MAKALAH
STANDAR BAIK DAN BURUK
BERDASARKAN AJARAN AKHLAK, MORAL DAN ETIKA
Oleh:
KELOMPOK III
SITI SYAHRIZAN (201427)
NUR EFRIDAYANI (201422)
DOSEN PENGAMPU:
SATRIO,M.A
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
STAIN SULTAN ABDURRAHMAN KEPRI
TAHUN 2020/2021
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat, nikmat sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tidak lupa kita hadiahkan kepada sang junjungan alam yakni Nabi Muhammad SAW Tidak lupa pula penyusun ucapakan terimakasih kepada bapak Satrio,M.A selaku dosen pembimbing mata kuliah akhlak tasawuf. Penyusun berharap makalah ini dapat menambah pengetahuan serta wawasan tentang hal-hal yang berkaitan dengan makalah ini dengan judul “Standar baik dan buruk berdasarkan akhlak,moral,dan etika”. Penyusun menyadari walaupun makalah ini telah disusun semaksimal mungkin, tentu masih ada kekurangan maupun kekeliruan yang tidak disengaja. Maka dari itu penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Bintan, 05 Februari 2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum kata baik dalam makna lugas berarti sesuatu yang patut dan berguna. Beberapa pengertian baik yang dijelaskan dari berbagai sumber antara lain:
1. Baik adalah sesuatu yang telah mencapai kesempurnaan.
2. Baik adalah sesuatu yang menimbulkan rasa keharusan dalam kepuasan,kesenangan, persesuaian, dan seterusnya.
3. Baik adalah sesuatu yang mempunyai nilai kebenaran atau nilai yang diharapkan, yang memberikan kepuasan.
4. Baik adalah sesuatu yang sesuai dengan keinginan.
5. Sesuatu hal dikatakan baik, bila ia mendatangkan rahmat, memberikan perasaan senang atau bahagia. Jadi sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif. Sedangkan buruk dalam arti letterlijk, berarti rusak, busuk, atau jahat. Dalam hubungannnya akhlak, berbagai sumber menjelaskan pengertian buruk sebagai berikut:
1.Tidak baik, tidak seperti yang seharusnya, tak sempuna, kualitasnya dibawah standar, kurang dalam nilai.
2. Keji, jahat, tidak bermoral, tidak menyenangkan, tidak dapat disetujui, tidak dapat diterima.
3. Segala perbuatan yang tercela yang bertentangan dengan normanorma
masyarakat yang berlaku (Ensiklopedi Indonesia). Dari beberapa definisi tersebut, dapatlah dipahami bahwa sesuatu yang disebut baik atau buruk itu sangat relatif. Bergantung kepada pandangan, persepsi atau penilaian masing-masing orang yang memformulasikannya. Oleh karena itu, nilai baik atau buruk bersifat subyektif, tergantung tolok ukur apa yang digunakan. Akan tetapi secara obyektif, walaupun tujuan orang atau golongan di dunia ini berbeda-beda, sesungguhnya pada akhirnya semuanya mempunyai tujuan yang sama, sebagai tujuan akhir tiap-tiap sesuatu, bukan saja manusia bahkan binatang pun mempunyai tujuan. Dan tujuan akhir dari semua itu sama, yaitu bahwa
semuanya ingin baik. Dengan kata lain semuanya ingin bahagia. Tak ada seorang pun dan sesuatu pun yang tidak ingin bahagia. Tujuan dari masing-masing sesuatu, walaupun berbeda-beda, semuanya akan bermuara kepada satu tujuan yang dinamakan baik, semuanya mengharapkan mendapatkan yang baik dan bahagia, tujuan yang akhir yang sama ini dalam ilmu Ethik ”Kebaikan Tertinggi”, yang dengan istilah Latinnya disebut ”Summum Bonum” atau bahasa Arabnya Al-Khair al-Kully. Kebaikan tertinggi ini bisa juga disebut kabahagiaan yang universal atau Universal Happiness.
B. Rumusan Masalah
1.standar baik dan buruk?
2. Apa pengertian Baik dan Buruk?
3.Apa Pengertian Akhlak, Moral, dan Etika?
C.Tujuan
1. Untuk mengetahui secara baik pengertian baik dan buruk.
2. Untuk mengetahui secara baik pengertian akhlak, moral dan etika.
3. Untuk mengetahui hubungan baik dan buruk menurut akhlak, moral dan etika
BAB II
PEMBAHASAN
A.STANDAR BAIK DAN BURUK BERDASARKAN AJARAN AKHLAK MORAL DAN ETIKA
Di dalam diri manusia ada dua potensi:ada potensi baik dan buruk.ada Akhlak baik ada Akhlak buruk.Definisi Akhlak yang termaktub dalam kitab ihya Ulumuddin yaitu kitabnya imam Al-Ghazali,imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang.
Standar yang baik dan buruk adalah adalah Al Qur’an hadits, dimana ad konsep agama maka disitulah ada standar baik dan buruknya,dalam belajar itu ada fardhu’ain,fardhu kifayah,sunah,hal”yang berhubungan dengan aqidah, fiqh, Tasawuf, itu adalah wajib.
Di dalam aqidah mutlak wajib Seseorang untuk mengetahuinya sehingga dia terlepas daripada taqlik.Taqlik itu adalah mengikuti secara membabi buta kan syar’i nya.
Ada ada beberapa aliran untuk menentukan standar baik dan buruknya.
Aliran Idealisme Aliran ini memandang bahwa kebenaran yang hakiki tidak dapat dilihat melalui panca indera semata, karena baik dan buruk itu dapat dipengaruhi oleh pembawaan manusia sejak lahir kedunia.Kemudian banyak beberapa aliran dalam menentukan keinginannya, kecuali bila Allah yang menghendakinya.
Aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah merupakan reaksi dari aliran Mu’tazilah yang menganggap bahwa dalam memecahkan persoalan hanya dengan filosofisnya saja dan tidak dibandingkan dengan teologi sebelumnya.Maka lain halnya dengan aliran Mu’tazilah, aliran Ahlus Sunnah Wal-Jama’ah banyak menggunakan sunnah Nabi dalam menentukan sesuatu itu baik atupun salah dan lebih mendahulukan nash baru kemudian akal yang menjelaskannya.
Aliran Tasawuf Menurut aliran Tasawuf nilai baik dan buruk sesuatu itu bisa dilihat dari perasaan bahagia.
B.PENGERTIAN BAIK DAN BURUK
1. Pengertian Baik Dan Buruk
Dari segi bahasa (etimologi) baik adalah terjemahan dari kata khair dalam bahasa Arab, atau good dalam bahasa Inggris. Baik atau kebaikan adalah segala sesuatu yang berhubungan denga yang luhur, bermartabat, menyenangkan dan disukai manusia. Sedangkan yang disebut buruk adalah syar dalam bahasa Arab, atau sesuatu yang dinilai sebaliknya dari yang baik, sesuatu yang hina, rendah, menyusahkan dan tidak disukai kehadirannya oleh manusia.
Secara istilah (terminologi) kebaikan didefinisikan secara berbeda-beda. Hal ini dikarenakan ukuran penentu baik dan buruknya sesuatu itu bias bersumber dari Tuhan (wahyu,agama) dan Manusia (akal, filsafat).
Poerwadarminta (1985:76) mendefinisikan baik adalah elok, patut,teratur,tidak jahat,selamat. Ali bin Abi Thalib sebagaimana dikutip Syatori dalam bukunya Rosihan Anwar (2010:70) berpendapat bahwa kebaikan adalah menjauhkan diri dari larangan, mencari sesuatu yang halal, dan memberikan kelonggaran pada keluarga.
A.MACAM MACAM AKLAQ BAIK
At-Taqwa, merupakan melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-nya Allah SWT.
Al-ahfal, merupakan kelembutan,berjinak-jinak lembut dengan manusia dan senang dengan mereka.
Al-aqah atau persaudaraan merupakan suatu ikatan antara dua orang yang sudah pasti rasanya kasih sayang antara keduanya.
As-siddiq atau benar merupakan mengabarkan sesuatu dengan sesuai realita.
Al-amanah merupakan mendirikan hak Allah dan hak hambanya Allah di dalam hidup ada 2 hak:-yang berhubungan dengan Allah SWT dan
yang berhubungan dengan anak Adam atau manusia.untuk mengetahui hak tersebut ini kita harus belajar fiqh
Al-Fath terpelihara merupakan satu sifat untuk mencegah orang dari pada haram, dan kehinaan syahwat, iffah itu adalah satu sifat untuk mencegah seseorang dari pada perbuatan yang diharamkan oleh Allah SWT
Al-muruah atau Marwah merupakan suatu sifat yang mengajak seseorang untuk berjalan dengan kemuliaan akhlak dan Kebagusan sikap.
Al-hilmu lemah lembut merupakan sifat yang membuat seseorang meninggal kan penyiksaan terhadap orang yang marah kepada dirinya padahal dia mampu membalasnya.
Az-zahaq dermawan merupakan memberikan harta dengan tiada satu masalah dan tidak menuntut untuk diberikan kembali kepada dirinya.
At-tawazuq merendahkan diri merupakan rendah hati, rendah diri yang tidak membuat diri seseorang menjadi hina.
B. MACAM MACAM AKLAQ BURUQ
Al-khiziq atau dusta merupakan mengabarkan sesuatu yang tidak sesuai dengan realita
Al-hibbu atau licik merupakan menyembunyikan keburukan dan merencanakan untuk menyakiti.
Al-hasad atau dengki merupakan berencana, bercita-cita untuk menghilangkan nikmat yang dimiliki oleh orang lain.
Al-lagibah merupakan yang dibencikan oleh saudaramu yang dihibahkan walaupun di depannya.ghibah itu tidak mesti di belakang di depanpun.walau apa yang kita sebut dia benci itu juga dinamakan ghibah.
2. Sifat Dari Baik Dan Buruk
Sifat dan corak baik buruk yang didasarkan pada pandangan filsafat yaitu sesuai dengan sifat filsafat itu yakni berubah, realatif nisbi, dan tidak universal. Sedangkan baik buruk yang didasarkan pada agama akan tetap, berlaku umum/ universal dan sepanjang masa. Sifat dari baik dan buruk yang demikian itu tetap berguna sesuai dengan zamannya, dan ini dapat digunakan untuk menjabarkan ketentuan baik dan buruk yang terdapat dalam ajaran akhlak yang bersumber dari ajaran Islam.
3. Baik Dan Buruk Menurut Ajaran Islam
Menurut ajaran Islam penentuan baik dan buruk harus didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan Al-Hadits. Jika kita perhatikan Al-Qur’an maupun hadits banyak istilah yang mengacu kepada baik, dan ada pula istilah yang mengacu kepada buruk. Di antara istilah yang mengacu pada baik misalnya hasanah, thoyyibah, khairoh, karimah, mahmudah, azizah dan birr. Adanya istilah kebaikan yang demikian variatif yang diberikan Al-Qur’an dan Hadits itu menunjukan bahwa penjelasan terhadap sesuatu yang baik menurut ajaran Islam itu jauh lebih lengkap dibandingkan dengan arti kebaikan yang dikemukakan sebelumnya.
C.PENGERTIAN AKHLAQ ,MORAL & ETIKA
1.AKHLAQ
Akhlak berasal dari kata “khuluq” yang artinya perang atau tabiat. Dan dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata akhlak di artikan sebagai budi pekerti atau kelakuan. Dapat di definisikan bahwa akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah, spontan tanpa di pikirkan dan di renungkan lagi. Dengan demikian akhlak pada dasarnya adalah sikap yang melekat pada diri seseorang secara spontan diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Apabila perbuatan spontan itu baik menurut akal dan agama, maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau akhlakul karimah (akhlak mahmudah). Misalnya jujur, adil, rendah hati, pemurah, santun dan sebagainya. Sebaliknya apabila buruk disebut akhlak yang buruk atau akhlakul mazmumah. Misalnya kikir, zalim, dengki, iri hati, dusta dan sebagainya. Baik dan buruk akhlak didasarkan kepada sumber nilai, yaitu Al Qur’an dan Sunnah Rasul.
Dengan demikian standar nilai moral dan etika bersifat lokal dan temporal, sedangkan standar akhlak bersifat universal dan abadi. Dalam pandangan Islam, akhlak merupakan cermin dari apa yang ada dalam jiwa seseorang. Karena itu akhlak yang baik merupakan dorongan dari keimanan seseorang, sebab keimanan harus ditampilkan dalam prilaku nyata sehari-hari. Inilah yang menjadi misi diutusnya Rasul sebagaimana disabdakannya :“ Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia.”(Hadits riwayat Ahmad).
Secara umum dapat dikatakan bahwa akhlak yang baik pada dasarnya adalah akumulasi dari aqidah dan syari’at yang bersatu secara utuh dalam diri seseorang. Apabila aqidah telah mendorong pelaksanaan syari’at akan lahir akhlak yang baik, atau dengan kata lain akhlak merupakan perilaku yang tampak apabila syari’at Islam telah dilaksanakan berdasarkan aqidah.
• Akhlak kepada Allah, Sesama manusia, dan Lingkungan.
Akhlak kepada Allah
1) Beribadah kepada Allah, yaitu melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.
2) Berzikir kepada Allah, yaitu mengingat Allah dalam berbagai situasi dan kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati. Berzikir kepada Allah melahirkan ketenangan dan ketentraman hati.
3) Berdo’a kepada Allah, yaitu memohon apa saja kepada Allah. Do’a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu. Kekuatan do’a dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal manusia. Oleh karena itu berusaha dan berdo’a merupakan dua sisi tugas hidup manusia yang bersatu secara utuh dalam aktifitas hidup setiap muslim.Orang yang tidak pernah berdo’a adalah orang yang tidak menerima keterbatasan dirinya sebagai manusia karena itu dipandang sebagai orang yang sombong ; suatu perilaku yang tidak disukai Allah.
4) Tawakal kepada Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil pekerjaan atau menanti akibat dari suatu keadaan.
5) Tawaduk kepada Allah, yaitu rendah hati di hadapan Allah. Mengakui bahwa dirinya rendah dan hina di hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melaksanakan ibadah kepada Allah.
a) Akhlak kepada diri sendiri
1.Sabar,
yaitu prilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerimaan terhadap apa yang menimpanya.Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditimpa musibah.
2.Syukur,
yaitu sikap berterima kasih atas pemberian nikmat Allah yang tidak bisa terhitung banyaknya. Syukur diungkapkan dalam bentuk ucapan dan perbuatan. Syukur dengan ucapan adalah memuji Allah dengan bacaan alhamdulillah, sedangkan syukur dengan perbuatan dilakukan dengan menggunakan dan memanfaatkan nikmat Allah sesuai dengan aturan-Nya.
3.Tawaduk,
yaitu rendah hati, selalu menghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, kaya atau miskin. Sikap tawaduk melahirkan ketenangan jiwa, menjauhkan dari sifat iri dan dengki yang menyiksa diri sendiri dan tidak menyenangkan orang lain.
b) Akhlak kepada ibu bapak
Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik kepada ibu bapak dibuktikan dalam bentuk-bentuk perbuatan antara lain : menyayangi dan mencintai ibu bapak sebagai bentuk terima kasih dengan cara bertutur kata sopan dan lemah lembut, mentaati perintah, meringankan beban, serta menyantuni mereka jika sudah tua dan tidak mampu lagi berusaha.
c) Akhlak kepada keluarga
Akhlak terhadap keluarga adalah mengembangkann kasih sayang di antara anggota keluarga yang diungkapkan dalam bentuk komuniksai.
Komunikasi yang didorong oleh rasa kasih sayang yang tulus akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga. Apabila kasih sayang telah mendasari komunikasi orang tua dengan anak, maka akan lahir wibawa pada orang tua. Demikian sebaliknya, akan lahir kepercayaan orang tua pada anak oleh karena itu kasih sayang harus menjadi muatan utama dalam komunikasisemua pihak dalam keluarga.
Dari komunikasi semacam itu akan lahir saling keterikatan batin,keakraban, dan keterbukaan di antara anggota keluarga dan menghapuskan kesenjangan di antara mereka. Dengan demikian rumah bukan hanya menjadi tempat menginap, tetapi betul-betul menjadi tempat tinggal yang damai dan menyenangkan, menjadi surga bagi penghuninya. Melalui komunikasi seperti itu pula dilakukan pendidikan dalam keluarga, yaitu menanamkan nilai-nilai moral kepada anak-anak sebagai landasan bagi pendidikan yang akan mereka terima pada masa-masa selanjutnya.
d) Akhlak kepada lingkungan
Misi agama Islam adalah mengembangkan rahmat bukan hanya kepada manusia tetapi juga kepada alam dan lingkungan hidup. Misi tersebut tidak terlepas dari tujuan
2.MORAL
Moral berasal dari bahasa latin “Mores” yang berarti adat
kebiasaan. Kata “Mores” bersinonim dengan mos, moris, manner, mores,
atau manners, morals.”15
Apabila moral diartikan sebagai tindakan baik atau buruk dengan
ukuran adat, konsep moral berhubungan pula dengan konsep adat yang
dibagi pada dua macam adat, yaitu:16
1. Adat Shahihah, yaitu adat yang merupakan moral masyarakat yang
sudah lama dilaksanakan secara turun temurun dari berbagai generasi,
nilai-nilainya telah disepakati secara normatif dan tidak bertentangan
dengan ajaran-ajaran yang berasal dari agama Islam, yaitu Alquran dan
As-Sunnah;
2. Adat fasidah, yaitu kebiasaan yang telah lama dilaksanakan oleh
masyarakat, tetapi bertentangan dengan ajaran Islam, misalnya
kebiasaan melakukan kemusyrikan, yaitu memberi sesajen di atas
kuburan setiap malam Selasa atau Jumat. Seluruh kebiasaan yang
mengandung kemusyrikan dikategorikan sebagai adat yang fasidah ,
atau adat yang rusak.
Berbicara tentang moral berarti berbicara tentang tiga landasan
utama terbentuknya moral, yaitu:17
1. Sumber moral atau pembuat sumber. Dalam kehidupan bermasyarakat
sumber moral dapat berasal dari adat kebiasaan dan pembuatnya bisa
seorang raja, sultan, kepala suku, dan tokoh agama, bahkan mayoritas
adat dilahirkan oleh kebudayaan masyarakat yang penciptanya tidak
pernah diketahui, seperti mitos-mitos yang sudah menjadi norma
sosial. Dalam moralitas Islam, sumber moral dari wahyu Alquran dan
As-Sunnah , sedangkan Pencipta standar moralnya Allah SWT., yang
telah menjadikan para nabi dan rasul, terutama Nabi Muhammad
SAW. yang menerima risalah-Nya berupa sumber ajaran Islam yang
tertuang di dalam kitab suci Alquran. Nabi Muhammda SAW. adalah
pembuat sumber kedua setelah Allah SWT.;
2. Objek sekaligus subjek dari sumber moral dan penciptanya. Moralisosial yang berasal dari adat, objek dan subjeknya adalah individu dan
masyarakat yang sifatnya lokal, karena adat hanya berlaku untuk
wilayah tertentu, artinya tidak bersifat universal, tetapi teritorial.
Dalam moralitas Islam, subjek dan objeknya adalah orang yang telah
baligh dan berakal yang disebut mukallaf.
3. Tujuan moral, yaitu tindakan yang diarahkan kepada target tertentu,
misalnya bertujuan untuk ketertiban sosial, keamanan dan kedamaian,
kesejahteraan, dan sebagainya. Dalam moralitas Islam, tujuan moral
adalah mencapai kemaslahatan duniawi dan ukhrawi. Contohnya
moralitas yang berkaitan dengan pola makan yang dianjurkan Alquran
surat Al-Baqarah;168.
3.ETIKA
Kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang artinya adat
kebiasaan. Etika merupakan istilah lain dari akhlak, tetapi memiliki
perbedaan yang substansial, yaitu konsep akhlak berasal dari pandangan
agama terhadap tingkah laku manusia, sedangkan konsep etika berasal dari
pandangan tentang tingkah laku manusia dalam perspektif filsafat.
Etika adalah tingkah laku manusia yang ditransmisikan dari hasil
pola pikir manusia
Etika dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pandangan benar dan salah menurut ukuran rasio;
2. Moralitas suatu tindakan yang didasarkan pada ide-ide filsafat;
3. Kebenaran yang sifatnya universal dan eternal;
4. Tindakan yang melahirkan konsekuensi logis yang baik bagi
kehidupan manusia;
5. Sistem nilai yang mengabadikan perbuatan manusia di mata manusia
lainnya;
6. Tatanan perilaku yang menganut ediologi yang diyakini akan
membawa manusia pada kebahagiaan hidup;
7. Simbol-simbol kehidupan yang berasal dari jiwa dalam bentuk
tindakan konkret;
8. Pandangan tentang nilai perbuatan yang baik dan yang buruk yang
bersifat relatif dan bergantung pada situasi dan kondisi;
9. Logika tentang baik dan buruk suatu perbuatan manusia yang
bersumber dari filsafat kehidupan yang dapat diterapkan dalam
pergumulan sosial, politik, kebudayaan, ekonomi, seni, profesionalitas
pekerjaan, dan pandangan hidup suatu bangsa.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Setelah kita baca makalalah di atas maka dapat kita ketahui bahwasanya Akhlak, Etika dan Moral adalah suatu yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita di dunia ini, dan bahwasanya baik dan buruk itu tidak akan pernah lepas dari kehidupan kita sehari-hari, kapanpun, dimanapun, dan waktu apapun itu.Standar baik dan buruk berdasarkan ajaran akhlak moral dan etika, akhlak baik dan akhlak buruk dan ada macam-macam nya di antaranya akhlak baik: At taqwa,Al ahfal,Al aqah,As Siddiq,Al Amanah,Al Fath,Al muru’ah,Al hilmu,AZ zahaq,At tawazuq, dan akhlak buruk:Al khizik, Al hibbu,Al Hadad,Al laghibah.bahwasanya kita seorang manusia harus memiliki sifat yang baik,dan menjauhkan sifat yang buruk.pepatah mengatakan ‘’aku lebih menghargai orag yang bradab dari pada orang yang berilmu, setan lebih tinggi ilmunya dari pada manusia’’
Disinilah kitra harus memahami dan mengamalkan adab adab yang baik dan benar.
SARAN
Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca mengetahui Baik dan Buruk dalam Pembelajaran Akhlak Tasawuf dan juga mengetahui standar baik dan buruk berdasarkan ajaran akhlak moral dan etika .Saya menyadari bahwa makalah yang disusun ini masih terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik, saran, dan masukan yang sifatnya membangun sangatlah kami harapkan untuk baiknya makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Solihin, Khutbah Jum’at Petingan Jilid I, Bandung, Sinar Baru Algensindo, 2000
Al Baqir, Muhammad. 1994. Membentuk Akhlak Mulia. Bandung: Karisma.
Heri Gunawan ,Pendidikan Karakter Konsep Dan implementasinya (Bandung,Alfabeta 2012)h 14
Mansur muslich ,Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan krisis Multimendiontal (Jakarta,Bumi Aksara ,2006 )h 74
Mufti amir ,Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam ,(Jakarta ,logos Wacana Ilmu.1999) h 17
Mustofa, Akhmad. 1999. Akhlak Tasawuf. Bandung:CV pustaka setia
Nata Abidin ,1996.Aklaq Tasawuf ,Jakarta .PT Raja Grafindo Persada.