MAKALAH
MACAM MACAM AKHLAK
SEORANG MURID ,GURU DAN ANTARA KEDUANYA
Dosen Pengampu:
Dr Satrio M.A
Disusun Oleh:
Wahyu Widyanto
Ridho Constance
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SULTAN ABDURRAHMAN KEPULAUAN RIAU
TAHUN 2025
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
Segala puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang Maha Pemurah dan Maha Penyayang, karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nya makalah ini dapat disusun hingga terselesaikan. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW—teladan akhlak mulia dan pembawa cahaya budi pekerti bagi seluruh umat manusia.
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas akademik dan untuk memberikan kontribusi berupa kajian mendalam mengenai akhlak dalam konteks pendidikan; khususnya hubungan antara murid dan guru, serta interaksi di antara keduanya. Kami menyadari bahwa pendidikan Islam tidak hanya menekankan aspek akademik, tetapi juga sangat menjunjung tinggi nilai akhlak sebagai ruh dari seluruh proses pembelajaran,.Oleh karena itu, makalah ini hadir sebagai upaya untuk memahami, merumuskan, dan menganalisis berbagai macam akhlak yang seharusnya melekat pada setiap peserta didik dan pendidik.
Wassalaamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bintan, 25 April 2025
Penulis
DAFTAR ISI
MAKALAH i
MACAM MACAM AKHLAK i
KATA PENGANTAR i
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
BAB II 3
PEMBAHASAN 3
BAB III 5
PENUTUP 5
A. Kesimpulan 5
B. Saran 6
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Islam, akhlak tidak hanya aspek tambahan, melainkan inti dan tujuan utama pendidikan. Pendidikan akhlak menciptakan karakter mulia, mencerminkan hubungan iman dan pengetahuan yang seimbang.
Guru memiliki tugas ganda: menjadi pengajar ilmu (mu’allim) sekaligus pendidik nilai (murabbi). Mereka bertugas mendidik serta membimbing akhlak dan menjadi teladan karakter bagi siswa tetapi juga harus menunjukkan rendah hati, hormat, dan menjaga adab selama proses belajar. Hubungan timbal balik ini penting guna menciptakan atmosfer belajar yang produktif ,generasi muda menghadapi tantangan moral seperti menurunnya rasa hormat terhadap guru dan meningkatnya perilaku negatif. Hal ini menuntut integrasi akhlak dalam pendidikan formal dan nonformal
Banyak lembaga pendidikan masih fokus pada prestasi akademik dan kurang menekankan pembelajaran karakter. Sementara itu, guru kerap belum optimal dalam menanamkan nilai moral, walaupun secara teoritis peran moral mereka sangat penting
B. Rumusan Masalah
Apakah sebenarnya definisi dan cakupan akhlak dalam konteks pendidikan Islam?
Bagaimana karakteristik akhlak yang harus dimiliki oleh seorang murid terhadap gurunya?
Apa saja akhlak ideal yang mesti dimiliki oleh guru dalam mendidik muridnya?
C. Tujuan Penulisan
Memberikan pemahaman mendalam tentang konsep dan ruang lingkup akhlak dalam pendidikan Islam.
Mengidentifikasi dan merinci akhlak murid dalam interaksinya dengan guru berdasarkan norma Islam.
Menjelaskan akhlak guru yang ideal dalam proses pengajaran dan pembentukan karakter murid.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Akhlak dalam Pendidikan Islam
Akhlak (khuluq) dalam Islam mencakup perilaku yang lahir dari keyakinan (iman) yang tercermin dalam karakter dan tindakan sehari-hari. Pendidikan Islam menekankan membentuk al-akhlāq al-maḥmūdah (akhlak terpuji) seperti jujur, sopan, sabar, adil, dan pengorbanan, yang menjadi landasan kuat bagi kehidupan individu dan Tanpa akhlak yang baik, pengetahuan semata rawan disalahgunakan dan kehilangan keberkahan.
2. Akhlak Seorang Murid terhadap Guru
Murid memiliki tanggung jawab menjaga adab (adab almutta‘allim) dalam menuntut ilmu. Imam alGhazālī merinci 10 adab penting seperti: mendahului salam, menghindari banyak bicara di depan guru, bangun ketika guru berdiri, tidak membantah secara langsung, dan lainlain.
Beberapa adab utama murid terhadap guru adalah:
Mendahului salam dan menempatkan guru di depan: Menunjukkan penghormatan awal saat memasuki majelis guru.
Tidak berbicara yang tidak perlu atau membantah langsung: Agar rasa hormat tetap terjaga.
Bangun saat guru berdiri dan membantu secara sopan: Menunjukkan sikap hormat dan peduli.
Bertanya secara hormat dan tidak tergesagesa: Fokuskan pertanyaan langsung kepada guru, bukan kepada teman, dan dalam suasana yang tepat.
Menjaga adab luar dan dalam perjumpaan: Berpakaian sopan, diam saat mendengarkan, dan menjaga tingkah laku sesuai nilai Islami.
Prinsip ini membentuk murid yang penuh tawadhu’ (rendah hati), hormat, dan terarah dalam belajar, sehingga hubungan dengan guru menjadi penuh keridhaan (ridha).
3. Akhlak Seorang Guru terhadap Murid
Guru juga memiliki tanggung jawab akhlak yang besar dalam mendidik:
Lembut, penyayang, dan tanpa pilih kasih: Guru berkewajiban bersikap kasih sayang guna menciptakan lingkungan belajar mendukung. Nabi ﷺ menegaskan agar pendidik menghindari kekerasan dan keji
Ikhlas dan sabar dalam mendidik: Seorang guru wajib mengajarkan ilmu tanpa pamrih, memberi bimbingan, dan menghindari sikap arogan .
Menjadi teladan (qudwah) dalam tutur, perilaku, dan penampilan: Murid meniru dari kata dan perbuatan guru. Ini termasuk disiplin, toleransi, serta mendekatkan mereka pada nilai agama seperti shalat berjamaah atau sedekah .
Memberi nasihat dan bimbingan moral: Guru harus aktif menasehati, meluruskan ketika murid menyimpang, dan membantu membentuk karakter positif .
Bersikap adil dan menghargai tiap murid: Memperlakukan semua murid secara setara tanpa memandang latar belakang, agar tidak terjadi diskriminasi .
Dengan demikian guru berperan sebagai figur moral utama, bukan hanya sumber ilmu, tetapi juga mentor yang menjaga keseluruhan perkembangan murid.
4. Interaksi Akhlak antara Guru dan Murid
Interaksi antara guru dan murid harus dibangun atas prinsip timbal balik yang saling menghormati dan mendukung:
Hubungan saling menghormati: Murid menghormati guru lewat adab dan tindakan; guru menghargai murid lewat kasih sayang dan kesabaran, sehingga tercipta suasana belajar yang positif.
Komunikasi efektif dan terbuka: Murid berani bertanya dengan hormat, guru responsif dan sabar menjawab. Pertanyaan tidak mengganggu jalannya materi dan tidak mempermalukan murid di depan umum .
Kolaborasi dalam pembelajaran dan moral: Guru dan murid bekerja sama; guru menyiapkan metode yang tepat, murid aktif dan bertanggung jawab menyelesaikan tugas untuk menghasilkan pendidikan yang bermakna .
Kehangatan spiritual dan silaturahmi: Hubungan ini seharusnya tidak berhenti di kelas, tetapi terus dijaga melalui silaturahmi, doa, dan perhatian. Menjaga hubungan spiritual meningkatkan keberkahan ilmu dan hubungan hati
5. Relevansi di Era Kontemporer
Di era digital dan modern, nilai akhlak dalam pendidikan semakin penting mengingat:
Tingginya tekanan akademik dan teknologi dapat memicu siswa kurang adab, guru merasa frustasi atau jump to punishment, dan iklim pembelajaran kurang ramah moral
Isu pelik seperti pelecehan guru terhadap siswa dan sebaliknya menunjukkan pentingnya batas profesional, transparansi, dan akhlak dalam lembaga pendidikan .
Pendidikan karakter lewat akhlak dapat menjadi penyeimbang, mencetak generasi yang cerdas dan bermoral, dan mengembalikan martabat profesi guru serta kepercayaan sosial.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhlak sebagai Akar Pendidikan Islam
Akhlak (khuluq) merupakan inti dan tujuan utama dari sistem pendidikan Islam. Ia bukan hanya pelengkap, tapi fondasi utama pembentukan pribadi. Nabi Muhammad ﷺ diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia, bukan sekadar menyampaikan ilmu. Implementasi akhlak yang baik melalui pendidikan membentuk individu yang seimbang antara aspek spiritual, intelektual, dan sosial.
Makna dan Ruang Lingkup Akhlak
Nilai-nilai seperti kejujuran, keadilan, kesabaran, kasih sayang, dan rendah hati—disebut akhlāq al-maḥmūdah—adalah karakter universal yang perlu dibentuk dalam ranah pribadi, keluarga, dan masyarakat . Al-Ghazali menambahkan bahwa akhlak berkaitan erat dengan internalisasi nilai yang muncul otomatis dalam tiap Tindakan.
Peran Murid terhadap Guru sebagai Wujud Syukur Ilmu
Seorang murid ideal tidak hanya bertugas menerima ilmu, tetapi juga menjaga adab: rendah hati, hormat, jujur, dan berusaha mengimplementasikan ilmu tersebut. Imam Maliki dan al-Ghazali menekankan pentingnya tata krama murid sebagai bentuk rasa syukur dan penghormatan terhadap guru.
Guru sebagai Teladan Akhlak dan Pendidik Spiritual
Guru tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menjadi qūdwah (tauladan) moral dan spiritual bagi murid. Sikap guru yang lembut, sabar, adil, dan ikhlas penting agar ilmu dapat diterima dengan hati terbuka dan berdampak secara lebih luas.
Interaksi Harmonis Berdasarkan Akhlak Islami
Hubungan guru–murid yang sehat dibangun atas saling menghormati, komunikasi terbuka, dan kolaborasi belajar yang penuh adab. Ini bukan hanya memudahkan proses transfer ilmu, tetapi juga memperkuat silaturrahmi dan kesinambungan spiritual mereka .
Relevansi Akhlak dalam Pendidikan Kontemporer
Di tengah tantangan globalisasi, teknologi, dan moralitas generasi, pendidikan akhlak menjadi semakin penting. Kasus bullying, pelecehan, dan perundungan menunjukkan lemahnya pendidikan karakter. Akhlak sebagai integrasi ilmu dan moral dapat menjadi solusi untuk menciptakan komunitas yang seimbang dan harmonis .
Pendidikan Akhlak sebagai Benteng Sosial dan Spiritual
Pendidikan akhlak tidak hanya membentuk individu, tetapi juga menjadi pilar ketahanan sosial, mempererat ikatan keluarga, dan menciptakan masyarakat yang harmonis. Orang yang berakhlak baik menjadi teladan sekaligus agen perubahan sosial di sekitarnya .
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat dengan sungguh-sungguh dengan harapan agar yang membaca dapat memahami dan mengetahui “Macam-macam akhlak seorang murid,guru dan antara keduanya”. Penulisan di dalam makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari yang membaca sangat diperlukan demi kesempurnaan penulisan makalah ini. Semoga dengan diselesaikan makalah ini bisa menjadi penambah wawasan bagi saya dan yang membaca, mungkin cukup sekian.
.
DAFTAR PUSTAKA
Delviany, V., Dewi, E., Hulawa, D. E., & Alwizar, A. (2024). Pendidikan akhlak dalam perspektif Imam AlGhazali. Counselia: Jurnal Bimbingan Konseling Pendidikan Islam, 5(2), 357–370.
Akip, M. (2020). Akhlak guru terhadap murid dalam proses pendidikan di era milenial perspektif Imam Ghazali. ElGhiroh: Jurnal Studi Keislaman, 18(2), 169–178.
Ningtias, A. A., Primayeni, S., & Puspika S. (2024). Peran akhlak dalam pengajaran menurut Al-Ghazali: Perspektif filsafat pengajaran. SURAU: Journal of Islamic Education, 2(2).
Nukman, N., M Punandar, D. S., & Darisman, D. (2018). Konsep guru dan pendidikan akhlak menurut Imam AlGhazali. Jurnal Penelitian Pendidikan Islam, 3(1).