Pembelajaran Debat Bahasa Arab Melalui Model International Universities Arabic Debating Championship (IUADC), Qatar

1.477 Lihat

Pembelajaran Debat Bahasa Arab Melalui Model International Universities Arabic Debating Championship (IUADC), Qatar

Fithrotul Jannah, Jalan Bandung No:7
Dzakafithroh@gmail.com/

Abstrak

Debat bahasa Arab adalah salah satu penyokong keterampilan bahasa Arab
yang efektif untuk pelajar. Tidak diragukan lagi bahwa saat ini, banyak sekali instansi
yang dinaungi pemerintah, dan Universitas-universitas di Indonesia maupun di Luar Negeri mengadakan Perlombaan debat bahasa Arab. Debat bahasa Arab membutuhkan banyak skill, yaitu skill berbahasa Arab, seni retorika, ketajaman logika, rasionalitas pola berpikir dalam memahami berita global maupun internasional yang aktual dalam mosi
perdebatan. Isu perdebatan mencakup berbagai bidang, diantaranya adalah bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, hokum, agama, kebudayaan, politik dan lainnya. Permasalahannya adalah mayoritas peserta debat dan pembimbing, khususnya di tingkat pendidikan menengah belum memahami teknis debat yang baik, selain itu sebelumnya belum adanya buku panduan khusus dalam pembelajaran debat. Sehingga munculnya
Qatar Debat Center yang mendirikan IUADC (nternational Universities ArabicD ebating Championship) dianggap mampu menjadi rujukan dalam pembelajaran debat bahasa Arab.

Kata kunci: Debat Bahasa Arab, Debat bahasa Arab International Universities Arabic
Debating Championship (IUADC),Qatar

 

Pendahuluan
Sebagaimana yang kita ketahui bahwa Pengajaran bahasa Arab tidak hanya
bertujuan sebagai pengetahuan atau khazanah keilmuan saja, akan tetapi melihat pada sudut modern, yaitu menganggap bahwa pengajaran bahasa sebagai alat. Dalam hal ini, maharah kalam berperan aktif untuk membantu siswa siswi menggunakan bahasa tersebut secara aktif dan mampu memahami ucapan/ungkapan dalam bahasa Arab. Dewasa ini debat bahasa Arab disebut sebagai salah satu wasilah untuk
melejitkan kemampuan berbahasa Arab, dan termasuk strategi pembelajaran kalam
small group yang efektif. Banyak sekali even perlombaan baik di tingkat SMA sampai perkuliahan yang mengadakan perlombaan ini untuk mengasah logika pemikiran dan kebahasaan.

Namun sayangnya belum banyak pengajar baik pengajar di Pesantren, maupun pengajar siswa di Sekolah Umum yang mengetahui tata cara pengajaran debat dengan baik dan benar. Selama ini, menurut observasi penulis selama kurang lebih dua tahun di berbagai perlombaan Debat bahasa Arab tingkat SMA. Diantaranya adalah perlombaan GAZA UIN Malang 2015, MTQSN di UM pada tahun 2016 silam, dan seleksi perlombaan Debat Bahasa Arab MQK Wilayah Kerja Kementrian Agama Kota Malang di Pasuruan , didapatkan bahwa mayoritas peserta belum memahami betul tata

cara debat bahasa Arab dengan baik dan benar, terkait dengan bagaimana memahami judul, pembagian peran tiap mutakalim dan lain sebagainya. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman dari pengajar debat bahasa Arab.
Selain itu belum ada acuan khusus untuk pelatihan model debat. Ketika sebuah Instansi Universitas atau Kementrian Agama mengadakan perlombaan, sistem dan kriteria penilaian pasti akan berbeda dengan instansi lain. Jurinya pun belum mengetahuai tata cara penilaian yang terbaik dari perlombaan debat. Biasanya juri Nathiq atau juri yang bukan asli debater akan senang dengan kemampuan bahasa yang baik dan mengabaikan
kekuatan logika pemikiran dan hujjah siswa. Padahal dalam penilaian debat bahasa Arab, tidak hanya diambil dari keindahan bahasa saja melainkan isi dan logika serta debat juga mengajarkan keindahan sastra yang bisa dikutip dari Al-Qur’an, Al-Hadits, Qowaidul Fiqhiyyah dan Asyuaro’. Meskipun perlombaan debat ilmiah tidak dianjurkan untuk menggunakan dalil agama, namun kutipan sastra dalil tersebut bisa digubah isinya menjadi dalil pendukung.

Selain belajar keindahan bahasa, debat bahasa Arab juga mengajarkan bagaimana berpikir logis dalam memahami masalah, menyusun argumen yang
sistematis, dan mengasah pikiran saat menjawab sanggahan lawan. Pun retorika dan adab penyampaian gagasan di depan publik tidak kalah penting dalam membantu mental para debater. Inilah mengapa, rata-rata debater adalah figur Public Speaker yang tidak hanya bisa debat saja, namun juga mengauasai podium di berbagai even,
diantaranya MC, Moderator, Khitobah dan lain sebagainya.

Debat bahasa Arab adalah salah satu strategi pembelajaran bahasa Arab yang
masuk pada tatanan metode komuniaktif (Ath- thoriqoh Al-Ithisholiyah). Menurut
(Ahmad Fuad Effendy: 2012) Metode komunikatif memiliki keunggulan dibandingkan metode-metode yang lain: Pertama, metode ini dianggap efektif untuk meningkatkan kemahiran berbahasa Aktif.

Kedua, Metode ini cocok untuk memotivasi mahasiswa,
siswa atau santri yang terus meningkatkan kemahiran bahasa aktifnya.

Ketiga, suasana
yang tercipta dari proses pembelajaran semacam ini biasanya sangat positif, penuh
gairah, kompetitid dan jauh dari membosankan.2

 

Manfaat Debat dalam Sudut Pandang Qatar Debate Center

Beberapa dekade penelitian akademis telah membuktikan bahwa manfaat yang
dibawanya sangat banyak. Debat dapat memberikan pengalaman kondusif untuk
mengubah hidup, kognitif, dan keterampilan presentasi. Sebagai tambahan, melalui debat seseorang akan memperoleh manfaat pendidikan yang unik saat mereka belajar dan memoles keterampilan jauh melampaui apa yang bisa dipelajari dalam sudut pandang lainnya. Paling tidak, debat membantu peserta didik untuk melihat kekuatan
penggelaran rasional, argumen beralasan dan bukti kuat dalam tindakan.

Ini memungkinkan mereka menjelaskan sudut pandang mereka dengan memanfaatkan kefasihan retoris. Ini juga menanamkan rasa sangat tenang dan percaya diri. meneliti, mengorganisir, dan menyajikan informasi dengan cara yang menarik.
• Meningkatkan kepercayaan, ketenangan, dan harga diri peserta didik.
• Menyediakan aktivitas yang menarik, aktif, dan berpusat pada peserta didik.
• Meningkatkan ketepatan tatanan dan kemampuan berpikir kritis yang tinggi.
• Meningkatkan kemampuan untuk menyusun dan mengatur pemikiran.
• Meningkatkan riset analitis, penelitian, dan pencatatan
• Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk membentuk argumentasi,
informasi dan penggunaan yang seimbang dan penalaran dan bukti
• Mengembangkan komposisi dan penyampaian pidato yang efektif.
• Mendorong kerja tim.

 

Aturan-Aturan Umum Debat Bahasa Arab
1. Pihak Peran

Di Indonesia, ada dua sistem debat bahasa Arab yang lazim dipakai di berbagai
perlombaan. Yaitu Sistem debat Asian Parliamentary dan British. Sistem Asian
Parliamentary biasanya terdiri dari dua tim. Tim Pro yang bisa disebut sebagai tim.

pendukung pemerintah (Hukumah/ Muaayid) dan kontra yaitu tim oposisi (Muaridh/ Muarodhoh), dan ada tiga pembicara dalam satu tim. Sedangkan Sistem British terdiri dari empat tim, yakni dua tim pro (Hukumah/ Muaayid) dan kontra (Muaridh/ Muarodhoh). Masing-masing tim hanya terdiri dari dua pembicara.

Istilah pembicara dalam debat bahasa Arab disebut dengan Mutakallim/ah atau Mutahadits/ah. Selain Debater, ada pihak lain yang membantu proses debat. Yakni MC atau Moderator disebut dengan rais al-jalsah, dan petugas timing dhabith al-waqt, juri yang menilai jalannya debat yang disebut haiah at-tahkim dan juga audiens yang disebut sebagai jumhur.

2. Aspek Penilaian Debat Bahasa Arab
Aspek yang dinilai dalam debat mencakup tiga hal:

a. Skill Bahasa, mencakup keselarasan bahasa dan ketepatan bahasa.
b. Isi/ Argumen meliputi kesesuaian hujjah dengan tema debat, ketuntasan
pembahasan, kualitas gagasan, logika dan keaslian
pemikir, kesinambungan gagasan antar anggota dan kerjasama .
c. Adab mencakup kesantunan, volume suara dan bahasa tubuh.

3. Tema Debat
Tema debat adalah issue kontroversial dan aktual. Mencakup berbagai bidang
Kesehatan, Ekonomi, Pendidikan, Sosial, Politik, Hukum, Kebudayaan, dan Agama.
Bidang Pendidikan
Isu Global Isu Lokal
Native speaker lebih baik dalam
mengajar bahasa asing daripada
guru lokal Sistem pembelajaran “Full Day School” yang diberlakukan di
sekolah dasar tidak efektif Bidang Ekonomi Perdagangan bebas di ASEAN untuk semua barang dan jasa Pelarangan impor garam
Bidang Sosial PBB gagal menjaga perdamaian dunia Lokalisasi prostitusi sebagai solusi.

4. Profil Pembicara Debat
Pada sesi ini akan fokus mendalami tentang sistem Asian Parliamentary. Karena
sistem ini kerap kali digunakan di Indonesia. Sebagaimana yang sudah dipaparkan diatas bahwa debater dalam Asian Parliamentary terdiri dari dua tim yaitu Pro dan Kontra, masing-masing terdiri dari tiga pembicara. Biasanya pembicara pertama pro biasa disebut sebagai Perdana Menteri. Pembicara kedua sebagai Wakil PerdanaMenteri dan Pembicara ketiga. Sementara di pihak kontra, terdiri dari Ketua oposisi
(Pembicara 1), Wakil ketua oposisi (Pembicara 2), dan Pembicara ketiga.

a.Pembicara Pertama (Mutakallim Awal)
Biasanya, pembicara pertama adalah seorang yang mahir berbahasa Arab. Baik
dari segi penguasaan ta’bir al lughowi, maupun fasih dalam menuturkannya. Merekaadalah yang pandai menyusun diksi makna tema secara lughowiy dan istilahiy dengan bahasa yang lugas, cepat, tepat, dan tegas. Sebab Pembicara pertama harus memilikipower yang mampu menggetarkan hati lawan, memikat juri dan menarik hati para hadirin. Biasanya yang memiliki kecenderungan menjadi pembicara utama adalah para alumni Pondok Pesantren Salafiyah. Sebab mereka terkadang kurang mampu merespon
pertanyaan atau interupsi secara cepat. Namun sangat handal dalam mengungkapkan ta’bir diksi secara baik tanpa ada kesalah elementer dari sisi kaidah kebahasaan (Ibnu Burdah:2016).
b. Pembicara kedua
Pembicara kedua adalah mereka yang memiliki logika yang baik sehingga mampu
memahami tema dengan baik, mencari data yang sesuai dengan cerdas, menganalogikan argument secara tepat, dan sanggup menalar dan mengkritisi argumen lawan dengan retorika dan alasan yang elegan. Selain itu mereka sanggup merespon interupsi/sanggahan atau pertanyaan dari lawan dengan refleks dan tepat.

A. Pembicara ketiga
Pembicara ketiga sebagai kartu AS kemenangan tim, haruslah mereka yang gesit menalar kesalahan-kesalahan tim lawan. Sehingga mampu meyakinkan juri bahwa lawannya memiliki banyak cela dalam penyampaian argument, dan membuat lawan tidak berdaya. Selain itu, pembicara ketiga adalah penopang akhir untuk menutupi celah-celah yang disampaikan timnya, baik pertanyaan yang belum terjawab maupun argument yang belum tersampaikan. Sehingga ia benar-benar harus menuntaskan pertandingan dengan husnul khotimah.

Perbandingan Model Teknis Debat Asian Parliamentary dan Model Teknis Qatar
Debate
Secara keseluruhan, model Debat Asian Parliamentary hampir sama dengan
Qatar Debate, beberapa perbedaanya diantaranya adalah:

1. Debat Asian Parliamentary dimulai dengan penghormatan, salam, dan masuk pada penyampaian judul. Sedangkan Qatar debate mendahulukan pernyataan
persetujuan, yang disertai latar belakang dan data ri’’il secara singkat.

2. Debat Asian Parliamentary biasanya hanya membutuhkan waktu 5 menit,
sedangkan Qatar Debate membutuhkan waktu 7 menit tiap pembicara, dan ditutup
dengan kesimpulan 3 menit.

3. Debat Asian Parliamentary penilaian dari nilai kuantitatif juri, sedangkan Qatar
Debate adalah penilaian kualitatif dari banyaknya juri yang memihak.

4. Debat Asian Parliamentary lebih menekankan argument dan data, sedangkan Qatar debate mengunggulkan kualitas logika berpikir

5. Debat Asian Parliamentary membahas judul yang cenderung bersifat local,
sedangkan Qatar Debate lebih pad mosi global.

6. Qatar debate tidak menganjurkan memberi Kalimah ar roja’ (Permohonan) agar hujjah diterima juri.

7. Qatar debate lebih detail dalam menjelaskan argumen.

Penutup

Pada dasarnya baik Asian Parliamentary, British maupun sistem Qatar debat
memiliki keunggulan yang sama dalam penerapan kaidah debat. Namun hal itu bisa disesuaikan dengan objek pengajar. Dalam menerapkan sistem Debat Qatar diperlukan keahlian khusus bagi pengajar. Sistem Qatar debate sangat mampu untuk diaplikasikan pelajar mutaqoddim, yang sudah memiliki kemahiran berbahasa Arab sebelumnya. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan Qatar Debat bisa juga langsung diajarkan untuk pelajar dasar (asasi). Asalkan sesuai prosedur pembelajaran Qatar debate.
Sehingga, pembelajaran berbahasa aktif, efektif dan menyenangkan bisa tercapai
melalui seni debat.

Daftar Pustaka
Burdah, Ibnu. 2016. Melejitkan kemampuan bahasa Arab Aktif Melalui Strategi Debat.
Malang: Lisan Arabi
Buku Pedoman Debate Instructional Resource Materials Qatar Debate Center
Buku Pedoman Lomba Debat Bahasa Arab FJA (Festival Jazirah Arab) UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang
Buku Pedoman Lomba Debat Bahasa Arab GAZA (Gebyar Apresiasi Khazanah Araby)
PBA UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Buku Pedoman Lomba Debat Bahasa Arab Pekan Araby UM
Effendi, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat
Musthofa, Bisri dkk. 2012. Metode & Strategi Pembelajaran bahasa Arab. Malang:
UIN-Press
Muhtadi, Anshor. 2009. Pengajaran bahasa arab Media dan Metodenya. Yogyakarta:
Teras
www.qatardebate.org

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *