BERBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN KOSA KATA BAHASA ARAB

1.078 Lihat

ABSTRAK

 

Kosa kata adalah elemen yang penting dalam penguasaan bahasa Arab. Koleksi jumlah kosakata yang 

 

terbatas akan menghambat siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa target, yakni bahasa Arab. Oleh 

 

karena itu, guru harus memiliki strategistrategi didalam pembelajaran bahasa Arab khususnya dalam

 

meningkatkan perbendaharaan kosakata siswa agar tujuan menguasai bahasa Arab siswa tercapai dengan 

 

baik.

 

ABSTRACT

 

The vocabulary is an essential element in the mastery of Arabic. Collection number limited vocabulary 

 

would hinder students to communicate in the target language, namely Arabic. Therefore, teachers must 

 

have strategies in learning the Arabic language, especially in improving students’ vocabulary for the 

 

purpose of mastering the Arabic language students achieved well

 

Kata Kunci: Kosakata, Strategi Pembelajaran, Pembelajaran Bahasa arab.

 

 

 

A. Latar belakang

 

Mac Turck dan George A. Morgan (1995:283) menyatakan bahwa mastery is great skillfulness and 

 

knowledge of some subject or activity. Penguasaan berarti pengetahuan dan kecakapan dalam melakukan

 

suatu aktivitas. Hal ini berarti seseorang dapat dikatakan menguasai ketika ia memiliki pengetahuan yang 

 

baik dalam dirinya lalu dapat Widi Astuti : Berbagai Strategi Pembelajaran Kosakata Bahasa Arab

 

mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam bentuk kegiatan atau aktivitas. Dalam pembelajaran 

 

berbahasa, penguasaan kosakata ini teraplikasikan pada keterampilan menyimak,berbicara, membaca, dan 

 

menulis.Jadi, penguasaan kosakata ini sangat berpengaruh pada keterampilan berbahasa siswa. 1 

 

Pentingnya pembelajaran kosakata terhadap peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa 

 

berbahasa menyebabkan pembelajaran kosakata semakin mendesak untuk dilakukan secara lebih serius 

 

dan terarah. Hal ini disebabkan kenyataan di lapangan masih banyak dijumpai siswa yang mengalami 

 

kesulitan dalam melakukan pembelajaran bahasa Arab. Kesulitan ini terutama terlihat pada saat 

 

pembelajaran empat keterampilan berbahasa yang disebabkan kemampuan penguasaan kosakata bahasa 

 

Arab yang rendah. Seiring dengan pentingnya penguasaan perbendaharaan kosakata bahasa Arab dan 

 

berbagai kesulitannya, maka pembelajaran bahasa Arab yang efektif sangat dibutuhkan yakni dengan 

 

menghadirkan Strategi-strategi Pembelajaran bahasa Arab yang aktif, efektif, inovatif, dan menyenangkan

 

dilakukan oleh guru sangat berperan sebagai upaya dalam meningkatkan perbendaharaan kosakata bahasa 

 

Arab siswa.

 

B. Rumusan masalah

 

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,

 

penulis dapat merumuskan dua permasalahan, yaitu sebagai

 

berikut.

 

1. Mengapa diperlukan strategi khusus dalam pengajaran dan

 

pembelajaran kosakata?

 

2. Apa saja strategi-strategi dalam pengajaran dan

 

pembelajaran kosakata?

 

1

 

 

 

1 MacTurckk, Robert H. and George A. Morgan. Mastery Motivation

 

arigins, conceptualizations and Applications. (New Jersey: Ablex Publishing

 

Corporation, 1995).

 

 

 

C. Teori strategi

 

Kata “strategi” dalam kamus Bahasa Indonesia mempunyai arti rencana yang cermat mengenai kegiatan

 

untuk mencapai sasaran Ilmu dan Seni memimpin bala tentara untuk menghadapi musuh dalam kondisi 

 

perang atau dalam kondisi yang menguntungkan Ilmu dan Seni mengembangkan semua sumber daya 

 

bangsa untuk melaksanakan kebijaksanaan tertentu dalam perang dandamai. Tempat yang baik menurut 

 

siasat perang.2 Hilda Taba dalam Suprihadi Saputro dkk, menyatakan bahwa “Strategi Pembelajaran 

 

adalah cara-cara yang dipilih oleh guru dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan

 

atau fasilitas bagi siswa menuju tercapainya tujuan pembelajaran. Terdapat berbagai pendapat tentang 

 

strategi pembelajaran sebagaimana dikemukakan oleh para ahli pembelajaran (instructional technology), 

 

di antaranya akan dipaparkan sebagai berikut:

 

1. Kozna (1989) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai 

 

setiap kegiatan yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta 

 

didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu

 

2. Gerlach dan Ely (1980) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang 

 

dipilih untuk menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.

 

2

 

3

 

4

 

 

 

2 Tim Penyusun Kamus Besar.Kamus Besar Bahasa Indonesia ( Jakarta:

 

Balai Pustaka, 1990) hal. 859.

 

3 Suprihadi Saputro dkk, Strategi Pembelajaran, Bahan Sajian Program

 

Pendidikan Akta Mengajar (Malang : Universitas Negeri Malang, 2002) hal. 21

 

4 B.Uno Hamzah, Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar

 

Mengajar Yang Kreatif dan Efektif (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hal. 14. lihat

 

juga Martinus Yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi (Jakarta:

 

GP Press, 2003), hal. 26.

 

 

 

Mengingat bahwa setiap tujuan dan metode pembelajaran berbeda satu dengan yang lainnya, maka 

 

jenis kegiatan belajar yang harus dipraktikkan oleh peserta didik membutuhkan persyaratan yang berbeda 

 

pula. Sebagai contoh untuk menjadi peloncat indah, seseorang harus bias berenang terlebih dahulu, syarat 

 

loncat indah adalah berenang, atau untuk menjadi pengaransemen arranger musik dan lagu, seseorang 

 

harus belajar not balok terlebih dahulu ada contoh di atas tampaklah bahwa setiap kegiatan belajar 

 

membutuhkan latihan atau praktik langsung.

 

 Memperhatikan beberapa pengertian strategi pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa 

 

strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh seorang pengajar 

 

untuk menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik menerima dan 

 

memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat dikuasainya diakhir 

 

kegiatan belajar.

 

Sedangkan Pembelajaran itu sendiri ialah proses memperoleh ilmu pengetahuan atau kemahiran. 

 

Dikutip Robert M. Gagne (1970) dalam The Condition of Learning,pembelajaran merupakan 

 

“perubahan tingkah laku atau

 

kebolehan seseorang yang dapat dikekalkan, tidak termasuk perubahan yang disebabkan proses 

 

pertumbuhan.

 

 Menurut Woolfolk (1980) dalam Educational Psychology for Teachers, pembelajaran dilihat 

 

sebagai perubahan dalaman yang berlaku kepada seseorang dengan membentuk perkaitan yang baru 

 

atau sebagai potensi yang sanggup menghasilkan tindak balas yang baru. Adapun ciri-ciri

 

pembelajaran adalah sebagai berikut.

 

1. Suatu proses yang terus-menerus, dapat secara formal melalui sekolah dan tak formal, melalui 

 

rekan sebaya, keluarga, media massa, dan lain-lain.

 

2. Mempunyai teori-teori pembelajaran,

 

3. Empat teori pembelajaran utama adalah behavioris,

 

 kognitif, sosial, dan humanis. Kosakata (Inggris: vocabulary) adalah himpunan kata atau 

 

khazanah kata yang diketahui oleh seseorang atau entitas lain, atau merupakan bagian dari suatu 

 

bahasa tertentu.

 

Istilah kosakata dalam bahasa Indonesia sejajar dengan istilah perbendaharaan kata atau leksikon. 

 

Membicarakan kosakata berarti membicarakan suatu bidang bahasa yang disebut leksikologi atau 

 

ilmu kosakata. Leksikologi atau ilmu kosakata adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk kata. Rivers 

 

(Nunan, 1991: 117) menyatakan bahwa kosakata merupakan hal yang penting agar dapat 

 

menggunakan bahasa

 

5

 

 

 

5 Gagne, Robert M. 1970. The Condition of Learning dalam

 

http://lrc.binus.ac.id/downloads/TE/Gagne.pdf. Diunduh tanggal 25

 

November 2016.

 

 

 

kedua (second language). Tanpa kosakata yang luas seseorang tidak akan dapat menggunakan struktur 

 

dan fungsi bahasa dalam komunikasi secara komprehensif.

 

 Perbendaharaan kosakata sangat berpengaruh pada ketrampilan berbahasa yang lain. Banyaknya 

 

kosakata yang dihasilkan oleh seseorang dapat mencerminkan tingkat intelektualitas dari orang tersebut. 

 

Oleh karena itu, diperlukan strategi dan metode yang tepat untuk diterapkan di kelas nantinya. Pandangan 

 

ini didukung oleh Rivers (1983,dalam Nunan 1991) yang berargumen bahwa pemerolehan kosakata yang 

 

memadai sangat penting dalam penggunaan bahasa kedua, karena tanpa kosakata yang memadai

 

seseorang tidak akan bisa menggunakan struktur dan fungsi yang telah dipelajari untuk berkomunikasi 

 

dengan baik. Peserta didik perlu strategi khusus dalam pengajaran dan pembelajaran kosakata untuk 

 

menyimpulkan kata-kata dari konteks dan menemukan makna dari kata-kata yang ditemui.

 

 Pemerolehan kosakata tidak menurun sejalan dengan usia pembelajar, seperti pada pronounciation. 

 

Bahkan pada usia dewasa, seseorang lebih mudah memperoleh kosakata. Ini mungkin disebabkan karena 

 

orang sudah mempunyai lebih banyak pengetahuan pendukung yang mengitari penggunaan kosakata. 

 

Semakin banyak seseorang memiliki kosakata, semakin mudah ia untuk menambah kosakatanya.

 

 Kosakata adalah semua kata yang dipahami oleh seseorang dalam bahasa tertentu baik yang 

 

sifatnya reseptif atau produktif. Proses pemerolehan kosakata dapat bersifat

 

6

 

7

 

 

 

6Nunan, D. Language teaching methodology: A textbook for teachers

 

(Sydney: Prentice Hall International (UK) Ltd. 1991)

 

7 Nunan, D. Language teaching methodology: A textbook for teachers

 

(Sydney: Prentice Hall International (UK) Ltd. 1991).

 

 

 

spontan dan melalui pembelajaran spesifik. Pemerolehan kosakata secara spontan yaitu memperoleh arti 

 

dari kata-kata baru melalui kontak dan dalam situasi komunikasi dengan lingkungan. Pembelajaran yang 

 

spesifik yaitu dari pemerolehan bahasa ke pembelajaran bahasa, dari implisit ke proses belajar yang 

 

disengaja, dan bertujuan mempercepat proses belajar alamiah. Kosakata konkrit adalah kata-kata yang 

 

dapat digambarkan secara lebih mudah dalam memvisualisasikannya. Sebagai contoh kelompok kata-kata

 

ini adalah nama-nama benda, dan kata kerja seperti bebek, sapi, pohon, menulis, membaca, mencuci, dan 

 

sebagainya. Kosakata abstrak adalah kelompok kata yang sulit untuk divisualisasikan dengan gambar atau 

 

ditunjukkan dengan peragaan.

 

 Tujuan umum pembelajaran kosakata (mufradat) bahasa Arab adalah sebagai berikut:

 

1. Memperkenalkan kosakata baru kepada siswa, baik melalui bacaan maupun fahm al-masmu’.

 

2. Melatih siswa untuk dapat melafalkan kosakata itu dengan baik dan benar, karena pelafalan yang baik 

 

dan benar mengantarkan kepada kemahiran berbicara dan membaca secara baik dan benar

 

3. Memahami makna kosakata, baik secara denotasi atau leksikal maupun ketika digunakan dalam 

 

konteks kalimat tertentu.

 

4. Mampu mengapresiasi dan memfungsikan mufradat itu dalam berekspresi lisan maupun tulisan sesuai 

 

dengan konteksnya.

 

8

 

 

 

8 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovativ,

 

…………………., hal. 63

 

 

 

D. Strategi pembelajaran kosakata bahasa arab

 

Effendi menjelaskan secara rinci tentang tahapan dan strategi pembelajaran kosakata (al-mufrodat) atau 

 

pengalaman siswa dalam mengenal dan memperoleh makna kata yakni sebagai berikut:

 

1. Mendengarkan kata. Ini merupakan tahapan pertama yaitu dengan memberikan kesempatan kepada 

 

siswa untuk mendengarkan kata-kata yang diucapkan pengajar atau media lain, baik berdiri sendiri 

 

maupun didalam kalimat. Apabila unsur bunyi dari kata itu sudah dikuasai oleh siswa, maka untuk 

 

selanjutnya siswa akan mampu mendengarkan secara benar.

 

2. Mengucapkan kata. Dalam tahap ini, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengucapkan 

 

kata yang telah didengar. Mengucapkan kata baru akan membantu siswa mengingat kata tersebut dalam 

 

waktu yang lebih lama.

 

3. Mendapatkan makna kata. Pada tahap ini hendaknya guru menghindari terjemahan dalam memberikan 

 

arti kata kepada siswa, kareba bila hal itu dilakukan maka tidak akan terjadi komunikasi langsung dalam 

 

bahasa yang sedang dipelajari, sementara makna kata pun akan cepat dilupakan oleh siswa. Ada beberapa 

 

teknik yang bias digunakan oleh pengajar untuk menghindari terjemahan dalam memperoleh arti suatu 

 

kata, yaitu dengan pemberian konteks kalimat, definisi sederhana, pemakaian foto/gambar, sinonim, 

 

antonim, memperlihatkn benda asli atau tiruannya, peragaan gerakan tubuh dan terjemahan sebagai 

 

alternatif terakhir bila suatu kata memang benarbenar sukar untuk dipahami siswa.

 

4. Membaca kata. Setelah melalui tahap mendengar, mengucapkan dan memahami makna kata-kata, 

 

kemudian guru menuliskannya di papan tulis. Kemudian siswa diberikan kesempatan membaca kata 

 

tersebut dengan suara keras.

 

5. Menulis kata. Penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu bilamana ia diminta untuk menulis kata-

 

kata yang baru dipelajarinya (dengar, ucap, paham, baca) mengingat karakteristik kata tersebut masih 

 

segar dalam ingatan siswa.

 

6. Membuat kalimat. Tahap terakhir dari kegiatan pembelajaran kosakata adalah menggunakan kata-kata

 

baru itu dalam sebuah kalimat yang sempurna, baik secara lisan maupun tulisan. Guru harus kreatif dalam

 

memberikan contoh kalimat-kalimat yang bervariasi dan Siswa diminta untuk menirukannya. Dalam 

 

menyusun kalimat-kalimat itu hendaknya digunakan kata-kata yang produktif dan aktual agar siswa dapat 

 

memahami dan mempergunakannya sendiri.

 

 Prosedur atau langkah-langkah pembelajaran kosakata di atas tentunya dapat dijadikan acuan para 

 

pengajar bahasa Arab, walaupun tidak semua kata-kata baru harus dikenalkan dengan prosedur dan 

 

langkah-langkah tersebut. Faktor alokasi waktu dalam hal ini juga harus diperhitungkan. Oleh karena itu, 

 

perlu dilakukan pemilihan kata-kata tertentu yang dianggap mudah atau kata-kata yang memang hanya 

 

dapat

 

 

 

dipahami secara baik dan utuh maknanya bilamana dihubungkan serta disesuaikan dengan konteks 

 

wacana.Di bawah ini dipaparkan pula strategi-strategi pembelajaran kosakata bahasa Arab berdasarkan 

 

tingkatannya. Tingkatan tersebut dibagi menjadi tiga yakni tingkat pemula/dasar (mubtadi’), tingkat

 

menengah(mutawassid), dan tingkat lanjutan (mutaqaddim). Beberapa strategi pembelajaran kosakata 

 

tingkat dasar (mubtadi’) dapat dilakukan dengan :

 

1. Menggunakan nyanyian/lagu. Melalui nyanyian/lagu ini diharapkan dapat menghilangkan kejenuhan 

 

siswa pada saat belajar dan memberikan kesenangan agar dapat meningkatkan penguasaan mufradat atau 

 

menambah perbendaharaan mufradat.

 

2. Menunjukkan benda yang dimaksud seperti mendatangkan sampelnya atau benda aslinya.

 

3. Meminta siswa membaca berulang kali.

 

4. Mendengarkan dan menirukan bacaan dan mengulangulang bacaan serta menulisnya sampai siswa 

 

benar-benar paham dan menguasainya.

 

Strategi pembelajaran kosakata tingkat menengah (mutawassid) dapat ditempuh antara lain dengan :

 

1. Menggunakan peragaan tubuh, guru dapat menunjukkan makna kata dengan memperagakannya.

 

2. Menulis kata-kata, penguasaan kosakata siswa akan sangat terbantu jika siswa diminta untuk 

 

menulisnya.

 

3. Dengan bermain peran.

 

4. Memberikan padanan kata-kata (sinonim)

 

5. Memberi lawan kata (antonim)

 

6. Memberi asosiasi makna

 

7. Guru menyebutkan akar kata dan devariasinya (kata yang mengalami perubahan), hal ini dapat

 

membantu siswa memahami kosakata sesuai dengan perubahan kalimatnya

 

9

 

10

 

 

 

9 Kasmawati, “Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab”, dalam

 

manadochantiq. piles.wordpress.com. diakses pada tanggal 24 November

 

2016.

 

10 Syaiful Mustofa, Strategi Pembelajaran Bahasa Arab Inovativ, …… hal.

 

 

 

Pada tingkat lanjut strategi pembelajaran bahasa arab dapat ditempuh antara lain dengan :

 

1. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.

 

2. Mencari makna kata dalam kamus.

 

3. Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar

 

4. Meletakkan kata dalam kalimat

 

5. Memberikan harakat pada kata.14

 

 Secara lebih rinci W. Gulo menjelaskan tentang strategi pembelajaran kosakata (al-mufradat) 

 

dalam bukunya strategi belajar mengajar, pengajar dapat menggunakan beberapa strategi antara lain:

 

1. Menjelaskan makna kata dengan menjelaskan maksudnya.

 

2. Mencari makna kata dalam kamus

 

3. Ketika mengajarkan kosakata baru, pengajar dapat meminta siswa langsung mencari maknanya dalam 

 

kamus.

 

4. Mengacak mufradat agar menjadi susunan kata yang benar

 

5. Meletakkan kata dalam kalimat

 

6. Memilih contoh mufradat yang baik untuk siswa, jangan sampai mengajar mufradat yang mendidik

 

apalagi provokatif seperti dhoroba, qotala, rofasa.

 

7. Menyusun kalimat yang benar dari beberapa mufradat yang telah disediakan.

 

8. Memberikan harokat kata

 

9. Menerjemahkan kosakata kedalam bahasa ibu. Cara ini merupakan jalan terakhir, ketika seluruh cara 

 

digunakan tidak mampu memberi pemahaman siswa. Guru tidak dianjurkan terburu-buru menggunakan 

 

cara ini, Karena cara ini berdampak negative terhadap perkembangan kebahasaan siswa seperti malas

 

membuka kamus, berasosiasi dan sebagainya.15 Selain strategi-strategi yang telah dipaparkan di atas, ada 

 

strategi yang efektif dalam pembelajaran kosakata bahasa Arab untuk meningkatkan perbendaharaannya, 

 

yakni salahsatunya dengan menggunakan media flashcrads.16 

 

Langkah-langkah cara menggunakan flashcard, yaitu:

1. Kartu yang sudah disusun dipegang setinggi dada dan menghadap ke depan siswa.

2. Cabut satu persatu kartu ketika guru selesai menerangkan

3. Berikan kartu-kartu yang telah diterangkan kepada siswa yang duduknya berdekatan dengan posisi 

guru pada saat menerangkan, mintalah siswa tersebut untuk mengamati, teruskan pada siswa yang lain 

hingga semuanya kebagian untuk mengamati

4. Untuk sajian berupa permainan, letakan kartu secara acak dalam sebuah kotak. Siapkan siswa yang 

akan berlomba, misalnya tiga orang siswa berdiri sejajar dan kemudian guru memberikan aba-aba 

“mauzun”, maka siswa akan berlari menghampiri kotak tersebut untuk mengambil kartu bergambar 

pisang dan bertuliskan banana.

 Setiap media yang kita gunakan tentu saja memiliki kekurangan dan kelebihan. Semua itu 

bergantung kepada bagaimana kita sebagai fasilitator kelas mampu menempatkan dan menyesuaikan 

materi ajar dengan media yang akan kita gunakan. Pada media flashcard ini, ada beberapa kelebihan yang 

ia bawa sebagai media pembelajaran, diantaranya: Menyenangkan, flashcard dalam penggunaanya dapat

melalui permainan. Selain mengasah kemampuan kognitif juga melatih ketangkasan (fisik).

 Praktis, dilihat dari cara pembuatan dan penggunaannya, media flashcard ini sangat praktis, dalam

menggunakan media ini seorang guru tidak dituntut memiliki keahlian khusus. Tinggal mengusun urutan 

gambar sesuai dengan keinginan, pastikan posisi gambar tidak terbalik, dan jika sudah selesai digunakan 

simpan kembali dengan cara diikat atau menggunakan kotak khusus agar tidak tercecer.

 Mudah diingat, karakteristik media flashcard adalah menyajikan pesan-pesan pendek pada setiap 

kartu yang disajikan. Misalnya tata cara berwudhu, mengenal nama

11

12

13

14

 

11 Ibid,. hal. 74-75

12 Ibid,. hal. 76

13 W. Gulo, Strategi Belajar Mengajar ( Jakarta: Grasindo, 2002), hal. 98

14 Flashcard adalah media pembelajaran dalam bentuk kartu bergambar

yang berukuran 25x30cm. Gambar-gambarnya dibuat menggunakan tangan

atau foto, atau memanfaatkan gambar atau foto yang sudah ada yang

ditempelkan pada lembaran-lembaran flashcard. Gambar-gambar yang ada

pada flashcard merupakan rangkaian pesan yang disajikan dengan

keterangan setiap gambar yang dicantumkan pada bagian belakangnya

 

binatang, buah-buahan, angka menggunakan bahasa inggris dan lain sebagainya. Sajian pendek ini akan 

memudahkan siswa untuk mengingat pesan pendek tersebut. Adanya kombinasi antara gambar dan teks 

cukup memudahkan dalam mengingat.

Mudah dibawa-bawa, ukuran yang kecil memudahkan untuk disimpan ditas bahkan disaku sehingga tidak

membutuhkan ruang yang luas, dan sangat fleksibel karenadapat digunakan didalam kelas maupun diluar 

kelas.17

E. Penutup

Strategi pembelajaran bahasa Arab sangat berpengaruh terhadap peningkatan perbendaharaan kosakata 

bahasa Arab siswa. Melalui berbagai inovasi strategi pembelajaran yang dihadirkan guru siswa dapat 

belajar kosakata bahasa Arab secara aktif, kreatif, dan inovatif. Disamping itu guru harus juga 

menghadirkan media didalamnya agar ketika menyampaikan materi pembelajaran dapat memudahkan

siswa menerima dan memahami materi pembelajaran, yang pada akhirnya tujuan pembelajaran dapat 

dikuasainya di akhir kegiatan belajar.

15

 

15 Susanto Windura. Memory Champion @ school, (Jakarta: PT Elex Media

Computindo, 2010), hal. 88

 

DAFTAR PUSTAKA

Agne, Robert M. 1970. The Condition of Learning dalam http://lrc.binus.ac.id/downloads/TE/Gagne.pdf.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 2002. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta.

Gulo, W. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Grasindo.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kosakata

Kasmawati, “Metode dan Teknik Pembelajaran Bahasa Arab”, dalam manado chantiq. 

piles.wordpress.com..

MacTurckk, Robert H. and George A. Morgan. 1995. Mastery Motivation arigins, conceptualizations and 

Applications. New Jersey: Ablex Publishing Corporation.

Nunan, D. 1991. Language teaching methodology: A textbook for teachers Sydney: Prentice Hall 

International (UK) Ltd.

Silberman, Mel. 2004. Active Learning, 101 Strategi Pembelajaran Aktif. (terjemahan Sarjuli et al.) 

Yogyakarta, YAPPENDIS,.

Susanto Windura. 2010. Memory Champion @ school, Jakarta: PT Elex Media Computindo.

Tim Penyusun Kamus Besar. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka.

Woolfolk, Anita E. 1980. Educational Psychology for Teacher.Boston: Pearson Education Inc.

Yamin, Martinis. 2003. Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jakarta. Gaung Persada Press.

 

 

 

 

 

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *