ling
penggunaan bahasa untuk menampakkan hal ihwal yang bersangkutan dengan
pribadi pembicara; –fatis Ling penggunaan bahasa untuk mengadakan atau
memelihara kontak antara pembicara dan pendengar; — kognitif Ling penggunaan bahasa untuk penalaran akal; — komunikatif Ling penggunaan bahasa untuk penyampaian informasi antara pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca).
Pembelajaran dapat diartikan proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Bahasa Arab adalah salah satu bahasa yang memiliki fungsi-fungsi yang tersebut di atas. Oleh karena itu fungsi pembelajaran bahasa Arab dapat dimaknakan adalah suatu proses memfungsikan bahasa Arab kepada peserta didik atau pembelajar bahasa Arab baik dalam lingkup kebahasaan, kependidikan, sosial, keagamaan, dan kenegaraan. Dr. H. Bisri Mustofa, M.A. dan H.M. Abdul Hamid, M.A. mengungkapkan dalam bukunya “Metode & Strategi Pembelajaran Bahasa Arab”bahwa tujuan pembelajaran bahasa Arab jika dilihat pada sisi pendidik adalah agar dapat menjadikan bahasa Arab mudah dikuasai oleh para pelajar. Sementara bagi pelajar tujuannya adalah agar dapat menguasai bahasa Arab. Pada
kesempatan lain mereka mengatakan bahwa pada umumnya motivasi dan dorongan mempelajari bahasa Arab di Indonesia adalah untuk tujuan agama, yaitu untuk mengkaji dan memperdalam ajaran Islam dan sumber-sumber yang berbahasa Arab.

Permasalahan Belajar Bahasa Arab
Metode pembelajaran bahasa nampaknya sangat dipengaruhi oleh pendekatan atau al madhol apa yang mendasari seseorang terhadap persepsinya tentang bahasa. Banyak sekali asumsi tentang bahasa misalnyabahasa adalah kebiasaan (al- ‘adah) dan kebiasaan membutuhkan pengulangan dan pembiasaan. Asumsi lain mengatakan bahwa bahasa adalah habit (al-malakah) sedang tulisan hanyalah symbol. Yang lain mengatakan bahasa adalah apa yang diucapkan dan bukan apa yang seharusnya diucapkan. Masih banyak lagi asumsi-asumsi lain
menyangkut bahasa yang dari asumsi itu melahirkan cara baik cara belajar maupun cara mengajar. Dari sini para pakar mengatakan bahwa pendekatan adalah sejumlah asumsi tentang bahasa. Dengan ungkapan yang sederhana dapat dikatakan bahwa bila asumsi orang tentang bahasa adalah lisan maka ia akan mengajarkan bagaimana keterampilan berbahasa harus dicapai dan materi apa yang sesuai untuk mencapai tujuan itu. Sebaliknya bila asumsi orang tentang bahasa adalah yang tertulis atau tulisan, maka yang akan diajarkan adalah
bagaimana memahami yang ditulis.
Berbagai problem tersebut antara lain:1) Mengapa belajar bahasa Arab
membutuhkan waktu yang relatif lebih lama. Bukti konkritnya: siswa belajar
bahasa Arab di SD selama 3 tahun (mulai kelas 4 sampai kelas 6); kemudian
dilanjutkan ditingkat MTs selama 3 tahun; dilanjutkan di tingkan MA selama 3
tahun dan di dalam perguruan tinggi selama 4 tahun. sehingga kurun waktu
untuk belajar bahasa Arab kurang lebih 13 tahun, tetapi hasil survei menyatakan
masih banyak siswa yang belum mahir berbicara dalam bahasa Arab, sulit
memahami teks-teks Arab dan kesulitan untuk menulis dalam tarkib Arab.
Mengapa ini terjadi? Pasti di dalamnya terdapat berbagai kendala
penghambatnya; 2) Mengapa motivasi siswa sangat rendah dalam belajar bahasa
Arab? Mengapa? Apakah bahasa Arab adalah bahasa yang rumit dan sulit
dicerna? atau metodenya monoton, atau kurang inovasi dari guru dalam
mengemas pelajaran bahasa Arab menjadi menarik dan menyenangkan; 3) Bukubuku paket bahasa Arab terkesan sulit dan padat dengan materi. Serta isi buku
terkadang tidak relevan dengan realitas siswa yang ada, sehingga hal ini
menyebabkan siswa belajar bahasa arab kurang termotifasi; 4) Media bahasa
Arab sangat terbatas. karena itu, dibutuhkan guru yang kreatif untuk
menemukan dan membuat media pembelajaran bahasa Arab yang menarik.
Sebab, peranan media sangat penting dalam mentransfer pengetahuan bahasa
kepada siswa. Di toko-toko tidak dijual media-media bahasa Arab yang
membahas tentang materi hiwar dalam kondisi tertentu. Kalaupun ada, itu pun
untuk kalangan terbatas, film-film dan kartu-kartu bahasa Arab, poster-poster
Arab, buku-buku cerita dalam bahasa Arab. Jika dibandingkan dengan bahasa
Inggris, kita akan banyak menjumpai media pembelajaran bahasa Inggris di
setiap toko-toko besar. Kapan media-media bahasa Arab tersedia di setiap toko?;
5). Di sebagian sekolah, tenaga pengajarnya bukan dari jurusan bahasa Arab
(tidak memiliki keterampilan bahasa Arab yang memadai). ada guru yang mahir
keterampilan bahasanya, tetapi keterampilan mengelola kelasnya kurang (bukan
guru profesional) dan kalau ada guru yang profesionalnya tinggi, tetapi tidak
diimbangi dengan kompetensi kemahiran berbahasa yang baik. Ini juga akan
menentukan hasil pembelajaran bahasa Arab. Alangkah baiknya, jika terhadap
guru yang memiliki keterampilan bahasa (istima’, kalam, qiraah, dan kitabah) dan
dia juga memiliki kompetensi dalam memanajemen kelas dengan piawai memilih
metode, teknik, media, materi, dan mengetahui kondisi, motivasi, dan kemampuan siswa-siswanya, sehingga dia dapat benar-benar dapat menyajikan pembelajaran bahasa Arab yang menyenangkan dan siswa dapat meningkatkan kompetensi bahasanya; 6) Waktu dan jam pembelajaran di sekolah hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu. Waktu yang terbatas membuat pembelajaran bahasa Arab semakin lama tercapai. Karena itu perlu ada jam tambahan (ekstra) untuk menambah jam belajar bahasa Arab; 7) Kurangnya faktor pendukung bagi perolehan bahasa Arab bagi siswa. Siswa jarang mendengarkan ungkapanungkapan arab, berbicara arab, membaca teks arab, dan menulis kalimat-kalimat
arabiyah. Intinya faktor pendukung pembelajaran bahasa Arab adalah adanya lingkungan bahasa Arab. Jika ada lingkungan bahasa Arab, maka bahasa Arab dengan sendirinya terserap oleh siswa-siswa untuk kemudian diterapkan dalam komunikasi sehari-hari.

Teknologi Pembelajaran
Kata teknologi sering menggambarkan penemuan dan alat yang menggunakan prinsip dan proses penemuan saintifik yang baru ditemukan. Meskipun demikian, penemuan yang sangat lama seperti roda juga disebut sebuah teknologi.
Definisi lainnya (digunakan dalam ekonomi) adalah teknologi dilihat dari status pengetahuan kita yang sekarang dalam bagaimana menggabungkan sumber daya untuk memproduksi produk yang diinginkan (dan pengetahuan kita tentang apa yang bisa diproduksi). Oleh karena itu, kita dapat melihat perubahan teknologi pada saat pengetahuan teknik kita meningkat.
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedi bebas menjelaskan
tentang teknologi sebagai berikut: Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk
menyediakan barang-barang yang diperlukan bagi kelangsungan dan
kenyamanan hidup manusia.Pada pertengahan abad ke-20, manusia telah
mencapai kecukupan teknologi untuk kali pertama meninggalkan atmosfer Bumi
dan menjelajahi ruang angkasa.Penggunaan teknologi oleh manusia diawali
dengan pengubahan sumber daya alam menjadi alat-alat sederhana. Penemuan
prasejarah tentang kemampuan mengendalikan api telah menaikkan ketersediaan
sumber-sumber pangan, sedangkan penciptaan roda telah membantu manusia
dalam beperjalanan dan mengendalikan lingkungan mereka. Perkembangan
teknologi terbaru, termasuk di antaranya mesin cetak, telepon, dan Internet,
telah memperkecil hambatan fisik terhadap komunikasi dan memungkinkan
manusia untuk berinteraksi secara bebas dalam skala global. Tetapi, tidak semua
teknologi digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat telah berlangsung sepanjang sejarah, dari pentungan sampai senjata nuklir.
Teknologi telah memengaruhi masyarakat dan sekelilingnya dalam
banyak cara. Di banyak kelompok masyarakat, teknologi telah membantu
memperbaiki ekonomi (termasuk ekonomi global masa kini) dan telah
memungkinkan bertambahnya kaum senggang. Banyak proses teknologi
menghasilkan produk sampingan yang tidak dikehendaki, yang disebut
pencemar, dan menguras sumber daya alam, merugikan dan merusak Bumi dan
lingkungannya. Berbagai macam penerapan teknologi telah memengaruhi nilai
suatu masyarakat dan teknologi baru seringkali mencuatkan pertanyaanpertanyaan etika baru. Sebagai contoh, meluasnya gagasan tentang efisiensi dalam konteks produktivitas manusia, suatu istilah yang pada awalnyanya hanya menyangkut permesinan, contoh lainnya adalah tantangan norma-norma tradisionalbahwa keadaan ini membahayakan lingkungan dan mengucilkan manusia; penyokong paham-paham seperti transhumanisme dan teknoprogresivisme memandang proses teknologi yang berkelanjutan sebagai hal yang
menguntungkan bagi masyarakat dan kondisi manusia. Tentu saja, paling sedikit
hingga saat ini, diyakini bahwa pengembangan teknologi hanya terbatas bagi
umat manusia, tetapi kajian-kajian ilmiah terbaru mengisyaratkan bahwa primata
lainnya dan komunitas lumba-lumba tertentu telah mengembangkan alat-alat
sederhana dan belajar untuk mewariskan pengetahuan mereka kepada keturunan mereka.
Teknologi pendidikan adalah kajian dan praktik untuk membantu proses
belajar dan meningkatkan kinerja dengan membuat, menggunakan, dan
mengelola proses dan sumber teknologi yang memadai.
Istilah teknologi
pendidikan sering dihubungkan dengan teori belajar dan pembelajaran. Bila teori
belajar dan pembelajaran mencakup proses dan sistem dalam belajar dan
pembelajaran, teknologi pendidikan mencakup sistem lain yang digunakan dalam
proses mengembangkan kemampuan manusia.
Definisi “teknologi pendidikan” yang dijumpai dalam situs
(http://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pendidikan) menjelaskan definisinya
sebagai berikut; 1) Systematic way of designing, implementing, and evaluating the total
process of learning and teaching in terms of specific objectives, based on research in human
learning and communication and employing a combination of human and non human resources
to bring about more effective instruction (Commission on Instructional Technology, 1970); 2)
Educational technology is a field involved in the facilitation of human learning through the
systematic identification, development, organization and utilization of full range of learning
resources and through the management of these process (AECT, 1972); 3) Instructional
technology is the research in and application of behavioral science and learning theories and the use of a systems approach to analyze, design, develop, implement, evaluate and manage the use of technology to assist in the solving of learning or performance problems. The term
instructional technology is often used interchangeably with the term educational technology, but instructional technology often has more emphasis on the scientific and systems approach of instructional problem solving while educational technology focuses more on the craft or art of using technology to support learning; 4) a Systematic way of designing, implementing and
evaluating the total process of learning and teaching in terms of specific objectives, based on
research in human learning and communication and employing a combination of human and
non-human resources to bring about more effective instruction” (U.S. Commission on Instructional Technology definition); 5) Educational technology is the study and ethical practice of facilitating learning and improving performance by creating, using, and managing
appropriate technological processes and resources (AECT, 2004).
Berdasarkan definisi-definisi di atas menurut Ir. Lilik Gani HA,
M.Sc.Ph.D dapat disimpulkan bahwa10: 1) Teknologi pendidikan/teknologi
pembelajaran adalah suatu disiplin/bidang (field of study); 2) Tujuan utama
teknologi pembelajaran adalah (1) untuk memecahkan masalah belajar atau
memfasilitasi pembelajaran; dan (2) untuk meningkatkan kinerja; 3) Teknologi
pendidikan/pembelajaran menggunakan pendekatan system (pendekatan yang
holistic/komprehensif, bukan pendekatan yang bersifat parsial); 4) Kawasan
teknologi pendidikan dapat meliputi kegiatan analisis, desain, pengembangan,
pemanfaatan,pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun
sumber-sumber belajar; 5) Yang dimaksud dengan teknologi dalam teknologi
pendidikan adalah teknologi dalam arti luas, bukan hanya teknologi fisik
(hardtech), tapi juga teknologi lunak (softtech); 6) Teknologi pendidikan adalah
proses kompleks yang terintegrasi meliputi orang, prosedur, gagasan, sarana dan
organisasi untuk menganalisis masalah dan merancang, melaksanakan, menilai
dan mengelola pemecahan masalah dalam segala aspek belajar manusia.
Seperti yang dijelaskan di atas bahwa kawasan teknologi pendidikan
dapat meliputi kegiatan analisis, desain, pengembangan, pemanfaatan,
pengelolaan, implementasi dan evaluasi baik proses-proses maupun sumbersumber belajar. Tujuan teknologi dalam pembelajaran adalah untuk
memanfaatkan teknologi dalam dunia pendidikan khusunya untuk teknologi
informasi dan komunikasi. Dijelaskan oleh Jamal dalam bukunya “Tips Efektif
Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Dunia Pndidikan” bahwa pembelajaran yang didukung oleh tekologi ini setidaknya akan berjalan efektif
dengan:11 1) Mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memecahkan
permasalahan – permasalahan dalam kehidupan nyata (kontekstual) sehingga
pendidikan menjadi relevan dan responsive terhadap tuntutan kehidupan nyata
sehari-hari. Implikasinya kurikulum menjadi lebih menarik dan dapat
merangsang minat atau motivasi peserta didik karena dapat dengan mudah
menerapkan pengetahuannya dalam kehidupan nyata sehari-hari; 2)
Menumbuhkan pemikiran reflektif; serta 3) Membantu perkembangan dan
keterlibatan aktif dari peserta didik dalam proses belajar.

PeneraPan Teknologi dalam Pembelajaran Bahasa Arab
Dari beberapa permasalahan di atas dapat disimpulkan bahwa beberapa
factor pembelajaran yang dilibatkan adalah: pengaturan materi untuk tiap jenjang
(manajerial), motivasi peserta didik, pendekatan kontekstual, media
pembelajaran, peningkatan kompetensi guru, efektivitas waktu pembelajaran,
dan komunitas bahasa. Peran teknologi dapat mengambil fungsi-fungsi sebagai
faktor-faktor pembelajaran.

Internet
Penggunaan internet dan web tidak hanya dapat memberikan kontribusi
yang positip terhadap kegiatan akademik mahasiswa tapi juga bagi
dosen.Internet dan web dapat memberi kemungkinan bagi dosen untuk
menggali informasi dan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah yang menjadi
bidang kemampuannya. Melalui penggunaan internet dan web, dosen akan selalu
siap mengajarkan ilmu pengetahuan yang mutakhir kepada mahasiswa. Hal ini
tentu saja menuntut kemampuan dosen itu sendiri untuk selalu giat mengakses
website dalam bidang yang menjadi keahliannya. Hal ini sejalan dengan definisi
Pannen (2003) mengenai media dan teknologi pembelajaran di perguruan tinggi
dalam arti luas yang mencakup perangkat keras (hardware), perangkat lunak
(software), dan sumberdaya manusia (human ware) yang dapat digunakan untuk
memperkaya pengalaman belajar mahasiswa.
Penggunaan Internet untuk keperluan pendidikan yang semakin meluas
terutama di negara-negara maju, merupakan fakta yang menunjukkan bahwa
dengan media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar
mengajar yang lebih efektif. Hal itu terjadi karena dengan sifat dan karakteristik
Internet yang cukup khas, sehingga diharapkan bisa digunakan sebagai media pembelajaran sebagaimana media lain telah dipergunakan sebelumnya seperti radio, televisi, CD-ROM Interkatif dan lain-lain. Melalui internet, pembelajar dapat mengadakan kontak langsung dengan penutur asli, berpartisipasi dalam suatu forum diskusi, dan sebagainya. Interaksi
antara dosen dan mahasiswa, misalnya penugasan dan pengerjaan tugas pun dapat dilakukan melalui internet. Disamping itu juga pemanfaatan program power-point digunakan untuk mengembangkan keterampilan wicara siswa/mahasiswa. Dalam hal ini, siswa/mahasiswa diberi tugas untuk menguraikan topik tertentu yang diminati selama beberapa menit dengan
dukungan power-point. Situs-situs yang berhubungan dengan bahasa Arab dan pendidikan Islam banyak disajikan di internet, baik yang menyajikan tentang tauhid, tasawuf,
sejarah Islam, akidah-akhlak, dan bidang-bidang lainnya.Juga di internet sangat
membantu penguasaan kemahiran berbahasa Arab. Karena situs-situs tersebut
menyajikan berbagai data dan informasi masa lalu, terkini dan akan datang
mengenai dunia Arab, dunia antar bangsa dan berbagai bidang-bidang kajian
bahasa Arab dan Islam.
Situs-situs untuk bidang keislaman antara lain www.pesantren-online.com,
atau www.google.com dengan mengetik apa yang diinginkan. Sedangkan situs-situs
utama Arab adalah seperti www.arabic.com, www.raddadi.com, www.arabia.com,
www.alsaha.com, www.senbad.net dan lain sebagainya. Kalau dilihat dari situs
www.raddadi.com sebagai contoh, maka terlihat berbagai macam bidang yang ada
dalam situs tersebut. Antara lain bidang-bidang yang diberikan adalah sebagai
berikut: situs kesehatan, situs Islam, situs media massa, situs pekerjaan, situs
sastra, situs komputer dan lain sebagainya.

CD Interaktif
Satu lagi perkembangan yang begitu pesat dan semakin modern makin
mempermudah bagi seorang pendidik untuk memanfaatkan berbagai macam
media yang ada, diantaranya adalah CD (compact disk) interaktif.
VCD juga merupakan media pengajaran bahasa yang cukup efektif
digunakan. Alat ini mirip dengan tip recorder hanya lebih lengkap. Tip recorder
hanya didengar, sementara VCD didengar dan dilihat. Saat ini telah banyak
program-program pengajaran bahasa Arab yang dikemas dalam bentuk CD,
namun untuk mengoperasikannya tidak cukup dengan VCD tetapi dengan
komputer yang dilengkapi dengan multimedia. Dalam konteks pengajaran ALA,
telah banyak program pengajaran ALA yang dikemas dalam bentuk CD,
misalnya: Alif-Ba-Ta, Al-Qamus al-mushowwar li As-Shigar, BustanAr-Raudloh, Juha
1-2, Jism al-Insan, Hadiqah al-Arqam, Masrahiyah al-Huruf al-Arabiyah, Ta’lim al- Lughah al-Arabiyah, ‘Alam al-Tajarub li as-Sigar, Jazirah al-Barka:n, dan Mausuah alMusabaqahwaal-Algha:z serta masih banyak lagi.
Satelit/Parabola
Satelit juga memberi kemudahan bagi para pendidik dalam mengajarkan
bahasa Arab yakni dalam pengayaan kosa kata dan pengenalan budaya. Dengan
piringan parabola, motor penggerak dan Digital Satellite Receiver, kita dapat
menikmati siaran TV Arab, yaitu Saudi Arabia, Mesir, Yaman, Palestina, Abi
Dhabi secara langsung. Satelit ini lebih banyak dimanfaatkan untuk keterampilan
menyimak (maharatul istima’).

Arabic E-learning
Istilah e-learning mengandung pengertian yang sangat luas, sehingga
banyak pakar yang menguraikan tentang definisi e-learning dari berbagai sudut
pandang. Salah satu definisi yang cukup dapat diterima banyak pihak misalnya
dari Darin E. Hartley [Hartley, 2001] yang menyatakan: e-learning merupakan
suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
siswa dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan
komputer lain. LearnFrame.Com dalam Glossary of e-Learning Terms [Glossary, 2001] menyatakan suatu definisi yang lebih luas bahwa: e-learning adalah sistem
pendidikan yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar
mengajar dengan media internet, jaringan komputer, maupun komputer
standalone.
Matthew Comer hero dalam E-Learning Concepts and Techniques [Bloomsburg,
2006] mendefinisikan: E-learning adalah sarana pendidikan yang mencakup
motivasi diri sendiri, komunikasi, efisiensi, dan teknologi. Karena ada
keterbatasan dalam interaksi sosial, siswa harus menjaga diri mereka tetap
termotivasi.E-learning efisien karena mengeliminasi jarak dan arus pulang-pergi.
Jarak dieliminasi karena isi dari e-learning didesain dengan media yang dapat
diakses dari terminal komputer yang memiliki peralatan yang sesuai dan sarana
teknologi lainnya yang dapat mengakses jaringan atau Internet.
“منظومة تعليمية لتقدمي الربامج التعليمية او التدريبية للمتعلمني او املتدربني يف أي
وقت ويف أي مكان باستخدام تقنيات املعلومات واالتصاالت التفاعلية مثل:
اإلنرتنت، اإلذاعة، القنوات احمللية او الفضائية للتلفاز، األقراص املمغنطة، التلفزيون،
الربيد اإللكرتوين، أجهزة احلاسوب، املؤمترات عن بعد..( لتوفري بيئة تعليمية/تعلمية
Rahmat Iswanto: Pembelajaran Bahasa Arab Dengan Pemanfaatan Teknologi | 151
تفاعلية متعددة املصادر بطريقة متزامنة يف الفصل الدراسي أو غري متزامنة عن بعد
دون االلتزام مبكان حمدد اعتمادا على التعلم الذايت والتفاعل بني املتعلم واملعلم”.
Dari definisi-definisi yang muncul dapat kita simpulkan bahwa sistem
atau konsep pendidikan yang memanfaatkan teknologi informasi dalam proses
belajar mengajar dapat disebut sebagai suatu e-learning. Sekarang ini, keberadaan
e-learning semakin banyak bak jamur di musim hujan, terutama di situs
perguruan tinggi. Seperti UI, UGM, UM, UPI, UNHAS, dan masih banyak lagi.

Penutup

Berbagai bentuk teknologi yang dapat digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah Internet dan web, CD Interaktif, Satelit/Parabola, Arabic Elearning,
Internet dan web dapat memberi kemungkinan bagi dosen untuk menggali informasi dan ilmu pengetahuan dalam mata kuliah yang menjadi bidang kemampuannya; media ini memang dimungkinkan diselenggarakannya proses belajar mengajar yang lebih efektif; melalui internet, pembelajar dapat mengadakan kontak langsung dengan penutur asli, berpartisipasi dalam suatu forum diskusi, dan sebagainya; interaksi antara dosen dan mahasiswa, misalnya penugasan dan pengerjaan tugas pun dapat dilakukan melalui internet; situs-situs yang berhubungan dengan bahasa Arab dan pendidikan Islam banyak disajikan
di internet.
CD Interaktif yang terkait dengan program pengajaran bahasa Arab
dikemas dalam bentuk CD, misalnya: Alif-Ba-Ta, Al-Qamus al-mushowwar li AsShigar, Bustan Ar-Raudloh, Juha 1-2, Jism al-Insan, Hadiqah al-Arqam, Masrahiyah alHuruf al-Arabiyah, Ta’lim al-Lughah al-Arabiyah, ‘Alam al-Tajarub li as-Sigar, Jazirah
al-Barka:n, dan Mausuah al-Musabaqah wa al-AlghaI.
Satelit/Parabola memungkinkan kita dapat menikmati siaran TV Arab,
yaitu Saudi Arabia, Mesir, Yaman, Palestina, Abi Dhabi secara langsung.
Arabic E-learning memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke siswa
dengan menggunakan media Internet, Intranet atau media jaringan komputer
lain.
Kesimpulan dari pembahasan tentang penerapan teknologi dalam
pembelajan bahasa Arab yaitu teknologi dapat berperan dalam keselarasan dan
keberlanjutan pembelajaran bahasa Arab dari tingkat dasar hingga tingkat
menengah atas, teknologi dapat membuat peserta didik akan semakin tertarik
mempelajari bahasa Arab, teknologi dapat menciptakan realisasi dan relevansi
dengan apa yang dirasakan peserta didik, teknologi dapat menciptakan mediamedia pembelajaran bahasa Arab yang lebih bervariasi yang selama ini masih
terasa kurang, teknologi dapat meningkatkan kemampuan atau kompetensi guru
dalam mengajar bahasa Arab, teknologi mampu memanfaatkan alokasi waktu
untuk pembelajaran bahasa Arab, teknologi mampu menciptakan lingkungan
berbahasa Arab.

Daftar Kepustakaan
Ahsanuddin, Mohammad, Pemanfaatan CD Interaktif Untuk Pembelajaran Bahasa
Arab Untuk Anak (ALA).Makalah, 2004
—————-, Pemanfaatan Internet Dalam Pembelajaran Bahasa Arab. Dalam:
Al-Arabi, III (I): 1-13. 2005
Mustofa, Bisri, dan Hamid, H.M. Abdul, Metode dan Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab, UIN Press, Malang, 2012
Asmani, Jamal Ma’mur, Tips Efektif Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi
dalam Dunia Pndidikan, DIVA Press, Yogyakarta, 2011
Kholidah, Lilik Nur, Dampak Globalisasi Terhadap Tugas Dan Tanggungjawab
Kependidikan, Makalah, 2001
Gani, Lilik, Peran Teknologi Pendidikan dalam Meningkatkan Akses, Mutu dan
Relevansi Pendidikan di Indonesia, Bandung. Disampaikan pada Seminar
Nasional dan Kolokium Teknologi Pendidikan di Bandung (04-05
Desember 2008
Richey, R.C, Reflections on the 2008 AECT Definitions of the Field. TechTrends,
2008
Sudirman, Siahaan, Tips bagi Guru dalam Memanfaatkan Media Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) untuk Pembelajaran. (on-line), (www.e-dukasi.net) 2008
Kees, Versteegh, The Arabic Language, hlm. 33. Edinburgh University Press, 1997

Jurnal ke 2

KONSEP NADZARIYYAH ALWIHDAH
DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Jabal Nur
Fakultas Syariah IAIN Kendari
Email: jabalnur72@yahoo.com

Abstrak

Tulisan ini memuat tentang “ Konsep Nadzariyyah al-Wihdah Dalam Pembelajaran Bahasa Arab ”. Nadzariyyah al-wihdah adalah konsep pembelajaran bahasa arab yang mengharuskan
empat kemahiran diajarkan sekaligus dalam satu kali pertemuan, satu guru, satu kurikulum dengan alokasi waktu yang sama. Nadzariyyah al-Wihdah memiliki kelebihan-kelebihan dari
sisi psikologis (al-asās al-nafsi), pedagogis (al-asās al-tarbawi) dan linguistik (al-asās al-lughawi), tetapi juga memiliki beberapa kekurangan. Dalam tulisan ini juga dikemukakan
ilustrasi yang sederhana penerapan konsep Nadzariyyah alwihdah dalam pembelajaran bahasa arab.

Kata Kunci: Nadzariyyah al-wihdah, pembelajaran bahasa arab.

A. PENDAHULUAN
Pembelajaran bahasa Arab secara historis telah ada sejak masa
khulāfā al-rāsyidīn yaitu pada masa khalifah Umar bin Khatab yang
dilaksanakan dengan sistem halaqah pada lembaga pendidikan yang dikenal
dengan nama kuttab. Halaqah adalah suatu bentuk pembelajaran yang
dilaksanakan dalam bentuk lingkaran, yang dipandu oleh seorang guru
(syekh), yang duduk melantai bersama peserta didiknya dalam rangka
mengajarkan dan menelaah ilmu pengetahuan baik ilmu agama maupun
yang bersifat non-agamis. Pada masa ini, tuntutan untuk belajar bahasa Arab
sudah mulai tampak, orang yang baru masuk Islam yang berasal dari daerah
yang ditaklukkan harus belajar bahasa Arab jika ingin belajar dan memahami pengetahuan Islam Juwairiyah Dahlan mengemukakan bahwa pembelajaran bahasa Arab bertujuan di antaranya agar peserta didik dapat menguasai bahasa Arab sebagaimana penutur aslinya atau paling tidak mendekati keadaan, menumbuhkan kemampuan peserta didik agar dapat memahami bahasa Arab pada saat mendengarkannya, dapat mengucapkan bahasa Arab dengan benar dan tepat, dapat membaca tulisan-tulisan Arab disertai dengan
pengertian yang jelas, serta dapat menulis bahasa Arab dengan cermat dan lancar.
Selain itu bertujuan agar peserta didik dapat mengetahui karakteristik bahasa Arab dan dapat membedakannya dari bahasa-bahasa lain, baik pada aspek bunyi, kosa kata, struktur, dan sebagainya serta dapat mengenal kebudayaan bangsa Arab, karakternya, lingkungan mereka hidup, dan interaksi sosialnya.
Teori pembelajaran bahasa Arab ada dua yaitu Nadzariyyah alWihdah (الوحـدة نظریة (dan Nadzariyyah al-Furu’ ( الفروع نظریة ( yang
memberikan corak dominan di tanah air dan diakui kontribusinya dalam memahamkan pembelajar terhadap bahasa Arab. Kedua teori ini diterapkan pada jenjang pendidikan dasar, menegah dan perguruan tinggi. Nadzariyyah al-Furū’ ( الفروع نظـریة (atau dikenal dengan teori
cabang adalah teori yang menganut pemisahan materi dalam pembelajaran bahasa Arab. Teori ini membagi pelajaran bahasa Arab menjadi beberapa mata pelajaran, misalnya, Qawāid ( قواعـد ,(Insya’ ( إنشاء ,(Muthāla’ah ( مطالعـة (dan Muhādatsah ( محادثة .(Setiap mata pelajaran memilik kurikulum, silabus, jam pertemuan, buku, evaluasi dan nilai hasil belajar sendiri-sendiri. Nadzariyyah al-Furū’ ( الفروع نظریة (memiliki kelebihan, yaitu: alokasi waktu pembelajaran terbagi sesuai dengan porsinya, setiap cabang memiliki kurikulu sendiri, setiap cabang memiliki buku daras sendiri, dan guru memberikan nilai akhir kepada pembelajar sesuai dengan tujuan pelajaran yang bersangkutan.
Nadzariyyah al-Furu’ ( الفروع نظریة (juga memiliki kelemahan,
yaitu: sistem ini mencabik-cabik keutuhan bahasa dan menghilangkan watak
alamiahnya. Pengetahuan dan pengalaman kebahasaan pembelajar
terpotong-potong, sehingga pembelajar tidak mampu menggunakannya
dengan baik dan benar dalam kehidupan nyata. Di sisi lain, juga menyebabkan ketidakseimbangan antar berbagai unsur bahasa dan keterampilan berbahasa, baik pada proses pembelajaran maupun output dan hasilnya.
Sedangkan Nadzariyyah al-Wihdah ( الوحـدة نظریة ( teori kesatuan adalah teori yang memandang bahwa bahasa Arab adalah satu kesatuan yang utuh, saling berhubungan, saling menguatkan dan saling berkaitan, bukan cabang-cabang yang bediri sendiri dan terpisah satu sama lain. Oleh karena itu, hanya ada satu mata pelajaran, satu jam pertemuan, satu buku, satu evaluasi dan satu nilai hasil belajar.
Nadzariyyah al-Wihdah ( الوحـدة نظریة (teori kesatuan memiliki
beberapa kelebihan, yaitu: dipandang dari sudut psikologi, teori kesatuan ini
sesuai dengan tabiat atau cara kerja otak dalam memandang sesuatu, yaitu
dari global ke bagian-bagian. Variasi bahan dan variasi teknik penyajiannya
menghindarkan siswa dari kejenuhan, fokus kepada satu situasi, tapi dengan
peninjauan berulang dari berbagai segi memperkuat pemahaman siswa
terhadap materi pelajaran. Dipandang dari sudut teori kebahasaan, teori
kesatuan ini sejalan dengan tabiat bahasa sebagai sebuah sistem dan sesuai
dengan realitas penggunaan bahasa yang memadukan berbagai unsur dan
keterampilan berbahasa secara utuh. Dipandang dari sudut kependidikan,
teori kesatuan menjamin terwujudnya pertumbuhan kemampuan berbahasa
secara seimbang karena semuanya ditangani dalam satu situasi dan kondisi
yang sama, tidak dpengaruhi oleh keberagaman materi pelajaran.
Pembelajaran bahasa Arab dengan sistem Nadzariyyah al-Wihdah
( الوحدة نظریة (adalah pembelajaran yang bertujuan untuk memiliki empat
kemahiran, yaitu : kemahiran menyimak/mendengar ( إستماع ,(kemahiran
berbicara ( كلام ,(kemahiran membaca ( قراءة ,( dan kemahiran menulis.( كتابـة )
Tulisan ini memuat konsep aplikasi Nadzariyyah al-Wihdah dalam pembelajaran bahasa arab yang meliputi deskripsi Nadzariyyah al-Wihdah, kelebihan dan kelemahan Nadzariyah al-Wihdah serta konsep/ilustrasi Nadzariyah al-Wihdah dalam pembelajaran bahasa arab.

B. DESKRIPSI NADZARIYYAH AL-WIHDAH (PANDANGAN
BEBERAPA PAKAR BAHASA ASING)
Nadzariyyah al-wihdah adalah salah satu teori yang dianut dalam penyajian materi pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa Asing di Indonesia di samping Nadzariyyah al-furū‘. Istilah nadzariyyah al-wihdah secara etimologi berasal dari dua kata, yaitu نظـریة dan الوحـدة .Kata نظـریة berasal dari kata نظـر, bentuk masdar نظـرyang berarti memandang atau melihat. Menurut Ibn Manzūr النظـر berarti suatu konsep atau teori tentang
sesuatu yang dijadikan penilaian atau ukuran. Abd al-‘Alīm Ibrāhīm mengemukakan bahwa: nadzariyyah alwihdah dalam pembelajaran adalah teori yang memandang bahasa itu
sebagai satu kesatuan yang saling terkait, tidak terbagi-bagi sebagai cabangcabang yang berbeda. Untuk mengaplikasikan teori ini dalam pembelajaran, diambil suatu tema atau naskah sebagai materi pokok yang mengandung semua aspek pembelajaran bahasa, yaitu aspek qirā’ah, ta‘bīr, tazawwuq, hifz, imlā’, dan latihan-latihan.
Pendapat yang dikemukakan oleh Abd al-Alim Ibrahim di atas dapat
dimaknai bahwa pembelajaran bahasa Arab harus tematik, artinya dalam
satu pokok bahasan hanya satu tema tetapi dalam proses pembelajarannya memenuhi empat kemahiran yang hendak dicapai dalam satu kali pertemuan yaitu kemahiran menyimak (istimā’), berbicara (kalām), membaca (qirā’ah), dan menulis (kitābah).
Senada dengan Mahmūd ‘Ali al-Samān, memberi pengertian nadzariyyah al-wihdah sebagai teori yang menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Arab adalah satu kesatuan yang saling terkait, tidak terbagi ke dalam beberapa cabang yang terpisah yang memiliki buku dan jam pelajaran khusus yang diajarkan pada jam pelajaran khusus, hanya diambil suatu tema
atau naskah apa saja sebagai materi pokok yang mengandung semua cabang pembelajaran bahasa dalam satu waktu.
Nadzariyyah al-wihdah adalah suatu teori dalam pembelajaran
bahasa Arab yang memandang bahasa Arab itu sebagai satu kesatuan yang
saling terkait, tidak bercabang, tidak terpisah antara satu dengan yang lain,
tidak ada buku khsusus dan jadwal tersendiri. Dalam mengaplikasikannya
materi diambil dari suatu tema atau naskah sebagai materi pokok yang
mengandung semua aspek pembelajaran bahasa Arab, yaitu aspek qirā’ah
,( إملاء ) ‘imlā ), حفـظ ) hifz ), تـذوق ) tazawwuq ), تعبـیر ) bīr’ta ), قراءة )
latihan-latihan, dan lain-lain.
Pembelajaran dengan menggunakan nadzariyyah al-wihdah dalam
pembelajaran bahasa Arab, materinya diajarkan secara terpadu yang
mencakup berbagai aspek bahasa yang saling berkaitan, sehingga tercermin
bahwa bahasa sebenarnya merupakan suatu sistem yang dapat dikuasai
hanya melalui pembinaan terhadap suatu tema. Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran bahasa Arab dengan teori kesatuan ( الوحدة نظریة (
semua aspek pembelajaran diintegrasikan menjadi satu kesatuan yang tidak
terpisahkan sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat
tercapai dengan melalui tema-tema pembelajaran. Pelaksanaan teori ini
biasanya diterapkan pada tingkat dasar sampai menengah, dengan
pertimbangan bahwa teori ini cocok diterapkan bagi pemula yang ingin
belajar bahasa Arab.
Pendapat mengenai penerapan nadzariyyah al-wihdah cocok
diterapakan bagi pemula belajar bahasa arab atau pada tingkat dasar sampai
menengah memang benar. Tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa
ditingkat mahasiswa juga bisa diterapkan nadzariyyah al-wihdah.
Pertimbangannya adalah mahasiswa yang menimba ilmu di institusi agama
seperti IAIN tidak semuanya berasal dari pondok pesantren, madrasah aliyah atau sekolah yang bercirikan agama, tetapi sebagian mahasiswa yang menimba ilmu di IAIN berlatar belakang pendidikan umum yang belum mengenal bahasa arab.
Nadzariyyah al-wihdah semakna dengan all- in – one- system dalam
pembelajaran bahasa Inggris. Ahmad Izzan mengemukakan all- in – onesystem atau integrated system ini bertujuan untuk menunjukkan kedudukan
bahasa Inggris dalam proporsi yang sebenarnya. Karena pendekatan ini
menghendaki pengajaran bahasa Inggris sebagai sebuah sistem, materimateri pelajaran bahasa Inggris tidak diajarkan secara terpisah, tetapi ia harus diajarkan dalam materi pelajaran yang saling terkait yang mencakup berbagai subsistem bahasa Inggris. Berdasarkan sistem baru tercermin bahwa bahasa Inggris sebenarnya sebuah sistem yang dapat dikuasai melalui  pembinaan semua subsistem yang ada. Pelaksanaan pengajaran all- in – one- system ini diterapkan mulai di tingkat dasar dan menengah. Selanjutnya Ahmad Izzan all- in – one- system ini tidak lagi menekankan pengajaran pada pengetahuan bahasa, tetapi lebih menekankan pada kemampuan berbahasa , baik lisan maupun tulisan terutama untuk
tingkat dasar dan menengah, sedangkan untuk tingkat lanjutan, selain pada pengembangan dan peningkatan kualitas kemampuan yang diperoleh di tingkat sebelumnya, juga mulai disajikan pengetahuan teoritis tentang bahasa. Tujuan pengembangan tentang teoritis ini adalah untuk meningkatkan kemampuan yang lebih tinggi yang dengan itu pelajar mampu
memahami berbagai hazanah berbahasa Inggris baik klasik maupun modern.

 Nadzariyyah al-wihdah memiliki beberapa karakteristik yaitu:
1. Semua unit bersumber pada satu silabus dan buku bahasa Arab
2. Semua unit diajarkan dalam alokasi waktu yang sama sebagai waktu
pembelajaran bahasa Arab.
3. Semua unit diajarkan oleh guru yang sama sebagai guru bahasa arab.
4. Dalam hal penilaian, guru memberikan nilai akhir tidak untuk setiap
unit, melainkan nilai bahasa Arab sesuai dengan tujuan pembelajaran
bahasa Arab.
Target pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing adalah
menguasai empat keterampilan berbahasa (mahārāt al-lughah).
Keterampilan tersebut adalah keterampilan menyimak (mahārah alistimā’/listening skill ), berbicara (mahārah al-kalām/speaking skill ),
membaca (mahārah al-qirā’ah/reading skill ), dan menulis (mahārah alkitābah ). Keterampilan menyimak dan membaca dikategorikan ke dalam
keterampilan reseptif, yaitu keterampilan mencerna ide, pikiran, gagasan,
dan pesan dari dunia luar. Sedangkan keterampilan berbicara dan menulis
dikategorikan ke dalam keterampilan produktif, yaitu keterampilan
memberikan ide, pikiran, gagasan, dan pesan kepada dunia luar.

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN NADZARIYYAH
AL-WIHDAH
Nadzariyyah al-wihdah juga memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihannya adalah:

1. Dasar psikologis (al-asās al-nafsi), secara psikologis, sistem kesatuan
memiliki keuntungan bagi para pelajar, antara lain:
a. Selalu ada pembaruan kegiatan, karena materi-materi yang disajikan
tidak menoton, melainkan bergantian dalam bentuk kegiatankegiatan secara teratur dan bervariasi. Kondisi ini akan menjadi
motivasi bagi mereka, mengatasi kejenuhan yang mungkin mereka
rasakan.
b. Selalu ada kegiatan ulang balik pada satu tema. Hal ini jelas akan
memberikan penguatan pemahaman para pelajar. Walaupun kegiatan
pembelajaran yang diberikan oleh guru bermacam-macam, Namun
tetap semuanya kembali kepada satu tema.
c. Pemahaman kebahasaan dengan sistem kesatuan adalah pemahaman
yang bersifat analitik. Artinya pemahaman yang berangkat dari
keseluruhan kepada bagian-bagian terkecil. Kegiatan ini jelas akan
memudahkan para pelajar dalam memahami materi pelajaran, karena
pada umumnya pikiran manusia cenderung melihat gejala alam dari
keseluruhan ke bagia-bagian.

2. Dasar pedagogis (al-asās al-tarbaw³), dasar pedagogis yang
menguatkan sistem pembelajaran bahasa Arab dengan sistem integrasi
lain:
a. Bahwa memberikan pelajaran yang teratur dan berkesinambungan
adalah pengajaran yang efektif. Jika kita melihat cara kerja metodemetode pembelajaran, semuanya menuntun para guru untuk
menyampaikan materi pelajaran dengan teratur, dan saling
berhubungan satu sama lain.
b. Memberikan pelajaran secara integral akan memberikan
perkembangan kemampuanpara pelajar secara seimbang.

3. Dasar linguistik (al-asās al-lughaw³), berbahasa adalah kegiatan
integral, karena melibatkan banyak aspek baik yang berkaitan dengan
sistem bahasa secara langsung seperti kosa kata, kalimat, tata bahasa
dan sebagainya, maupun tidak langsung seperti budaya yang diusung.
Pada saat melakukan pembelajaran dengan sistem kesatuan, maka guru mengajarkan menggunakan bahasa secara integral baik lisan maupun tulis kepada para pelajar.
Adapun kekurangan pembelajaran bahasa Arab dengan sistem kesatuan (nadzariyyah al-wihdah) adalah:
1. Tidak semua guru memiliki kemampuan integral tentang kebahasaan
yang benar-benar dapat membawa para pelajar kepada kemampuan
penggunaan bahasa Arab secara utuh.
2. Guru dituntut untuk serba bisa dalam menyampaikan semua unit bahasa
yang begitu kompleks.
Unit-unit yang tercakup dalam sistem kesatuan (nadzariyyah alwihdah) yaitu:
1. Dialog (al-hiwār)
Dialog atau al-hiwār disebut juga dengan al-muhādatsah, yaitu aspek
kegiatan yang mempraktekkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata yang
dirangkai menjadi kalimat-kalimat untuk mengekspresikan pikiran
berupa ide,pendapat, keinginan, atau perasaan kepada mitra bicara.
Tujuan pembelajaran dialog (al-hiwār) adalah agar para pelajar mampu
berkomunikasi lisan secara baik dan wajar dengan bahasa yang mereka
pelajari. Secara baik dan wajar mengandung arti menyampaikan pesan
kepada orang lain dalam cara yang secara sosial dapat diterima. Untuk
mencapai tahap kepandaian berkomunikasi diperlukan aktivitas-aktivitas
latihan yang memadai.
2. Struktur (al-tarkīb)
Struktur (al-tarkīb) adalah materi tata bahasa (al-qawāid) yang diberikan
untuk membantu para pelajar dalam menyusun kalimat dengan benar.
Untuk menjalin keterkaitan antara segmen struktur (al-tarkīb) dengan
semen dialog (al-hiwār), susunan kalimat yang mereka pelajari dalam
segmen struktur (al-tarkīb) adalah kosa kata yang mereka pelajari dalam
segmen dialog (al-hiwār).
3. Membaca (al-qirā’ah)
Membaca (al-qirā’ah) adalah materi memahami bacaan atau disebut juga
sebagai fahm almaqrū’. Kegiatan membaca pada hakikatnya adalah
mengenali dan memahami isi sesuatu yang tertulis (lambang-lambang
tertulis) dengan melafalkan atau mencernanya dalam hati.13 Pada sisi lain
membaca adalah proses komunikasi antara pembaca dengan penulis
melalui teks yang ditulisnya, maka secara langsung di dalamnya ada
hubungan kognitif antara bahasa lisan dengan bahasa tulis. Sebagai aspek
kebahasaan yang berkaitan erat dengan aspek kebahasaan yang lain,
materi al-qirā’ah juga didasarkan kepada tema yang telah diajarkan pada
segmen dialog.
4. Menulis (al-kitābah)
Menulis (al-kitābah) adalah materi ekspresi dalam bentuk dalam bentuk
tulisan. Kegiatan latihan ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan atau
mengungkapkan isi pikiran, mulai dari aspek yang sederhana seperti
menulis kata-kata sampai kepada aspek yang kompleks yaitu
mengarang.
Sebagaimana materi pada aspek yang lain, materi alkitābah juga bermuara pada tema yang disajikan pada materi al-hiwār.
Dengan kegiatan al-kitābah diharapkan para pelajar memiliki
kemampuan membuat kalimat-kalimat Arab, sekaligus memantapkan
mereka dalam mengusai tema yang bersangkutan.
Penjelasan mengenai unit-unit yang terdapat dalam sistem kesatuan
(nadzariyyah al-wihdah) dapat dipahami bahwa materi pelajaran bahasa
Arab dengan sistem kesatuan senantiasa merujuk pada tema sentral
(tematik).

D. KONSEP/ILUSTRASI NADZARIYYAH AL-WIHDAH DALAM
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Berikut ini ditampilkan contoh sederhana ilustrasi pelajaran bahasa
Arab dengan sistem Nadzariyyah al-wihdah.
مكتبة الجامعة
Menyimak (al-istimā’)
Ucapkan berulang-ulang
مكتبـة – مصـلى – رف – كتب – مجلات – تحت – فوق – ھنا – ھناك – ھیابنا إلى
المكتبة – طیب – متنوعة – كتب التاریخ – كتب التفسیر – الفقھ – اللغة – أنظـر
Dialog (al-Hiwār)
یوسف : إلى أین یا یونس ؟
یونس : إلى المكتبـة
یوسف : یا یونس، أین المكتبة ؟
یونس : المكتبة ھناك
یوسف : طیب ، ھیا ندخل !
یونس : أنظـر یا یوسف، ھذه كتب متنوعـة.
یوسف : أین كتاب اللغـة ؟
یونس : كتاب اللغـة فوق كتاب التفسیر
یوسف : أین كتاب التاریخ ؟
یونس : كتاب التاریخ تحت كتب الفقـھ
یوسف : أین المجلات ؟
یونس : المجلات فى الرف الثاني. ھي بجوار كتب التاریخ.
Membaca (al-qirā’ah)
مكتبـة الجامعـة
مكتبـة الجامعـة ھناك، ھي أمام المصلى.
المكتبـة واسعـة، ھي نظیفـة. ھیا بنا إلى المكتبـة.
ھـذه كتب متنوعـة.كتب اللغـة فوق كتب التفسیـر.
وكتب التفسیـر أمام كتب التاریخ.
وكتب الفقـھ بجوار المجلات.
یقرأ یوسف كتاب القصـة. ویقـرأ علي المجلـة الإسلامیـة. وأما فاطمـة فھي تقـرأ
الجـریـدة.
Menulis (al-kitābah)
Tulislah kembali kalimat berikut:
1 .المكتبـة أمام المصـلى. …………………………………………….
2 .ھو یقـرأ كتاب القصـة. …………………………………………….
3 .ماذا بجوار المجلـة والجریـدة ؟ …………………………………….
4.كتب التفسیـر ھناك. …………………………………………………….
Susunlah Menjadi kalimat yang sempurna
1 .یوسق – المجلة – یقرأ – الإسلامیـة
2 .اللـغة – كتب – فوق – التفسـیر – كتب
3 .ھناك – المكتبـة – أمام – المصلى – ھي
4 .ھي – المكتبـة – واسعـة – نظیفـة
5 .یا – كتب – سعیـد – ھـذه – متـنوعـة
Buatlah pertanyaan yang sesuai
1 …………………………… .ھي أمام المـصلى.
2 …………………………… .المجلـة تحت الجریـدة.
3 …………………………… .إلى المكتـبة الجامعـة.
4 …………………………. .المـد رسـة ھناك15.
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat dilihat bahwa temanya adalah
tentang perpustakaan kampus. Proses pembelajarannya dimulai dari materi
menyimak. Kosa kata yang ditampilkan pada materi menyimak adalah kosa
kata yang terkait atau berhubungan dengan perpustakan. Misalnya kata
perpustakaan, rak, buku, majalah, buku sejarah, buku tafsir, fiqhi dan buku
bahasa. Semua kata-kata yang diperdengarkan dan disimak oleh pembelajar
adalah kata-kata yang hubungannya dengan perpustakaan. Pemilihan kosa
kata tersebut agar pembelajar terbiasa mendengar kosa kata yang sesuai
dengan tema. Tujuannya adalah agar pembelajar tidak kesulitan bila
mempelajari aspek kemahiran yang lain karena kosa kata yang ada di materi
berbicara (kalām), membaca (qirā’ah) dan menulis (kitābah) itu yang juga
yang ada dimateri menyimak.
Begitu pula pada materi berbicara, kosa kata yang didialogkan
adalah kosa kata yang ada hubungannya dengan perpustakaan. Karena
pembelajar sudah mempelajari pada materi menyimak bahkan pembelajar
sudah menghafal kosa katanya, maka pembelajar akan mudah mendialogkan
tema tentang perpustakaan.
Materi membaca juga menampilkan kosa kata yang berhubungan
dengan tema perpustakaan. Kosa kata yang ada dalam wacana masih terkait
dengan tema perpustakaan. Dengan demikian pembelajar akan mudah
membaca/memberi baris bahkan menerjemah wacana tentang perpustakaan.
Materi menulis juga menampilkan kosa kata yang masih ada
hubungannya dengan tema perpustakaan. Materi menulis yang biasa
diterapkan ada dua yaitu: menulis kembali kosa kata melalui menyimak dan
menyusun kata menjadi kalimat yang sempurnah. Karena kosa kata yang
akan ditulis sudah berulang-ulang mulai dari menyimak, berbicara dan
membaca, maka dengan demikian akan memudahkan bagi pembelajar
menulis sesuai dengan tema.

E. PENUTUP
Para pakar bahasa asing sepakat bahwa nadzariyyah al-wihdah/all in
one system adalah teori yang mengharuskan pembelajaran bahasa arab
dilakukan secara integral yang meliputi empat kemahiran yaitu istimā’,
muhadatsah, qirā’ah dan kitābah. Nadzariyyah al-wihdah memiliki
kelebihan dan juga kekurangan. Kelebihannya adalah materi-materi yang
disajikan tidak menoton/variatif, memberikan penguatan pemahaman
kepada para pelajar karena selalu ada pengulangan pada satu tema, pelajaran
yang disajikan berkesinambungan dan integral. Sedangkan kekurangannya
adalah tidak semua guru bahasa arab menguasai empat kemahiran secara utuh.
Konsep pembelajaran bahasa arab dengan sistem nadzariyyah alwihdah mengharuskan empat kemahiran (istimā’, muhādatsah, qirā’ah , kitabah) diajarkan satu orang guru dalam satu kali pertemuan. Konsep nadzariyyah al-wihdah cocok bagi pemula bahasa arab pada tingkat dasar
dan menengah, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa konsep nadzariyyah al-wihdah bisa juga diterapkan pada perguruan tinggi.

DAFTAR PUSTAKA
Ali al-Samān, Mahmūd, al-Taujīh fī Tadrīs al-Lugah al-‘Arabiyyah, Kairo:
Dār al-Ma‘ārif, 1983.
Dahlan, Juwairiyah, Metode Belajar Mengajar Bahasa Arab, Surabaya; AlIkhlas, 1992
Hermawan, Acep, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab, Bandung; PT
Remaja Rosdakarya, Cet. I, 2011
Ibrāhīm, Abd al-‘Alīm, al-Muwajjih al-Fannī li Mudarrisī al-Lugah al-
‘Arabiyyah, Makkah: Dār al-Ma‘ārif bi Makkah,Cet. IV, 1387 H/1968 M.
Ibnu Manzūr, Abi al-Fadal jamal al-Din bin Mukrin, Lisān al-Arab, jilid V,
Beirut: Dār Sādir, t.th…
Izzan, Ahmad, Metodologi Pembelajaran Bahasa Inggris, Bandung:
Humaniora, Cet. I, 2008
Mulu, Beti, Pembelajaran Bahasa Arab (Teori, Desain Materi, Metode dan
Media), Kendari: LPSK Quantum, Cet. I, 2011
2015 Vol. 8 No. 1, Januari-Juni Jurnal Al-Ta’dib 180

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *