ABSTRAK
Kosa kata adalah elemen yang penting dalam penguasaan bahasa Arab. Koleksi jumlah kosakata yang
terbatas akan menghambat siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa target, yakni bahasa Arab. Oleh
karena itu, guru harus memiliki strategistrategi didalam pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam
meningkatkan perbendaharaan kosakata siswa agar tujuan menguasai bahasa Arab siswa tercapai dengan
baik.
ABSTRACT
The vocabulary is an essential element in the mastery of Arabic. Collection number limited vocabulary
would hinder students to communicate in the target language, namely Arabic. Therefore, teachers must
have strategies in learning the Arabic language, especially in improving students’ vocabulary for the
purpose of mastering the Arabic language students achieved well
Kata Kunci: Kosakata, Strategi Pembelajaran, Pembelajaran Bahasa arab.
A. Latar belakang
Mac Turck dan George A. Morgan (1995:283) menyatakan bahwa mastery is great skillfulness and
knowledge of some subject or activity. Penguasaan berarti pengetahuan dan kecakapan dalam melakukan
suatu aktivitas. Hal ini berarti seseorang dapat dikatakan menguasai ketika ia memiliki pengetahuan yang
baik dalam dirinya lalu dapat Widi Astuti : Berbagai Strategi Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam bentuk kegiatan atau aktivitas. Dalam pembelajaran
berbahasa, penguasaan kosakata ini teraplikasikan pada keterampilan menyimak,berbicara, membaca, dan
menulis.Jadi, penguasaan kosakata ini sangat berpengaruh pada keterampilan berbahasa siswa. 1
Pentingnya pembelajaran kosakata terhadap peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa
berbahasa menyebabkan pembelajaran kosakata semakin mendesak untuk dilakukan secara lebih serius
dan terarah. Hal ini disebabkan kenyataan di lapangan masih banyak dijumpai siswa yang mengalami
kesulitan dalam melakukan pembelajaran bahasa Arab. Kesulitan ini terutama terlihat pada saat
pembelajaran empat keterampilan berbahasa yang disebabkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa
Arab yang rendah. Seiring dengan pentingnya penguasaan perbendaharaan kosakata bahasa Arab dan
berbagai kesulitannya, maka pembelajaran bahasa Arab yang efektif sangat dibutuhkan yakni dengan
menghadirkan Strategi-strategi Pembelajaran bahasa Arab yang aktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan
dilakukan oleh guru sangat berperan sebagai upaya dalam meningkatkan perbendaharaan kosakata bahasa
Arab siswa.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,
penulis dapat merumuskan dua permasalahan, yaitu sebagai
berikut.
1. Mengapa diperlukan strategi khusus dalam pengajaran dan
pembelajaran kosakata?
2. Apa saja strategi-strategi dalam pengajaran dan
pembelajaran kosakata?
1
1 MacTurckk, Robert H. and George A. Morgan. Mastery Motivation
arigins, conceptualizations and Applications. (New Jersey: Ablex Publishing
Corporation, 1995).
C. Teori strategi
Kata “strategi” dalam kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti rencana yang cermat mengenai kegiatan
untuk mencapai sasaran Ilmu dan Seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam kondisi
perang atau dalam kondisi yang menguntungkan Ilmu dan Seni mengembangkan semua sumber daya
bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dandamai. Tempat yang baik menurut
siasat perang.2 Hilda Taba dalam Suprihadi Saputro dkk, menyatakan bahwa “Strategi Pembelajaran
adalah cara-cara yang dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan
atau fasilitas bagi siswa menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Terdapat berbagai pendapat tentang
strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional technology),
di antaranya akan dipaparkan sebagai berikut:
1. Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai
setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta
didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu
2. Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang
dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
2
3
4
2 Tim Penyusun Kamus Besar.Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta:
Balai Pustaka, 1990) hal. 859.
3 Suprihadi Saputro dkk, Strategi Pembelajaran, Bahan Sajian Program
Pendidikan Akta Mengajar (Malang : Universitas Negeri Malang, 2002) hal. 21
4 B.Uno Hamzah, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengajar Yang Kreatif dan Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 14. lihat
juga Martinus Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Jakarta:
GP Press, 2003), hal. 26.
Mengingat bahwa setiap tujuan dan metode pembelajaran berbeda satu dengan yang lainnya, maka
jenis kegiatan belajar yang harus dipraktikkan oleh peserta didik membutuhkan persyaratan yang berbeda
pula. Sebagai contoh untuk menjadi peloncat indah, seseorang harus bias berenang terlebih dahulu, syarat
loncat indah adalah berenang, atau untuk menjadi pengaransemen arranger musik dan lagu, seseorang
harus belajar not balok terlebih dahulu ada contoh di atas tampaklah bahwa setiap kegiatan belajar
membutuhkan latihan atau praktik langsung.
Memperhatikan beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa
strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar
untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan
memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir
kegiatan belajar.
Sedangkan Pembelajaran itu sendiri ialah proses memperoleh ilmu pengetahuan atau kemahiran.
Dikutip Robert M. Gagne (1970) dalam The Condition of Learning,pembelajaran merupakan
“perubahan tingkah laku atau
kebolehan seseorang yang dapat dikekalkan, tidak termasuk perubahan yang disebabkan proses
pertumbuhan.
Menurut Woolfolk (1980) dalam Educational Psychology for Teachers, pembelajaran dilihat
sebagai perubahan dalaman yang berlaku kepada seseorang dengan membentuk perkaitan yang baru
atau sebagai potensi yang sanggup menghasilkan tindak balas yang baru. Adapun ciri-ciri
pembelajaran adalah sebagai berikut.
1. Suatu proses yang terus-menerus, dapat secara formal melalui sekolah dan tak formal, melalui
rekan sebaya, keluarga, media massa, dan lain-lain.
2. Mempunyai teori-teori pembelajaran,
3. Empat teori pembelajaran utama adalah behavioris,
kognitif, sosial, dan humanis. Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata atau
khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu
bahasa tertentu.
Istilah kosakata dalam bahasa Indonesia sejajar dengan istilah perbendaharaan kata atau leksikon.
Membicarakan kosakata berarti membicarakan suatu bidang bahasa yang disebut leksikologi atau
ilmu kosakata. Leksikologi atau ilmu kosakata adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata. Rivers
(Nunan, 1991: 117) menyatakan bahwa kosakata merupakan hal yang penting agar dapat
menggunakan bahasa
5
5 Gagne, Robert M. 1970. The Condition of Learning dalam
http://lrc.binus.ac.id/downloads/TE/Gagne.pdf. Diunduh tanggal 25
November 2016.
kedua (second language). Tanpa kosakata yang luas seseorang tidak akan dapat menggunakan struktur
dan fungsi bahasa dalam komunikasi secara komprehensif.
Perbendaharaan kosakata sangat berpengaruh pada ketrampilan berbahasa yang lain. Banyaknya
kosakata yang dihasilkan oleh seseorang dapat mencerminkan tingkat intelektualitas dari orang tersebut.
Oleh karena itu, diperlukan strategi dan metode yang tepat untuk diterapkan di kelas nantinya. Pandangan
ini didukung oleh Rivers (1983,dalam Nunan 1991) yang berargumen bahwa pemerolehan kosakata yang
memadai sangat penting dalam penggunaan bahasa kedua, karena tanpa kosakata yang memadai
seseorang tidak akan bisa menggunakan struktur dan fungsi yang telah dipelajari untuk berkomunikasi
dengan baik. Peserta didik perlu strategi khusus dalam pengajaran dan pembelajaran kosakata untuk
menyimpulkan kata-kata dari konteks dan menemukan makna dari kata-kata yang ditemui.
Pemerolehan kosakata tidak menurun sejalan dengan usia pembelajar, seperti pada pronounciation.
Bahkan pada usia dewasa, seseorang lebih mudah memperoleh kosakata. Ini mungkin disebabkan karena
orang sudah mempunyai lebih banyak pengetahuan pendukung yang mengitari penggunaan kosakata.
Semakin banyak seseorang memiliki kosakata, semakin mudah ia untuk menambah kosakatanya.
Kosakata adalah semua kata yang dipahami oleh seseorang dalam bahasa tertentu baik yang
sifatnya reseptif atau produktif. Proses pemerolehan kosakata dapat bersifat
6
7
6Nunan, D. Language teaching methodology: A textbook for teachers
(Sydney: Prentice Hall International (UK) Ltd. 1991)
7 Nunan, D. Language teaching methodology: A textbook for teachers
(Sydney: Prentice Hall International (UK) Ltd. 1991).
spontan dan melalui pembelajaran spesifik. Pemerolehan kosakata secara spontan yaitu memperoleh arti
dari kata-kata baru melalui kontak dan dalam situasi komunikasi dengan lingkungan. Pembelajaran yang
spesifik yaitu dari pemerolehan bahasa ke pembelajaran bahasa, dari implisit ke proses belajar yang
disengaja, dan bertujuan mempercepat proses belajar alamiah. Kosakata konkrit adalah kata-kata yang
dapat digambarkan secara lebih mudah dalam memvisualisasikannya. Sebagai contoh kelompok kata-kata
ini adalah nama-nama benda, dan kata kerja seperti bebek, sapi, pohon, menulis, membaca, mencuci, dan
sebagainya. Kosakata abstrak adalah kelompok kata yang sulit untuk divisualisasikan dengan gambar atau
ditunjukkan dengan peragaan.
Tujuan umum pembelajaran kosakata (mufradat) bahasa Arab adalah sebagai berikut:
1. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa, baik melalui bacaan maupun fahm al-masmu’.
2. Melatih siswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar, karena pelafalan yang baik
dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar
3. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal maupun ketika digunakan dalam
konteks kalimat tertentu.
4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan maupun tulisan sesuai
dengan konteksnya.
8
8 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovativ,
…………………., hal. 63
D. Strategi pembelajaran kosakata bahasa arab
Effendi menjelaskan secara rinci tentang tahapan dan strategi pembelajaran kosakata (al-mufrodat) atau
pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata yakni sebagai berikut:
1. Mendengarkan kata. Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mendengarkan kata-kata yang diucapkan pengajar atau media lain, baik berdiri sendiri
maupun didalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka untuk
selanjutnya siswa akan mampu mendengarkan secara benar.
2. Mengucapkan kata. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengucapkan
kata yang telah didengar. Mengucapkan kata baru akan membantu siswa mengingat kata tersebut dalam
waktu yang lebih lama.
3. Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini hendaknya guru menghindari terjemahan dalam memberikan
arti kata kepada siswa, kareba bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam
bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa
teknik yang bias digunakan oleh pengajar untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh arti suatu
kata, yaitu dengan pemberian konteks kalimat, definisi sederhana, pemakaian foto/gambar, sinonim,
antonim, memperlihatkn benda asli atau tiruannya, peragaan gerakan tubuh dan terjemahan sebagai
alternatif terakhir bila suatu kata memang benarbenar sukar untuk dipahami siswa.
4. Membaca kata. Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan dan memahami makna kata-kata,
kemudian guru menuliskannya di papan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan membaca kata
tersebut dengan suara keras.
5. Menulis kata. Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk menulis kata-
kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih
segar dalam ingatan siswa.
6. Membuat kalimat. Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah menggunakan kata-kata
baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan maupun tulisan. Guru harus kreatif dalam
memberikan contoh kalimat-kalimat yang bervariasi dan Siswa diminta untuk menirukannya. Dalam
menyusun kalimat-kalimat itu hendaknya digunakan kata-kata yang produktif dan aktual agar siswa dapat
memahami dan mempergunakannya sendiri.
Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kosakata di atas tentunya dapat dijadikan acuan para
pengajar bahasa Arab, walaupun tidak semua kata-kata baru harus dikenalkan dengan prosedur dan
langkah-langkah tersebut. Faktor alokasi waktu dalam hal ini juga harus diperhitungkan. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pemilihan kata-kata tertentu yang dianggap mudah atau kata-kata yang memang hanya
dapat
dipahami secara baik dan utuh maknanya bilamana dihubungkan serta disesuaikan dengan konteks
wacana.Di bawah ini dipaparkan pula strategi-strategi pembelajaran kosakata bahasa Arab berdasarkan
tingkatannya. Tingkatan tersebut dibagi menjadi tiga yakni tingkat pemula/dasar (mubtadi’), tingkat
menengah(mutawassid), dan tingkat lanjutan (mutaqaddim). Beberapa strategi pembelajaran kosakata
tingkat dasar (mubtadi’) dapat dilakukan dengan :
1. Menggunakan nyanyian/lagu. Melalui nyanyian/lagu ini diharapkan dapat menghilangkan kejenuhan
siswa pada saat belajar dan memberikan kesenangan agar dapat meningkatkan penguasaan mufradat atau
menambah perbendaharaan mufradat.
2. Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya atau benda aslinya.
3. Meminta siswa membaca berulang kali.
4. Mendengarkan dan menirukan bacaan dan mengulangulang bacaan serta menulisnya sampai siswa
benar-benar paham dan menguasainya.
Strategi pembelajaran kosakata tingkat menengah (mutawassid) dapat ditempuh antara lain dengan :
1. Menggunakan peragaan tubuh, guru dapat menunjukkan makna kata dengan memperagakannya.
2. Menulis kata-kata, penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu jika siswa diminta untuk
menulisnya.
3. Dengan bermain peran.
4. Memberikan padanan kata-kata (sinonim)
5. Memberi lawan kata (antonim)
6. Memberi asosiasi makna
7. Guru menyebutkan akar kata dan devariasinya (kata yang mengalami perubahan), hal ini dapat
membantu siswa memahami kosakata sesuai dengan perubahan kalimatnya
9
10
9 Kasmawati, “Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab”, dalam
manadochantiq. piles.wordpress.com. diakses pada tanggal 24 November
2016.
10 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovativ, …… hal.
Pada tingkat lanjut strategi pembelajaran bahasa arab dapat ditempuh antara lain dengan :
1. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
2. Mencari makna kata dalam kamus.
3. Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar
4. Meletakkan kata dalam kalimat
5. Memberikan harakat pada kata.14
Secara lebih rinci W. Gulo menjelaskan tentang strategi pembelajaran kosakata (al-mufradat)
dalam bukunya strategi belajar mengajar, pengajar dapat menggunakan beberapa strategi antara lain:
1. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.
2. Mencari makna kata dalam kamus
3. Ketika mengajarkan kosakata baru, pengajar dapat meminta siswa langsung mencari maknanya dalam
kamus.
4. Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar
5. Meletakkan kata dalam kalimat
6. Memilih contoh mufradat yang baik untuk siswa, jangan sampai mengajar mufradat yang mendidik
apalagi provokatif seperti dhoroba, qotala, rofasa.
7. Menyusun kalimat yang benar dari beberapa mufradat yang telah disediakan.
8. Memberikan harokat kata
9. Menerjemahkan kosakata kedalam bahasa ibu. Cara ini merupakan jalan terakhir, ketika seluruh cara
digunakan tidak mampu memberi pemahaman siswa. Guru tidak dianjurkan terburu-buru menggunakan
cara ini, Karena cara ini berdampak negative terhadap perkembangan kebahasaan siswa seperti malas
membuka kamus, berasosiasi dan sebagainya.15 Selain strategi-strategi yang telah dipaparkan di atas, ada
strategi yang efektif dalam pembelajaran kosakata bahasa Arab untuk meningkatkan perbendaharaannya,
yakni salahsatunya dengan menggunakan media flashcrads.16
Langkah-langkah cara menggunakan flashcard, yaitu:
1. Kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa.
2. Cabut satu persatu kartu ketika guru selesai menerangkan
3. Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa yang duduknya berdekatan dengan posisi
guru pada saat menerangkan, mintalah siswa tersebut untuk mengamati, teruskan pada siswa yang lain
hingga semuanya kebagian untuk mengamati
4. Untuk sajian berupa permainan, letakan kartu secara acak dalam sebuah kotak. Siapkan siswa yang
akan berlomba, misalnya tiga orang siswa berdiri sejajar dan kemudian guru memberikan aba-aba
“mauzun”, maka siswa akan berlari menghampiri kotak tersebut untuk mengambil kartu bergambar
pisang dan bertuliskan banana.
Setiap media yang kita gunakan tentu saja memiliki kekurangan dan kelebihan. Semua itu
bergantung kepada bagaimana kita sebagai fasilitator kelas mampu menempatkan dan menyesuaikan
materi ajar dengan media yang akan kita gunakan. Pada media flashcard ini, ada beberapa kelebihan yang
ia bawa sebagai media pembelajaran, diantaranya: Menyenangkan, flashcard dalam penggunaanya dapat
melalui permainan. Selain mengasah kemampuan kognitif juga melatih ketangkasan (fisik).
Praktis, dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media flashcard ini sangat praktis, dalam
menggunakan media ini seorang guru tidak dituntut memiliki keahlian khusus. Tinggal mengusun urutan
gambar sesuai dengan keinginan, pastikan posisi gambar tidak terbalik, dan jika sudah selesai digunakan
simpan kembali dengan cara diikat atau menggunakan kotak khusus agar tidak tercecer.
Mudah diingat, karakteristik media flashcard adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap
kartu yang disajikan. Misalnya tata cara berwudhu, mengenal nama
11
12
13
14
11 Ibid,. hal. 74-75
12 Ibid,. hal. 76
13 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta: Grasindo, 2002), hal. 98
14 Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar
yang berukuran 25x30cm. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan
atau foto, atau memanfaatkan gambar atau foto yang sudah ada yang
ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard. Gambar-gambar yang ada
pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan
keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya
binatang, buah-buahan, angka menggunakan bahasa inggris dan lain sebagainya. Sajian pendek ini akan
memudahkan siswa untuk mengingat pesan pendek tersebut. Adanya kombinasi antara gambar dan teks
cukup memudahkan dalam mengingat.
Mudah dibawa-bawa, ukuran yang kecil memudahkan untuk disimpan ditas bahkan disaku sehingga tidak
membutuhkan ruang yang luas, dan sangat fleksibel karenadapat digunakan didalam kelas maupun diluar
kelas.17
E. Penutup
Strategi pembelajaran bahasa Arab sangat berpengaruh terhadap peningkatan perbendaharaan kosakata
bahasa Arab siswa. Melalui berbagai inovasi strategi pembelajaran yang dihadirkan guru siswa dapat
belajar kosakata bahasa Arab secara aktif, kreatif, dan inovatif. Disamping itu guru harus juga
menghadirkan media didalamnya agar ketika menyampaikan materi pembelajaran dapat memudahkan
siswa menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat
dikuasainya di akhir kegiatan belajar.
15
15 Susanto Windura. Memory Champion @ school, (Jakarta: PT Elex Media
Computindo, 2010), hal. 88
DAFTAR PUSTAKA
Agne, Robert M. 1970. The Condition of Learning dalam http://lrc.binus.ac.id/downloads/TE/Gagne.pdf.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta.
Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata
Kasmawati, “Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab”, dalam manado chantiq.
piles.wordpress.com..
MacTurckk, Robert H. and George A. Morgan. 1995. Mastery Motivation arigins, conceptualizations and
Applications. New Jersey: Ablex Publishing Corporation.
Nunan, D. 1991. Language teaching methodology: A textbook for teachers Sydney: Prentice Hall
International (UK) Ltd.
Silberman, Mel. 2004. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (terjemahan Sarjuli et al.)
Yogyakarta, YAPPENDIS,.
Susanto Windura. 2010. Memory Champion @ school, Jakarta: PT Elex Media Computindo.
Tim Penyusun Kamus Besar. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.
Woolfolk, Anita E. 1980. Educational Psychology for Teacher.Boston: Pearson Education Inc.
Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta. Gaung Persada Press.