PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI DARING; PROBLEMATIKA, SOLUSI DAN HARAPAN

1.362 Lihat

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI DARING; PROBLEMATIKA,

SOLUSI DAN HARAPAN

Nanang Kosim1, Imam Turmudi2, Novy Maryani3, Abdul Hadi4

‘Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:

nanang.kosim@uinsgd.ac.id

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:

novymaryani88@gmail.com

Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:

abduh1667@gmail.com

Abstract

This study aims to determine the problems, solutions and contributions of learning Arabic through online mode of students in English Education Department and Islamic Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training of UIN Sunan Gunung Djati Bandung. The study uses descriptive method with a questionnaire by asking 9 questions to 228 respondents. Based on the data, it was found that the process of learning Arabic went well: 77% of respondents stated learning Arabic through online went well, and 94% of respondents stated that learning was carried out based on the lecture schedule set by the faculty. The teaching materials used are taken from Arabic language book compiled by the team of authors. The materials obtained through online learning is quite acceptable to students (61%). More than 5 learning media are used during online learning, and the majority (> 67%) use Google Classroom for learning. There are 51% of respondents who are not accustomed to learning Arabic with an online system. However, in general the process of learning Arabic runs well. Problems faced by respondents cover pronunciation of words and sentences (14% respondents), 22% of too much and too difficult subject matter to understand (22% respondents), the environment, students’ interests and motivation (14% respondents), and too little time available for learning (24% respondents). Learning Arabic through online mode can be done by considering the preparation of learning modules and ICTs, and paying attention to the conditions of students and lecturers, so that learning can be carried out well. In addition, this online system can be used as a model of Arabic learning for students in the future.

Keywords: Learning, Arabic, E-learning, Problems, Solutions and Contributions

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika, solusi dan harapan pembelajaran bahasa Arab melalui daring pada mahasiswa Prodi PBI dan Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik kuesioner dengan mengajukan sebanyak 9 pertanyaan terhadap 228 orang responden. Berdasarkan data ditemukan bahwa pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan baik yakni sebanyak 77% responden menyatakan pembelajaran bahasa Arab melalui daring berjalan dengan baik, dan 94% dilaksanakan sesuai jadwal perkuliahan yang ditetapkan oleh fakultas. Bahan ajar yang digunakan adalah buku bahasa arab yang disusun oleh TIM penulis Lembaga Bahasa. Materi yang diperloleh melalui pembelajaran daring cukup diterima oleh mahasiswa (61%). Lebih dari 5 media pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran daring, dan mayoritas (>67%) menggunakan Google Classroom. Terdapat 51% responden belum terbiasa melakukan pembelajaran bahasa Arab dengan sistem daring namun secara umum proses pembelajaran bahasa arab berjalan dengan baik. Problematika yang dihadapi oleh responden, 14% terdapat pada pelafalan kata dan kalimat, 22% responden menyatakan materi pelajaran yang dianggap terlalu banyak dan sulit dipahami, 14% terdapat pada lingkungan dan minat serta motivasi belajar mahasiswa dan 24% waktu yang tersedia untuk belajar dianggap terlalu sedikit. Pembelajaran bahasa Arab melalui daring dapat digunakan dengan pertimbangan menyiapkan modul pembelajaran dan TIK serta memperhatikan kondisi mahasiswa dan dosen, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, sistem daring ini dapat dijadikan model pembelajaran bahasa Arab bagi mahasiswa di masa yang akan datang.

Kata Kunci: pembelajaran, bahasa Arab, daring, problematika, solusi dan harapan

Pendahuluan

Bahasa adalah kalimat atau kata yang digunakan oleh seseorang untuk menumpahkan isi hati dan pikirannya terhadap lawan bicaranya. Bahasa merupakan alat utama bagi manusia dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Menurut Gulayaini (1994) Bahasa Arab merupakan kalimat atau kata yang digunakan oleh bangsa Arab dalam menyampaikan gagasan, ide dan fikiran kepada orang lain.

Secara linguistik bahasa Arab bagi bangsa Indonesia merupakan bahasa asing, bukan bahasa ibu. Pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing bagi pelajar Indonesia, pasti berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia bagi mereka sebagai bahasa ibu. Dari sinilah bahasa asing baru dipelajarinya itu akan selalu dipengaruhi oleh struktur kata dan kalimat bahasa ibu yang sudah mendominasi.

Terkait dengan bagaimana orang menilai belajar bahasa Arab, banyak sudut pandang yang heterogen. Sebagian ada yang memandang bahasa Arab adalah bahasa agama, karena bahasa arab dipandang sebagai alat untuk mempelajari dan memahami teks- teks yang berbahasa Arab. Ada juga yang berpendapat bahwa belajar bahasa Arab adalah belajar bahasa ilmu pengetahuan islam. Pandangan ini juga tidak salah, karena memang ilmu-ilmu islam mayoritas referensinya berbahasa Arab. Dan ada pula yang berpandangan bahwa belajar bahasa arab adalah belajar berbahasa. Pandangan ini lebih menitik beratkan pada bagaimana orang belajar bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Perbedaan sudut pandang ini, menyebabkan adanya perbedaan metode, strategi, teknik, bahan ajar, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran bahasa Arab. Apabila, belajar bahasa Arab tujuannya agar peserta didik dapat berkomunikasi atau bahasa arab sebagai alat komunikasi, maka belajar bahasa Arab lebih menitik beratkan pada kosa kata dan praktik berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.

Terlepas dari berbagai sudut pandang tersebut, jika kita amati dengan seksama, maka pembelajaran bahasa arab banyak menemui berbagai kendala dan hambatan. Ditengah kondisi Covid-19 ini pembelajaran bahasa Arab tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka di kelas. Kondisi tersebut menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran melalui daring (dalam jaringan) merupakan salah satu altenatif yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab. Dalam pelaksanaannya pembelajaran bahasa Arab melalui daring ini menemui berbagai kendala. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dan proyeksi kedepan untuk menjawab tantangan pembelajaran tersebut sehingga dapat berperan memberikan kontribusi pada pembelajaran, antara lain: a) mampu memberikan layanan informasi pembelajararan berbasis jaringan; b) menjadi media dalam model pembelajaran berbasis web (online), c) menjadi media dalam penyelenggaraan e-learning; d) menjadi media dalam sistem pendidikan dan pembelajaran jarak jauh (Salma dkk., 2016: 20-21).

Membahas tentang penerapan teknologi (daring) dalam pembelajan bahasa Arab yang dimaksudkan adalah bagaimana pembelajaran daring dapat menjawab permasalahan- permasalahan yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab. Apakah pembelajaran daring dapat berperan dalam keselarasan dan keberlanjutan pembelajaran bahasa Arab di perguruan Tinggi? Apakah dengan daring dapat membuat peserta didik akan semakin tertarik mempelajari bahasa Arab? Apakah dengan daring dapat menciptakan interaksi dan komunikasi dengan peserta didik (mahasiswa)? Apakah dengan daring mampu memanfaatkan alokasi waktu untuk pembelajaran bahasa Arab? Apakah melalui daring mampu menciptakan lingkungan berbahasa Arab?

Penelitian dilakukan untuk menjawab permahsalahan yang tengah dihadapi bersama yakni, pembelajaran bahasa Arab ditengah pandemi covid-19. Pembelajaran bahasa Arab tidak bisa dilakukan secara tatap muka langsung. Akan tetapi dilakukan secara daring (online). Sekalipun kehadiran dosen dalam proses belajar mengajar memiliki peran yang sangat penting dan tidak bisa tergantikan, karena dosen merupakan fasilitator, motivator, pembimbing dan pendidik. Dosen sebagai sutradara sekaligus actor dalam pembelajaran memerankan pigur yang sangat sentral. Nilai kepribadian yang muncul dari dosen mempengaruhi terhadap jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dosen harus dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga apa yang dia ucapkan dan lakukan akan menjadi uswah bagi para mahasiswa atau anak didiknya.

Kajian terdahulu mengenai problematika pembelajaran bahasa Arab dan pembelajaran daring ini pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Syukro Vadila dan Suharmon (2019) mengkaji tentang problematika pembelajaran bahasa Arab, Yanti, et all, (2020) membahas tentang pemanfaatan portal rumah belajar kemendikbud sebagai media pembelajaran daring di Sekolah Dasar dan Sanjaya (2020) membahas tentang 21 refleksi pembelajaran daring di masa darurat Covid19. Berdasarkan kajian tersebut, kajian mengenai prolematika, solusi dan proyeksi pembelajaran bahasa Arab pada masa pandemi covid-19 belum pernah dilakukan. Penelitian ini sebagai alternatif yang ditawarkan agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Oleh karena itu, problematika yang dihadapi oleh peserta didik (mahasiswa) tentunya akan berbeda. Penelitian ini akan mengungkan probelamtika yang dihadapi oleh mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Arab dan akan diungkap pula solusi yang ditawarkan oleh peneliti. Problematika dan solusi pembelajaran daring merupakan aspek yang harus dikaji secara mendalam. Adanya hambatan pada proses pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi dan minat belajar mahasiswa (Ahmadi dan Widodo S, 1991). Inti dari e-learning (daring), sebenarnya terdiri dari dua kata, yaitu “e” yang merujuk pada teknologi elektronik, dan “learning” yang merujuk pada tujuan, yaitu terjadinya belajar. Namun, dalam prakteknya, masih mengedepankan kata “e” dan sedikit melupakan kata “learning” sebagai tujuan utama. Padahal, e-learning (daring) adalah penerapan teknologi informasi dan komputer untuk untuk menciptakan pengalaman belajar (Horton, 2006). Salah satu unsur kunci menciptakan pengalaman belajar dalam konteks e-learning (daring) adalah adanya interaksi antara yang belajar dan yang membelajarkan. Interkasi seperti apa yang sebaiknya terjadi dalam e-learning. Oleh karena itu, adanya hambatan dan prolematika yang terdapat dalam proses pembelajaran bahasa arab melalui daring harus segera dicarikan solusinya, sehingga pembelajaran bahasa Arab dengan sistem daring ke depan dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dijadikan panduan oleh Dosen dan Prodi. Oleh karena itu, penelitian mengenai pembelajaran bahasa Arab pada masa pandemi covid-19, prolematika dan solusi perlu dilakukan. Sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menggambarkan proses pelaksanaan pembelajaran bahasa arab di tengah pandemi Covid-19 saat ini dan dijadikan informasi dasar bagi pihak-pihak terkait dalam menentukan kebijakan pembelajaran bahasa arab, terutama pada Dosen, Prodi dan LPTK.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Arikunto (1993) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan apa adanya tentang sesuatu atau keadaan. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik kuesioner. Teknik kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 13 – 28 April 2020 dengan jumlah responden sebanyak 228 orang mahasiswa yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Data diperoleh melalui pengisian pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan kepada seluruh responden dalam bentuk google form. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis untuk dideskripsikan. Unsur yang terdapat dalam daftar kuesioner terdiri atas beberapa pertanyaan yaitu informasi asal Prodi/Jurusan, (1) Latar belakang pendidikan mahasiswa; 2) Apakah dilaksanakan pembelajaran bahasa Arab secara daring; (3) Apakah pembelajaran bahasa Arab dilaksanakan sesuai jadwal perkuliahan yang sudah ditetapkan oleh fakultas; (4) Apakah materi bahasa Arab (bahan ajar) sesuai dengan Capaian Pembelajaran; (5) Apakah dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan Bahan ajar atau modul; (6) Media apakah yang digunakan untuk proses pembelajaran bahasa Arab secara daring; (7) Apakah Anda terbiasa dengan pembelajaran daring; (8) Problematika apa yang Anda hadapi dalam pembelajaran bahasa Arab secara daring; (9) Apakah harapan Anda terhadap pembelajaran bahasa Arab secara daring sebagai solusi untuk menyelesaikan problematika dan hambatan yang disebutkan sebelumnya.

Hasil dan Pembahasan

Profil Singkat Responden

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggis Jurusan Pendidikan Bahasa dan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung. Adapun jumlah responden sebanyak 228 orang. Adapun data sebaran respondennya adalah sebagai berikut:

Sebaran Responden

Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang mengisi kuesioner paling banyak memberikan tanggapan adalah Prodi Pendidikan Bahasa Inggris sebanyak 61%, dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam sebanyak 31%.

Realitas Pembelajaran Bahasa Arab melalui Daring

Realitas pembelajaran bahasa Arab melalui daring yang kaji meliputi latar belakang pendidikan mahasiswa, pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, waktu pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, bahan ajar yang digunakan, media yang digunakan untuk pembelajaran bahasa Arab melalui daring, keterbiasaan mahasiswa dengan sistem pembelajaran daring, problematika yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab dan harapan pembelajaran bahasa Arab melalui daring. Berdasarkan hasil sebaran angket terhadap responden diperoleh data sebagai berikut:

Berjalan dengan Baik

Cukup

Kurang Menarik

Sangat kuran

Gambar 2 Latar Belakang Pendidikan

Mahasiswa

Gambar 3 Pelaksanaan Pembelajan bahasa

Arab

Sesuai Jadwal

Tidak sesuai

Teks-

teks

yang

dibuat…

Modul

0%

Lainnya

5%

Buku

Bahasa

Arab

85%

Gambar 4 Waktu pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab

Gambar 5 Bahan Ajar yang digunakan

Gambar 6 Media yang digunakan dalam Pembelajaran Bahasa Arab melalui Daring

Gambar 7 Terbiasa Pembelajaran melalui Daring

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa responden menjawab pertanyaan yang bervariatif. Gambar 2 menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan mahasiswa yang belajar bahasa Arab beragam, sebanyak 21% mahasiswa berlatar belakang pendidikan Madrasah Aliyah, 46% mahasiswa berlatar belakang Pendidikan SMA, 20% mahasiswa berlatar belakang pendidikan SMK, 13% Mahasiswa berlatar belakang pendidikan Pondok Pesantren dan 20% mahasiswa tidak mencantumkan latar belakang pendidikan. Latar belakang pendidikan yang bervariatif ini memberikan pengaruh pada pembelajaran bahasa Arab, terutama kemampuan dasar mahasiswa terhadap bahasa Arab.

Dari gambar 3, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan baik. Hal terbukti bahwa 77% mahasiswa menjawab bahwa pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan baik, 20% menjawab cukup baik dan hanya 30% mahasiswa yang menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Arab berjalan kurang baik. Pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Fakultas, yaitu 94% mahasiswa menyatakan pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan jadwal dan sebanyak 6% pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Fakultas. Adanya pembelajaran bahasa Arab tidak sesuai dengan jadwal disebabkan oleh kondisi pandemi wabah Covid-19. Perubahan jadwal tersebut disesuaikan dengan kondisi mahasiswa dan dosen. Pada masa pandemi Covid-19 ini semua perkuliahan dilaksanakn di rumah (work from home), sehingga perlu penyesuaian antara mata kuliah yang diikuti oleh mahasiswa.

Dalam pembelajaran bahasa Arab bahan ajar yang digunakan adalah buku bahasa Arab yang disusun oleh tim bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung 85%. Bahan Ajar berupa teks wacana yang disusun oleh Dosen sekitar 10% dan bahan ajar lainnya berupa vidio percakapan, sekitar 5%. Informasi yang diperoleh dari proses pembelajaran bahasa Arab melalui daring menunjukan bahwa 85% materi yang diperoleh oleh mahasiswa bersumber dari buku bahasa Arab yang disusun oleh TIM penyusun bahasa arab Lembaga Bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa materi bahasa Arab yang disampaikan kepada mahasiswa secara umum sudah cukup. Namun demikian masih ada sekitar 15% mahasiswa yang menyatakan bahwa materi yang disampaikan masih kurang. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor, diantaranya; perbedaan bahan ajar yang digunakan antara dosen yang mengajar bahasa Arab, kebiasaan mahasiswa pada saat proses pembelajaran tatap muka offline materi disampaikan oleh dosen dengan metode gramatika terjemah atau muhadhoroh, sementara mahasiswa pada umumnya hanya mendengarkan. Akan tetapi, ketika sistem pembelajaran online diterapkan, memahami materi dengan intruksi yang sudah dijelaskan pun masih menjadi tantangan, sehingga sebagian mahasiswa merasa sulit dalam memahami materi perkuliahan terutama yang berlakar belakang pendidikan bukan dari Madrasah Aliyah atau Pondok Pesantren.

Dari gambar 6 diketaui bahwa media yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab secara daring adalah Google Classroom (GCR) sekitar 67%. Apabila dilihat dari data tersebut, media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab secara daring banyak sekali. Penggunaan beberapa media dalam menyampaikan materi perkuliahan dimaksudkan agar mempermudah mahasiswa menguasai materi yang disampaikan. Oleh karena itu, hendaknya dosen dapat menyesuaikan penggunaan metode tersebut dengan karakteristik materi yang disampaikan. Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah kemudahan mahasiswa dalam mengakses media tersebut. Inilah yang ditegaskan oleh Abdul „Alim Ibrahim (1992) 4ic. <^lj J ^-jju^ JjI^jJIj ^i^UII £55. Hal ini perlu dilakukan agar media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab dapat mengakomodasi perbedaan individu.

Selanjutnya, dari gambar 7, diketahui bahwa pada umunya mahasiswa belum terbiasa terbiasa dengan pembelajaran bahasa Arab melalui daring bahkan belum pernah belajar dengan menggunakan daring. Sebanyak 53% mahasiswa belum pernah menggunakan pembelajaran bahasa Arab secara daring, 32% mahasiswa kadang belajar dengan menggunakan daring dan 15% sudah terbiasa. Namun dari data tersebut, sekitar 97% mahasiswa baru pertama kali menggunakan daring dalam pembelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu, salah satu faktor penentu kesuksesan pembelajaran bahasa Arab melalui daring adalah kebiasaan mereka dalam menggunakan sistem tersebut.

Problematika dan Solusi Pembelajaran Bahasa Arab melalui Daring

Pada masa wabah pandemi covid-19 ini semua perkuliahan dilaksanakan secara e-Learning (daring) termasuk Pembelajaran bahasa Arab di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung yang menjadi objek penelitian ini. Secara umum problematika yang dihadapi oleh mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Arab melalui daring dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 8 Problematika pembelajaran bahasa Arab secara Daring

Dari Gambar 8 di atas dapat diketahui bahwa problematika pembelajaran bahasa Arab antara lain; pelafalan kata dan kalimat, materi yang sulit, kuota yang terbatas, media pembelajaran yang digunakan, minat dan motivasi mahasiswa, waktu yang tersedia, jaringan terbatas dan lingkungan belajar yang kurang mendukung.

Dari hambatan yang dihadapi oleh responden, terdapat lima poin kendala yang paling banyak dialami oleh mahasiswa selama pembelajaran bahasa Arab secara daring, yakni pelafalan kata dan kalimat sebanyak 14%, materi pelajaran yang dianggap terlalu banyak dan sulit dipahami sebanyak 22%, minat dan motivasi belajar mahasiswa sebanyak 14%, waktu yang tersedia untuk belajar dianggap terlalu sedikit sebanyak 24% dan lingkungan yang kurang mendukung terhadap pembelajaran bahasa Arab sebesar 14%.

■ Modul Pembelajaran

Gambar 9 Harapan mahasiswa terhadap pembelajaran bahasa Arab secara Daring

Kelima jenis hambatan tersebut harus dicarikan solusinya oleh semua pihak termasuk oleh mahasiswa, dosen (tim teaching dan lembaga (institusi). Pelafalan kata dan kalimat misalnya harus diberikan contoh pelafalannya dan diberikan harokat pada bahan ajarnya. Dosen dapat menyiapkan materi pelajaran yang sesuai dengan tuntutan jurusan dan Prodi yang bersangkutan. Materi perkuliahan selain buku yang sudah di susun oleh TIM Lembaga Bahasa, juga dibuatkan modul pembelajarannya yang sudah tersedia dalam aplikasi sehingga mahasiswa mudah menggunakan bahan ajar tersebut dengan dilengkapi petunjuk penggunaan dan latihan-latihannya. Hal ini terbukti dengan 33% responden mengharapkan pembelajaran bahasa Arab melalui daring ini harus ada modul pembelajarannya. Untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar mahasiswa perlu adanya media (TIK) yang relevan dengan bahan ajar yang dipelajari. Sebanyak 13% responden menyatakan bahwa TIK dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Arab melalui daring. Di samping itu juga lingkungan yang mendukung terhadap pembelajaran bahasa Arab (al-Bi’ah al-Lughowiyah). Harapan lain yang diajukan responden adalah 24% menyatakan harus ada penyesuaian waktu dengan materi yang disampaikan. Waktu yang tersedia selama 100 menit, perlu kiranya dipertimbangkan untuk ditambah menjadi 150 menit. Hal ini penting untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melafalkan kata atau kalimat dan juga untuk melakukan latihan-latihan berbahasa. Sebanyak 30% responden menyatakan bahwa materi yang disampaikan harus disesuaikan dengan prodi atau jurusan terutama teks-teks atau percapakannya. Hal ini penting dilakukan agar kosa kata atau uslub kalimat dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Harapan lain dari responden adalah adanya jaringan internet yang mudah diakses oleh mahasiswa. Lembaga dalam hal ini Universitas dapat melakukan beberapa upaya strategis untuk menyiapkan dan menyediakan aplikasi e-learning yang rendah kuota dan mudah dalam mengaksesnya. Aplikasi E-Knows yang disediakan oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung masih terkendala dalam mengaksesnya bagi mahasiswa yang tinggal jauh dari jaringan provider (min aqsho al-Madinah).

Proyeksi Pembelajaran Bahasa Arab melalui Daring

Berdasarkan paparan di atas, proyeksi pembelajaran bahasa Arab melalui daring pada masa yang akan datang harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:

Membuat modul pembelajaran bahasa Arab yang sudah dilengkapi dengan TIK dan mudah diakses.

Memperkuat urgensi berbahasa Arab bagi mahasiswa.

Membuat pola pembelajaran bahasa Arab secara e-learning dan tatap muka pada perkuliahan di kelas.

Simpulan

Pembelajaran bahasa Arab melalui daring secara umum dapat berjalan dengan baik. Namun demikian terdapat kendala dan problematika yang dihadapi baik oleh mahasiswa maupun dosen. Diantara problematika yang terjadi dalam pembelajaran bahasa arab secara daring adalah problematika lingusitik dan problematika non-linguistik.

Referensi

Ahmadi, Abu dan Widodo S (1991), Psikologi Belajar, Jakarta, Renika Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Efendi. (2008). “Metode Pembelajaran Bahasa Arab: antara Tradisional dan Modern”. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan Insania Vol. 3 Sep-Des 2008, 441-452.

Effendi, Ahmad Fuad. (2004). Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.

Fahrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. (2010). Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Bania Publishing.

Fahrurrozi, Aziz. (2014). “Pembelajaran Bahasa Arab: Problematika dan Solusinya”. Arabiyat, Jurnal Guruan Bahasa Aab dan Kebahasaaraban Vol 1 no. 2 Desember 2014.

Gulayaini, Musthofa (1994), Jamiu ad-Durus al-Lughoh al-Arobiyah, Beirut.

Moleong, L.J., (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya, Bandung.

Nurbayan, Yayan. (2008). Motodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Zein Al Bayan.

Salma, (2019), Modul Pembelajaran Abad 21, Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Agama Islam.

Sanjaya, R. (Ed.). (2020). 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat. SCU Knowledge Media.

Sardiman, A.M 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Cipta Prakasa Sejati.

Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta.

Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovaif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Guruan(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Vadika, Syukro dan Suharmon, (2019), Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Batu Mandi Tilatang Kamang, Jurnal of Education, Jully 2019.

Yanti, M. T., Kuntarto, E., & Kurniawan, A. R. (2020). Pemanfaatan Portal Rumah Belajar Kemendikbud Sebagai Model Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 5(1), 61-68.

Biografi Penulis

Nanang Kosim, Dr. M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Dosen mata Kuliah Bahasa Arab dan Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung. Disela-sela kesibukannya menjadi dosen, ia juga aktif melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan menulis baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal Ilmiah. Pengurus IPTI Jawa Barat ini, juga aktif menjadi pembicara pada seminar kebahasaan. Beliau dapat dihubungi melalui nomor 081221017547 atau email: nanang.kosim@uinsgd.ac.id

Imam Turmudi, Drs. M.Ag, Dosen mata Kuliah Insya dan Mutholaah pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pimpinan Mahad MIMLAM ini selain menjadi dosen, ia juga aktif melakukan penelitian, menulis baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal Ilmiah. Dan juga sibuk pengabdian kepada masyarakat mengisi pengajian-pengjian dari masjid ke masjid. Beliau dapat dihubungi melalui nomor: 082316950222

Novy Maryani, M.Ag, Dosen mata Kuliah Bahasa Arab dan Nahwu pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung. Pengasuh Pondok Pesantren MIMLAM ini, disela-sela kesibukannya menjadi dosen, ia juga aktif melakukan penelitian, menulis baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal Ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat. Belia dapat dihubungi melalui: 081220807680, e-mail: novymaryani88@gmail.com

H. Abdul Hadi, M.Ag., Drs. Mudier Ma’had Al-Jam’ah UIN SGD Bandung dan Dosen Mata Kuliah Bahasa Arab dan Nahwu Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selain mengajar juga menyibukkan dirinya pada pengabdian kepada masyarakat baik pengajian- pengajian umum maupun pengkajian kitab kuning. Baik offline maupun Daring dan online. Sekarang tercatat sebagai pengurus ICMI Jawa Barat dan Front Anti Narkoba Jawa Barat. Beliau dapat dihubungi melalui:085224019961 email: abduh1667@gmail.com

PEMBELAJARAN BAHASA ARAB MELALUI DARING; PROBLEMATIKA,
SOLUSI DAN HARAPAN
Nanang Kosim1, Imam Turmudi2, Novy Maryani3, Abdul Hadi4
‘Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
nanang.kosim@uinsgd.ac.id
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
novymaryani88@gmail.com
Program Studi Pendidikan Bahasa Arab, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, e-mail:
abduh1667@gmail.com
Abstract
This study aims to determine the problems, solutions and contributions of learning Arabic through online mode of students in English Education Department and Islamic Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training of UIN Sunan Gunung Djati Bandung. The study uses descriptive method with a questionnaire by asking 9 questions to 228 respondents. Based on the data, it was found that the process of learning Arabic went well: 77% of respondents stated learning Arabic through online went well, and 94% of respondents stated that learning was carried out based on the lecture schedule set by the faculty. The teaching materials used are taken from Arabic language book compiled by the team of authors. The materials obtained through online learning is quite acceptable to students (61%). More than 5 learning media are used during online learning, and the majority (> 67%) use Google Classroom for learning. There are 51% of respondents who are not accustomed to learning Arabic with an online system. However, in general the process of learning Arabic runs well. Problems faced by respondents cover pronunciation of words and sentences (14% respondents), 22% of too much and too difficult subject matter to understand (22% respondents), the environment, students’ interests and motivation (14% respondents), and too little time available for learning (24% respondents). Learning Arabic through online mode can be done by considering the preparation of learning modules and ICTs, and paying attention to the conditions of students and lecturers, so that learning can be carried out well. In addition, this online system can be used as a model of Arabic learning for students in the future.
Keywords: Learning, Arabic, E-learning, Problems, Solutions and Contributions
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika, solusi dan harapan pembelajaran bahasa Arab melalui daring pada mahasiswa Prodi PBI dan Jurusan PAI Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik kuesioner dengan mengajukan sebanyak 9 pertanyaan terhadap 228 orang responden. Berdasarkan data ditemukan bahwa pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan baik yakni sebanyak 77% responden menyatakan pembelajaran bahasa Arab melalui daring berjalan dengan baik, dan 94% dilaksanakan sesuai jadwal perkuliahan yang ditetapkan oleh fakultas. Bahan ajar yang digunakan adalah buku bahasa arab yang disusun oleh TIM penulis Lembaga Bahasa. Materi yang diperloleh melalui pembelajaran daring cukup diterima oleh mahasiswa (61%). Lebih dari 5 media pembelajaran yang digunakan selama pembelajaran daring, dan mayoritas (>67%) menggunakan Google Classroom. Terdapat 51% responden belum terbiasa melakukan pembelajaran bahasa Arab dengan sistem daring namun secara umum proses pembelajaran bahasa arab berjalan dengan baik. Problematika yang dihadapi oleh responden, 14% terdapat pada pelafalan kata dan kalimat, 22% responden menyatakan materi pelajaran yang dianggap terlalu banyak dan sulit dipahami, 14% terdapat pada lingkungan dan minat serta motivasi belajar mahasiswa dan 24% waktu yang tersedia untuk belajar dianggap terlalu sedikit. Pembelajaran bahasa Arab melalui daring dapat digunakan dengan pertimbangan menyiapkan modul pembelajaran dan TIK serta memperhatikan kondisi mahasiswa dan dosen, sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Selain itu, sistem daring ini dapat dijadikan model pembelajaran bahasa Arab bagi mahasiswa di masa yang akan datang.
Kata Kunci: pembelajaran, bahasa Arab, daring, problematika, solusi dan harapan
Pendahuluan
Bahasa adalah kalimat atau kata yang digunakan oleh seseorang untuk menumpahkan isi hati dan pikirannya terhadap lawan bicaranya. Bahasa merupakan alat utama bagi manusia dalam melakukan interaksi dengan orang lain. Menurut Gulayaini (1994) Bahasa Arab merupakan kalimat atau kata yang digunakan oleh bangsa Arab dalam menyampaikan gagasan, ide dan fikiran kepada orang lain.
Secara linguistik bahasa Arab bagi bangsa Indonesia merupakan bahasa asing, bukan bahasa ibu. Pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa asing bagi pelajar Indonesia, pasti berbeda dengan pembelajaran bahasa Indonesia bagi mereka sebagai bahasa ibu. Dari sinilah bahasa asing baru dipelajarinya itu akan selalu dipengaruhi oleh struktur kata dan kalimat bahasa ibu yang sudah mendominasi.
Terkait dengan bagaimana orang menilai belajar bahasa Arab, banyak sudut pandang yang heterogen. Sebagian ada yang memandang bahasa Arab adalah bahasa agama, karena bahasa arab dipandang sebagai alat untuk mempelajari dan memahami teks- teks yang berbahasa Arab. Ada juga yang berpendapat bahwa belajar bahasa Arab adalah belajar bahasa ilmu pengetahuan islam. Pandangan ini juga tidak salah, karena memang ilmu-ilmu islam mayoritas referensinya berbahasa Arab. Dan ada pula yang berpandangan bahwa belajar bahasa arab adalah belajar berbahasa. Pandangan ini lebih menitik beratkan pada bagaimana orang belajar bahasa Arab sebagai bahasa komunikasi sehari-hari. Perbedaan sudut pandang ini, menyebabkan adanya perbedaan metode, strategi, teknik, bahan ajar, media pembelajaran dan evaluasi pembelajaran bahasa Arab. Apabila, belajar bahasa Arab tujuannya agar peserta didik dapat berkomunikasi atau bahasa arab sebagai alat komunikasi, maka belajar bahasa Arab lebih menitik beratkan pada kosa kata dan praktik berbicara dengan menggunakan bahasa Arab.
Terlepas dari berbagai sudut pandang tersebut, jika kita amati dengan seksama, maka pembelajaran bahasa arab banyak menemui berbagai kendala dan hambatan. Ditengah kondisi Covid-19 ini pembelajaran bahasa Arab tidak bisa dilaksanakan secara tatap muka di kelas. Kondisi tersebut menuntut lembaga pendidikan untuk melakukan inovasi dalam proses pembelajaran. Pembelajaran melalui daring (dalam jaringan) merupakan salah satu altenatif yang diterapkan dalam pembelajaran bahasa Arab. Dalam pelaksanaannya pembelajaran bahasa Arab melalui daring ini menemui berbagai kendala. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dan proyeksi kedepan untuk menjawab tantangan pembelajaran tersebut sehingga dapat berperan memberikan kontribusi pada pembelajaran, antara lain: a) mampu memberikan layanan informasi pembelajararan berbasis jaringan; b) menjadi media dalam model pembelajaran berbasis web (online), c) menjadi media dalam penyelenggaraan e-learning; d) menjadi media dalam sistem pendidikan dan pembelajaran jarak jauh (Salma dkk., 2016: 20-21).
Membahas tentang penerapan teknologi (daring) dalam pembelajan bahasa Arab yang dimaksudkan adalah bagaimana pembelajaran daring dapat menjawab permasalahan- permasalahan yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab. Apakah pembelajaran daring dapat berperan dalam keselarasan dan keberlanjutan pembelajaran bahasa Arab di perguruan Tinggi? Apakah dengan daring dapat membuat peserta didik akan semakin tertarik mempelajari bahasa Arab? Apakah dengan daring dapat menciptakan interaksi dan komunikasi dengan peserta didik (mahasiswa)? Apakah dengan daring mampu memanfaatkan alokasi waktu untuk pembelajaran bahasa Arab? Apakah melalui daring mampu menciptakan lingkungan berbahasa Arab?
Penelitian dilakukan untuk menjawab permahsalahan yang tengah dihadapi bersama yakni, pembelajaran bahasa Arab ditengah pandemi covid-19. Pembelajaran bahasa Arab tidak bisa dilakukan secara tatap muka langsung. Akan tetapi dilakukan secara daring (online). Sekalipun kehadiran dosen dalam proses belajar mengajar memiliki peran yang sangat penting dan tidak bisa tergantikan, karena dosen merupakan fasilitator, motivator, pembimbing dan pendidik. Dosen sebagai sutradara sekaligus actor dalam pembelajaran memerankan pigur yang sangat sentral. Nilai kepribadian yang muncul dari dosen mempengaruhi terhadap jalannya proses belajar mengajar. Oleh karena itu, dosen harus dapat memiliki kepribadian yang baik sehingga apa yang dia ucapkan dan lakukan akan menjadi uswah bagi para mahasiswa atau anak didiknya.
Kajian terdahulu mengenai problematika pembelajaran bahasa Arab dan pembelajaran daring ini pernah dilakukan oleh beberapa peneliti. Syukro Vadila dan Suharmon (2019) mengkaji tentang problematika pembelajaran bahasa Arab, Yanti, et all, (2020) membahas tentang pemanfaatan portal rumah belajar kemendikbud sebagai media pembelajaran daring di Sekolah Dasar dan Sanjaya (2020) membahas tentang 21 refleksi pembelajaran daring di masa darurat Covid19. Berdasarkan kajian tersebut, kajian mengenai prolematika, solusi dan proyeksi pembelajaran bahasa Arab pada masa pandemi covid-19 belum pernah dilakukan. Penelitian ini sebagai alternatif yang ditawarkan agar proses pembelajaran tetap berjalan dengan baik. Oleh karena itu, problematika yang dihadapi oleh peserta didik (mahasiswa) tentunya akan berbeda. Penelitian ini akan mengungkan probelamtika yang dihadapi oleh mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Arab dan akan diungkap pula solusi yang ditawarkan oleh peneliti. Problematika dan solusi pembelajaran daring merupakan aspek yang harus dikaji secara mendalam. Adanya hambatan pada proses pembelajaran dapat mempengaruhi motivasi dan minat belajar mahasiswa (Ahmadi dan Widodo S, 1991). Inti dari e-learning (daring), sebenarnya terdiri dari dua kata, yaitu “e” yang merujuk pada teknologi elektronik, dan “learning” yang merujuk pada tujuan, yaitu terjadinya belajar. Namun, dalam prakteknya, masih mengedepankan kata “e” dan sedikit melupakan kata “learning” sebagai tujuan utama. Padahal, e-learning (daring) adalah penerapan teknologi informasi dan komputer untuk untuk menciptakan pengalaman belajar (Horton, 2006). Salah satu unsur kunci menciptakan pengalaman belajar dalam konteks e-learning (daring) adalah adanya interaksi antara yang belajar dan yang membelajarkan. Interkasi seperti apa yang sebaiknya terjadi dalam e-learning. Oleh karena itu, adanya hambatan dan prolematika yang terdapat dalam proses pembelajaran bahasa arab melalui daring harus segera dicarikan solusinya, sehingga pembelajaran bahasa Arab dengan sistem daring ke depan dapat dilaksanakan dengan baik dan dapat dijadikan panduan oleh Dosen dan Prodi. Oleh karena itu, penelitian mengenai pembelajaran bahasa Arab pada masa pandemi covid-19, prolematika dan solusi perlu dilakukan. Sehingga diharapkan hasil dari penelitian ini dapat menggambarkan proses pelaksanaan pembelajaran bahasa arab di tengah pandemi Covid-19 saat ini dan dijadikan informasi dasar bagi pihak-pihak terkait dalam menentukan kebijakan pembelajaran bahasa arab, terutama pada Dosen, Prodi dan LPTK.
Metodologi
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Arikunto (1993) penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan apa adanya tentang sesuatu atau keadaan. Adapun teknik yang digunakan adalah teknik kuesioner. Teknik kuesioner digunakan untuk pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 13 – 28 April 2020 dengan jumlah responden sebanyak 228 orang mahasiswa yang terdiri dari Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Data diperoleh melalui pengisian pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan kepada seluruh responden dalam bentuk google form. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis untuk dideskripsikan. Unsur yang terdapat dalam daftar kuesioner terdiri atas beberapa pertanyaan yaitu informasi asal Prodi/Jurusan, (1) Latar belakang pendidikan mahasiswa; 2) Apakah dilaksanakan pembelajaran bahasa Arab secara daring; (3) Apakah pembelajaran bahasa Arab dilaksanakan sesuai jadwal perkuliahan yang sudah ditetapkan oleh fakultas; (4) Apakah materi bahasa Arab (bahan ajar) sesuai dengan Capaian Pembelajaran; (5) Apakah dalam pembelajaran bahasa Arab menggunakan Bahan ajar atau modul; (6) Media apakah yang digunakan untuk proses pembelajaran bahasa Arab secara daring; (7) Apakah Anda terbiasa dengan pembelajaran daring; (8) Problematika apa yang Anda hadapi dalam pembelajaran bahasa Arab secara daring; (9) Apakah harapan Anda terhadap pembelajaran bahasa Arab secara daring sebagai solusi untuk menyelesaikan problematika dan hambatan yang disebutkan sebelumnya.
Hasil dan Pembahasan
Profil Singkat Responden
Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Inggis Jurusan Pendidikan Bahasa dan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung. Adapun jumlah responden sebanyak 228 orang. Adapun data sebaran respondennya adalah sebagai berikut:
Sebaran Responden

Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa jumlah mahasiswa yang mengisi kuesioner paling banyak memberikan tanggapan adalah Prodi Pendidikan Bahasa Inggris sebanyak 61%, dan mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam sebanyak 31%.
Realitas Pembelajaran Bahasa Arab melalui Daring
Realitas pembelajaran bahasa Arab melalui daring yang kaji meliputi latar belakang pendidikan mahasiswa, pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, waktu pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, bahan ajar yang digunakan, media yang digunakan untuk pembelajaran bahasa Arab melalui daring, keterbiasaan mahasiswa dengan sistem pembelajaran daring, problematika yang dihadapi dalam pembelajaran bahasa Arab dan harapan pembelajaran bahasa Arab melalui daring. Berdasarkan hasil sebaran angket terhadap responden diperoleh data sebagai berikut:
Berjalan dengan Baik
Cukup
Kurang Menarik
Sangat kuran

Gambar 2 Latar Belakang Pendidikan
Mahasiswa
Gambar 3 Pelaksanaan Pembelajan bahasa
Arab

Sesuai Jadwal
Tidak sesuai
Teks-
teks
yang
dibuat…
Modul
0%
Lainnya
5%
Buku
Bahasa
Arab
85%

Gambar 4 Waktu pelaksanaan Pembelajaran Bahasa Arab
Gambar 5 Bahan Ajar yang digunakan

Gambar 6 Media yang digunakan dalam Pembelajaran Bahasa Arab melalui Daring
Gambar 7 Terbiasa Pembelajaran melalui Daring

Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa responden menjawab pertanyaan yang bervariatif. Gambar 2 menjelaskan bahwa latar belakang pendidikan mahasiswa yang belajar bahasa Arab beragam, sebanyak 21% mahasiswa berlatar belakang pendidikan Madrasah Aliyah, 46% mahasiswa berlatar belakang Pendidikan SMA, 20% mahasiswa berlatar belakang pendidikan SMK, 13% Mahasiswa berlatar belakang pendidikan Pondok Pesantren dan 20% mahasiswa tidak mencantumkan latar belakang pendidikan. Latar belakang pendidikan yang bervariatif ini memberikan pengaruh pada pembelajaran bahasa Arab, terutama kemampuan dasar mahasiswa terhadap bahasa Arab.
Dari gambar 3, diketahui bahwa pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan baik. Hal terbukti bahwa 77% mahasiswa menjawab bahwa pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan baik, 20% menjawab cukup baik dan hanya 30% mahasiswa yang menyatakan bahwa pembelajaran bahasa Arab berjalan kurang baik. Pembelajaran bahasa Arab berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Fakultas, yaitu 94% mahasiswa menyatakan pembelajaran bahasa Arab sesuai dengan jadwal dan sebanyak 6% pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab tidak sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan oleh Fakultas. Adanya pembelajaran bahasa Arab tidak sesuai dengan jadwal disebabkan oleh kondisi pandemi wabah Covid-19. Perubahan jadwal tersebut disesuaikan dengan kondisi mahasiswa dan dosen. Pada masa pandemi Covid-19 ini semua perkuliahan dilaksanakn di rumah (work from home), sehingga perlu penyesuaian antara mata kuliah yang diikuti oleh mahasiswa.
Dalam pembelajaran bahasa Arab bahan ajar yang digunakan adalah buku bahasa Arab yang disusun oleh tim bahasa Arab UIN Sunan Gunung Djati Bandung 85%. Bahan Ajar berupa teks wacana yang disusun oleh Dosen sekitar 10% dan bahan ajar lainnya berupa vidio percakapan, sekitar 5%. Informasi yang diperoleh dari proses pembelajaran bahasa Arab melalui daring menunjukan bahwa 85% materi yang diperoleh oleh mahasiswa bersumber dari buku bahasa Arab yang disusun oleh TIM penyusun bahasa arab Lembaga Bahasa. Hal ini menunjukkan bahwa materi bahasa Arab yang disampaikan kepada mahasiswa secara umum sudah cukup. Namun demikian masih ada sekitar 15% mahasiswa yang menyatakan bahwa materi yang disampaikan masih kurang. Hal ini dikarenakan ada beberapa faktor, diantaranya; perbedaan bahan ajar yang digunakan antara dosen yang mengajar bahasa Arab, kebiasaan mahasiswa pada saat proses pembelajaran tatap muka offline materi disampaikan oleh dosen dengan metode gramatika terjemah atau muhadhoroh, sementara mahasiswa pada umumnya hanya mendengarkan. Akan tetapi, ketika sistem pembelajaran online diterapkan, memahami materi dengan intruksi yang sudah dijelaskan pun masih menjadi tantangan, sehingga sebagian mahasiswa merasa sulit dalam memahami materi perkuliahan terutama yang berlakar belakang pendidikan bukan dari Madrasah Aliyah atau Pondok Pesantren.
Dari gambar 6 diketaui bahwa media yang paling banyak digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab secara daring adalah Google Classroom (GCR) sekitar 67%. Apabila dilihat dari data tersebut, media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab secara daring banyak sekali. Penggunaan beberapa media dalam menyampaikan materi perkuliahan dimaksudkan agar mempermudah mahasiswa menguasai materi yang disampaikan. Oleh karena itu, hendaknya dosen dapat menyesuaikan penggunaan metode tersebut dengan karakteristik materi yang disampaikan. Hal lain yang harus dipertimbangkan adalah kemudahan mahasiswa dalam mengakses media tersebut. Inilah yang ditegaskan oleh Abdul „Alim Ibrahim (1992) 4ic. <^lj J ^-jju^ JjI^jJIj ^i^UII £55. Hal ini perlu dilakukan agar media yang digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab dapat mengakomodasi perbedaan individu.
Selanjutnya, dari gambar 7, diketahui bahwa pada umunya mahasiswa belum terbiasa terbiasa dengan pembelajaran bahasa Arab melalui daring bahkan belum pernah belajar dengan menggunakan daring. Sebanyak 53% mahasiswa belum pernah menggunakan pembelajaran bahasa Arab secara daring, 32% mahasiswa kadang belajar dengan menggunakan daring dan 15% sudah terbiasa. Namun dari data tersebut, sekitar 97% mahasiswa baru pertama kali menggunakan daring dalam pembelajaran bahasa Arab. Oleh karena itu, salah satu faktor penentu kesuksesan pembelajaran bahasa Arab melalui daring adalah kebiasaan mereka dalam menggunakan sistem tersebut.
Problematika dan Solusi Pembelajaran Bahasa Arab melalui Daring
Pada masa wabah pandemi covid-19 ini semua perkuliahan dilaksanakan secara e-Learning (daring) termasuk Pembelajaran bahasa Arab di Prodi Pendidikan Bahasa Inggris dan Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung yang menjadi objek penelitian ini. Secara umum problematika yang dihadapi oleh mahasiswa dalam pembelajaran bahasa Arab melalui daring dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Gambar 8 Problematika pembelajaran bahasa Arab secara Daring

Dari Gambar 8 di atas dapat diketahui bahwa problematika pembelajaran bahasa Arab antara lain; pelafalan kata dan kalimat, materi yang sulit, kuota yang terbatas, media pembelajaran yang digunakan, minat dan motivasi mahasiswa, waktu yang tersedia, jaringan terbatas dan lingkungan belajar yang kurang mendukung.
Dari hambatan yang dihadapi oleh responden, terdapat lima poin kendala yang paling banyak dialami oleh mahasiswa selama pembelajaran bahasa Arab secara daring, yakni pelafalan kata dan kalimat sebanyak 14%, materi pelajaran yang dianggap terlalu banyak dan sulit dipahami sebanyak 22%, minat dan motivasi belajar mahasiswa sebanyak 14%, waktu yang tersedia untuk belajar dianggap terlalu sedikit sebanyak 24% dan lingkungan yang kurang mendukung terhadap pembelajaran bahasa Arab sebesar 14%.
■ Modul Pembelajaran

Gambar 9 Harapan mahasiswa terhadap pembelajaran bahasa Arab secara Daring
Kelima jenis hambatan tersebut harus dicarikan solusinya oleh semua pihak termasuk oleh mahasiswa, dosen (tim teaching dan lembaga (institusi). Pelafalan kata dan kalimat misalnya harus diberikan contoh pelafalannya dan diberikan harokat pada bahan ajarnya. Dosen dapat menyiapkan materi pelajaran yang sesuai dengan tuntutan jurusan dan Prodi yang bersangkutan. Materi perkuliahan selain buku yang sudah di susun oleh TIM Lembaga Bahasa, juga dibuatkan modul pembelajarannya yang sudah tersedia dalam aplikasi sehingga mahasiswa mudah menggunakan bahan ajar tersebut dengan dilengkapi petunjuk penggunaan dan latihan-latihannya. Hal ini terbukti dengan 33% responden mengharapkan pembelajaran bahasa Arab melalui daring ini harus ada modul pembelajarannya. Untuk meningkatkan minat dan motivasi belajar mahasiswa perlu adanya media (TIK) yang relevan dengan bahan ajar yang dipelajari. Sebanyak 13% responden menyatakan bahwa TIK dapat mendukung pencapaian tujuan pembelajaran bahasa Arab melalui daring. Di samping itu juga lingkungan yang mendukung terhadap pembelajaran bahasa Arab (al-Bi’ah al-Lughowiyah). Harapan lain yang diajukan responden adalah 24% menyatakan harus ada penyesuaian waktu dengan materi yang disampaikan. Waktu yang tersedia selama 100 menit, perlu kiranya dipertimbangkan untuk ditambah menjadi 150 menit. Hal ini penting untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam melafalkan kata atau kalimat dan juga untuk melakukan latihan-latihan berbahasa. Sebanyak 30% responden menyatakan bahwa materi yang disampaikan harus disesuaikan dengan prodi atau jurusan terutama teks-teks atau percapakannya. Hal ini penting dilakukan agar kosa kata atau uslub kalimat dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Harapan lain dari responden adalah adanya jaringan internet yang mudah diakses oleh mahasiswa. Lembaga dalam hal ini Universitas dapat melakukan beberapa upaya strategis untuk menyiapkan dan menyediakan aplikasi e-learning yang rendah kuota dan mudah dalam mengaksesnya. Aplikasi E-Knows yang disediakan oleh UIN Sunan Gunung Djati Bandung masih terkendala dalam mengaksesnya bagi mahasiswa yang tinggal jauh dari jaringan provider (min aqsho al-Madinah).
Proyeksi Pembelajaran Bahasa Arab melalui Daring
Berdasarkan paparan di atas, proyeksi pembelajaran bahasa Arab melalui daring pada masa yang akan datang harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
Membuat modul pembelajaran bahasa Arab yang sudah dilengkapi dengan TIK dan mudah diakses.
Memperkuat urgensi berbahasa Arab bagi mahasiswa.
Membuat pola pembelajaran bahasa Arab secara e-learning dan tatap muka pada perkuliahan di kelas.
Simpulan
Pembelajaran bahasa Arab melalui daring secara umum dapat berjalan dengan baik. Namun demikian terdapat kendala dan problematika yang dihadapi baik oleh mahasiswa maupun dosen. Diantara problematika yang terjadi dalam pembelajaran bahasa arab secara daring adalah problematika lingusitik dan problematika non-linguistik.
Referensi
Ahmadi, Abu dan Widodo S (1991), Psikologi Belajar, Jakarta, Renika Cipta.
Arikunto, Suharsimi. (1993). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Efendi. (2008). “Metode Pembelajaran Bahasa Arab: antara Tradisional dan Modern”. Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan Insania Vol. 3 Sep-Des 2008, 441-452.
Effendi, Ahmad Fuad. (2004). Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat.
Fahrurrozi, Aziz dan Erta Mahyudin. (2010). Pembelajaran Bahasa Asing. Jakarta: Bania Publishing.
Fahrurrozi, Aziz. (2014). “Pembelajaran Bahasa Arab: Problematika dan Solusinya”. Arabiyat, Jurnal Guruan Bahasa Aab dan Kebahasaaraban Vol 1 no. 2 Desember 2014.
Gulayaini, Musthofa (1994), Jamiu ad-Durus al-Lughoh al-Arobiyah, Beirut.
Moleong, L.J., (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Remaja Rosda Karya, Bandung.
Nurbayan, Yayan. (2008). Motodologi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Zein Al Bayan.
Salma, (2019), Modul Pembelajaran Abad 21, Kementerian Agama RI Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Direktorat Pendidikan Agama Islam.
Sanjaya, R. (Ed.). (2020). 21 Refleksi Pembelajaran Daring di Masa Darurat. SCU Knowledge Media.
Sardiman, A.M 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Cipta Prakasa Sejati.
Slameto. (1995). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sugiono, (2010), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta.
Trianto. (2012). Mendesain Model Pembelajaran Inovaif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Guruan(KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Vadika, Syukro dan Suharmon, (2019), Problematika Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Batu Mandi Tilatang Kamang, Jurnal of Education, Jully 2019.
Yanti, M. T., Kuntarto, E., & Kurniawan, A. R. (2020). Pemanfaatan Portal Rumah Belajar Kemendikbud Sebagai Model Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar. Adi Widya: Jurnal Pendidikan Dasar, 5(1), 61-68.
Biografi Penulis
Nanang Kosim, Dr. M.Ag, Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan Dosen mata Kuliah Bahasa Arab dan Perencanaan Pembelajaran Bahasa Arab pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung. Disela-sela kesibukannya menjadi dosen, ia juga aktif melakukan penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan menulis baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal Ilmiah. Pengurus IPTI Jawa Barat ini, juga aktif menjadi pembicara pada seminar kebahasaan. Beliau dapat dihubungi melalui nomor 081221017547 atau email: nanang.kosim@uinsgd.ac.id
Imam Turmudi, Drs. M.Ag, Dosen mata Kuliah Insya dan Mutholaah pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Pimpinan Mahad MIMLAM ini selain menjadi dosen, ia juga aktif melakukan penelitian, menulis baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal Ilmiah. Dan juga sibuk pengabdian kepada masyarakat mengisi pengajian-pengjian dari masjid ke masjid. Beliau dapat dihubungi melalui nomor: 082316950222

Novy Maryani, M.Ag, Dosen mata Kuliah Bahasa Arab dan Nahwu pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN SGD Bandung. Pengasuh Pondok Pesantren MIMLAM ini, disela-sela kesibukannya menjadi dosen, ia juga aktif melakukan penelitian, menulis baik dalam bentuk buku maupun artikel jurnal Ilmiah dan pengabdian kepada masyarakat. Belia dapat dihubungi melalui: 081220807680, e-mail: novymaryani88@gmail.com
H. Abdul Hadi, M.Ag., Drs. Mudier Ma’had Al-Jam’ah UIN SGD Bandung dan Dosen Mata Kuliah Bahasa Arab dan Nahwu Prodi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Selain mengajar juga menyibukkan dirinya pada pengabdian kepada masyarakat baik pengajian- pengajian umum maupun pengkajian kitab kuning. Baik offline maupun Daring dan online. Sekarang tercatat sebagai pengurus ICMI Jawa Barat dan Front Anti Narkoba Jawa Barat. Beliau dapat dihubungi melalui:085224019961 email: abduh1667@gmail.com

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *