Penentuan Akhlak Baik Buruk Berdasarkan Al-Quran dan Hadis

27 Lihat

A. Definisi Akhlak Baik dan Buruk

Akhlak, dalam pengertian bahasa Arab, berasal dari kata khuluq yang berarti “sifat” atau “karakter.” Akhlak mencakup segala perilaku, sikap, dan tindakan yang dilakukan oleh individu, baik yang bersifat internal (misalnya niat) maupun eksternal (misalnya tindakan sehari-hari). Dalam Islam, akhlak merujuk pada tata cara berperilaku yang didasarkan pada petunjuk Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW.

Akhlak Baik: Akhlak yang baik adalah akhlak yang mencerminkan perilaku mulia yang sesuai dengan ajaran Islam. Individu dengan akhlak baik akan memiliki sifat-sifat seperti:

Kejujuran (As-Sidq): Mengungkapkan kebenaran dalam perkataan dan perbuatan.

Kesabaran (As-Sabr): Sifat yang mengajarkan ketahanan mental dalam menghadapi ujian dan cobaan hidup.

Rendah hati (At-Tawadhu’): Tidak merasa lebih baik atau lebih tinggi daripada orang lain.

Dermawan (Al-Karim): Sifat yang mendahulukan kepentingan orang lain dan berbagi rezeki dengan yang membutuhkan.

Kasih sayang (Ar-Rahmah): Menunjukkan rasa empati dan cinta kepada sesama makhluk hidup.

Menjaga amanah (Al-Amanah): Menepati janji dan menjaga kepercayaan yang diberikan oleh orang lain.

Akhlak Buruk: Akhlak buruk adalah akhlak yang mencerminkan perilaku tercela yang bertentangan dengan ajaran Islam. Individu dengan akhlak buruk akan menunjukkan sifat-sifat seperti:

Kesombongan (Al-Kibr): Merasa lebih baik atau lebih tinggi daripada orang lain.

Pembohongan (Al-Kadhib): Berbicara atau berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan kenyataan untuk menipu orang lain.

Kebencian dan dendam (Al-Hasad dan Al-Baghy): Perasaan iri hati dan marah yang mendorong individu untuk berbuat buruk terhadap orang lain.

Kehinaan (Al-Makhsyiyah): Melakukan perbuatan yang terlarang dalam agama, seperti berzina atau mencuri.

Pelit (Al-Bukhul): Enggan memberi kepada orang yang membutuhkan, meskipun mampu.

Kekerasan (Al-I’tida’): Tindakan yang melanggar hak-hak orang lain, seperti memukul atau menyakiti.

 

B. Penentuan Ukuran Akhlak Baik dan Buruk

Penentuan ukuran akhlak baik dan buruk dalam Islam didasarkan pada dua sumber utama, yaitu Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW. Ukuran ini memiliki landasan yang jelas dalam ajaran Islam, di mana akhlak baik diukur berdasarkan ketaatan pada perintah Allah dan Rasul-Nya, sementara akhlak buruk diukur berdasarkan perilaku yang bertentangan dengan ajaran-ajaran tersebut.

1. Ukuran Akhlak Baik

Akhlak baik dalam Islam tidak hanya berfokus pada tindakan fisik tetapi juga mencakup niat, pikiran, dan perasaan seseorang. Berikut adalah beberapa ukuran atau kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah suatu akhlak dianggap baik menurut ajaran Islam:

Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya: Akhlak baik adalah mereka yang taat kepada perintah Allah dan Rasul-Nya. Hal ini mencakup kewajiban beribadah, mengikuti sunnah Nabi Muhammad SAW, serta menjaga etika sosial dan hubungan dengan sesama.

Perilaku yang menyenangkan Allah: Perilaku yang berlandaskan pada prinsip Islam seperti kejujuran, ketulusan, sabar, rendah hati, serta kasih sayang kepada sesama makhluk hidup adalah ukuran utama dari akhlak yang baik.

Menjaga amanah dan hak orang lain: Seorang individu dengan akhlak baik akan menjaga amanah dan tidak menyalahgunakan hak orang lain. Ini tercermin dalam sikap jujur dan bertanggung jawab.

Meneladani akhlak Nabi Muhammad SAW: Nabi Muhammad SAW adalah contoh sempurna dalam akhlak mulia. Mencontoh sifat-sifat beliau seperti kedamaian, kesabaran, kasih sayang, dan adil adalah ukuran akhlak baik.

2. Ukuran Akhlak Buruk

Akhlak buruk dalam Islam adalah segala perilaku yang bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat merusak hubungan seseorang dengan Allah, sesama umat manusia, serta lingkungan sosial. Beberapa ukuran akhlak buruk antara lain:

Perilaku yang bertentangan dengan perintah Allah dan Rasul-Nya: Akhlak buruk dapat dilihat dari seseorang yang mengabaikan perintah agama atau justru melakukan larangan agama, seperti berbohong, mencuri, atau berbuat zalim.

Sifat tercela seperti kesombongan dan kebencian: Akhlak buruk juga dapat tercermin dari sifat sombong, iri hati (hasad), dan dendam terhadap sesama.

Perilaku yang merugikan orang lain: Akhlak buruk bisa dilihat dari tindakan yang menyakiti orang lain, baik secara fisik, emosional, atau sosial, seperti melakukan penipuan, manipulasi, atau tindakan kekerasan.

C.Konsep Akhlak Baik dan Buruk Menurut Akal dan Wahyu

Akhlak dalam Islam merujuk pada perilaku atau sifat seseorang yang berkaitan dengan nilai-nilai moral yang baik dan buruk. Akhlak baik dan buruk tidak hanya diukur dari sudut pandang manusia (akal) tetapi juga harus sesuai dengan wahyu yang diterima dari Allah SWT, yaitu Al-Qur’an dan hadis Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, konsep akhlak baik dan buruk dalam Islam dapat dipahami melalui dua sumber utama: akal dan wahyu.

1. Akhlak Baik dan Buruk Menurut Akal (Rasionalitas)

Akal adalah salah satu karunia Allah yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Akal memberikan kemampuan untuk membedakan antara yang baik dan buruk, benar dan salah. Konsep akhlak baik dan buruk menurut akal merujuk pada:

Akhlak Baik Menurut Akal: Akhlak baik berdasarkan akal adalah perilaku yang dianggap sebagai kebaikan oleh manusia berdasarkan pertimbangan logis dan rasional. Sebagai contoh, akhlak seperti kejujuran, keberanian, kesabaran, kemurahan hati, dan kasih sayang sering dianggap baik oleh masyarakat karena sifat-sifat ini mendukung keharmonisan sosial dan kehidupan yang sejahtera.

Akhlak Buruk Menurut Akal: Akhlak buruk menurut akal adalah perilaku yang bertentangan dengan kebaikan sosial, moral, dan rasionalitas. Contoh akhlak buruk yang diakui secara rasional adalah kebohongan, pengkhianatan, keserakahan, dan kekerasan. Tindakan-tindakan ini cenderung merusak hubungan sosial dan mengarah pada ketidakadilan.

Akal dalam Islam memang memiliki peran penting dalam menentukan baik dan buruknya suatu akhlak, tetapi tidak sepenuhnya bisa dipercaya sebagai satu-satunya sumber ukuran. Sebab, akal manusia terbatas, dan bisa saja terpengaruh oleh hawa nafsu atau pandangan subjektif.

2. Akhlak Baik dan Buruk Menurut Wahyu (Al-Qur’an dan Hadis)

Wahyu (Al-Qur’an dan Hadis) adalah sumber utama dalam Islam yang memberikan pedoman bagi umat Muslim untuk menentukan baik dan buruknya akhlak. Ajaran wahyu lebih bersifat objektif dan universal, mengarahkan umat Islam untuk memiliki perilaku yang sesuai dengan perintah Allah dan contoh Nabi Muhammad SAW.

Akhlak Baik Menurut Wahyu: Akhlak baik menurut wahyu adalah segala tindakan yang sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan Hadis, yang dianggap membawa kebaikan baik bagi individu maupun masyarakat. Beberapa contoh akhlak baik menurut wahyu adalah:

Kejujuran: “Dan janganlah kamu mencampur-adukkan kebenaran dengan kebatilan…” (Al-Baqarah: 42)

Kesabaran: “Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu sabar dan kuatkan kesabaranmu…” (Ali Imran: 200)

Kasih sayang: Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.” (HR. Ahmad)

Semua akhlak ini tidak hanya baik menurut akal, tetapi juga sesuai dengan wahyu, yang menunjukkan bahwa akhlak baik harus didasarkan pada ketakwaan dan ketaatan kepada Allah.

Akhlak Buruk Menurut Wahyu: Akhlak buruk menurut wahyu adalah perilaku yang bertentangan dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadis, seperti perbuatan dosa dan maksiat. Beberapa contoh akhlak buruk menurut wahyu adalah:

Kesombongan: “Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.” (An-Nisa: 36)

Kebohongan: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan keji…” (Al-Isra: 32)

Menganiaya orang lain: “Dan janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil…” (Al-Baqarah: 188)

Akhlak buruk ini jelas bertentangan dengan ajaran wahyu dan dianggap merugikan diri sendiri dan masyarakat. Wahyu memberikan pedoman yang jelas bahwa tindakan-tindakan yang merusak moral dan sosial tidaklah dibenarkan dalam Islam.

 

D.Contoh Akhlak Baik dan Buruk

Contoh Akhlak Baik

Jujur – Tidak berbohong dalam perkataan maupun perbuatan.

Amanah – Bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.

Sabar – Mampu menahan emosi dalam menghadapi cobaan.

Dermawan – Gemar bersedekah dan membantu orang lain.

Ramah – Bersikap sopan dan menyenangkan dalam berinteraksi.

Tawadhu’ (Rendah Hati) – Tidak sombong meskipun memiliki kelebihan.

Hormat kepada Orang Tua – Berbakti dan tidak membantah perintah yang baik.

Menepati Janji – Tidak mengingkari perkataan atau perjanjian.

Ikhlas – Melakukan kebaikan tanpa mengharapkan imbalan.

Adil – Berlaku seimbang tanpa memihak secara tidak adil.

Contoh Akhlak Buruk

Dusta – Berkata bohong atau tidak sesuai fakta.

Khianat – Tidak bisa dipercaya atau mengingkari amanah.

Hasad (Iri Hati) – Tidak senang melihat orang lain mendapatkan nikmat.

Riya’ – Berbuat baik agar dipuji, bukan karena Allah.

Takabur (Sombong) – Merasa lebih hebat dari orang lain.

Pemarah – Mudah tersulut emosi tanpa alasan yang jelas.

Menggunjing (Ghibah) – Membicarakan keburukan orang lain di belakang.

Boros – Menghamburkan harta tanpa manfaat.

Malas – Enggan berusaha atau

bekerja keras.

Zalim – Berbuat aniaya atau tidak adil kepada orang lain

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *