Aqidah dan rukun iman

6.863 Lihat
  1. Aqidah dan Rukun Iman
    Desember 18, 2019

MAKALAH AGAMA

AKIDAH DAN RUKUN IMAN

DOSEN PEMBIMBING :
SATRIO.MA

DI SUSUN OLEH KELOMPOK :
ALDI YANSAH
190564201038
YUNIATI NINGSIH
190564201026
REVA DWY ANGGRIANY
190564201033

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TAHUN 2019/2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul ” Akidah dan Rukun Iman”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan informasi dan bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Tanjung Pinang,12 Sepember 2019

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………………………………………………… ii

BAB I : PENDAHULUAN

A.LatarBelakangaqidah dan rukun iman……………………………………………………………………………… 1

BAB II : PEMBAHASAN

1.AQIDAH

· Pengertian Aqidah islam?…………………………………..………………………………………………..2
· pengertianAqidah?…………………………………………………………………………………………………. 3
· Fungsi aqidah?……………………………………………………………………………………………………………….. 4
· Airan aqidah islam?………………………………………………………………………………………………………… 5

2. RUKUN IMAN

· Pngertian iman kepada Allah dan pengertian iman kepada malaikat…………… …………………………….. 6
· Pengertian iman kepada kitab kitab dan pengertian iman kepada para rasul………………………………… 7
· Pengertian iman kepada hari akhir dan pengertian kepada qadha dan qadhar……………………………. 8

BAB III : PENUTUP

· Kesimpulan dan saran …………………………………………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………….. 10

ii

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Beragama adalah suatau bentuk keyakinan manusia terhadap berbagai hal yang diajarkan oleh agama yang dianutnya. Beragama berarti meyakini secara bulat terhadap pokok-pokok ajaran dan keyakinan sebuah agama, oleh karena itu tidak ada manusia yang mengaku beragama tanpa ia meyakini apa-apa yang ditetapkan oleh agama tersebut.
Dalam agama islam terdapat pilar-pilar keimanan yang dikenal dengan rukun iman,terdiri dari enam pilar, keenam pilar tersebut adalah keyakinan islam terhadap hal-hal ghaib yang hanya diyakini secara trasendental, sebuah kepercayaan terhadap hal-hal yang diluar daya nalar manusia.
Rukun iman ini terdiri dari:
1. Iman kepada Allah,
2. Iman kepada Malaikat,
3. Iman kepada Kitab,
4. Iman kepada Rasul,
5. Iman kepada Hari Akhir,
6. Iman kepada Qadha dan Qadar.
Oleh karena itu, penulis akan mengkaji berbagai hal yang menyangkut enam pilar keimanan tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Aqidah?
2. Apa yang dimaksud iman kepada Allah?
3. Apa yang dimaksud iman kepada malaikat?
4. Apa yang dimaksud iman kepada kitab?
5. Apa yang dimaksud iman kepada rasul?
6. Apa yang dimaksud iman kepada hari akhir?
7. Apa yang dimaksud iman kepada takdir?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian Aqidah.
2. Mengetahui pengertian iman kepada Allah.
3. Mengetahui pengertian iman kepada malaikat.
4. Mengetahui pengertian iman kepada kitab.
5. Mengetahui pengertia iman kepada rasul.
6. Mengetahui pengertian iman kepada hari akhir.
7. Mengetahui pengertian iman kepada takdir

1

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Aqidah Islam
Secara etimologi (lughatan), aqidah berakar dari kata ‘aqada – ya’qidu – ‘aqdan yang berarti simpul, ikatan, perjanjian dan kokoh. Setelah terbentuk menjadi aqidah berarti keyakinan. Relevansi antara arti kata aqdan dan aqidah adalah keyakinan itu tersimpul dengan kokoh di dalam hati, bersifat mengikat dan mengandung perjanjian.
Secara terminologis (isthilahan), terdapat beberapa definisi (ta’rif) antara lain:

· Menurut Hasan al-Banna:
العقائد هي الأمور التى يجب أن يصدق بها قلبك وتطمئن اليها نفسك وتكون يقينا عندك لا يمازجه ريب ولايخالطه شك
“Aqidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini keberadaannya oleh hatimu, mendatangkan ketentraman jiwa, menjadi keyakinan yang tidak bercampur sedikitpun dengan keragu-raguan”

· Munurut Abu Bakar Jabir al-Jazairy:
العقيدة هي مجموعة من قضايا الحق البدهية المسلمة بالعقل, والسمع والفطرة, يعقد عليها الإنسان قلبه, ويثنى عليها صدره جازما بصحتها, قاطعا بوجودها وثبوتها لايرى خلافها أنه يصح أو يكون أبدا
“Aqidah adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum (axioma) oleh manusia berdasarkan akal, wahyu dan fithrah. (Kebenaran) itu dipatrikan oleh manusia di dalam hati serta diyakini kesahihan dan kebenarannya secara pasti dan ditolak segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu”
Untuk lebih memahami kedua definisi di atas maka perlu dikemukakan beberapa catatan tambahan:

1.Ilmu terbagi dua: pertama ilmu dharuri, kedua ilmu nazhari. Ilmu yang dihasilkan oleh indera, dan tidak memerlukan dalil disebut ilmu dharuri. Misalnya anda melihat meja di hadapan mata, anda tidak lagi memerlukan dalil atau bukti bahwa benda itu ada. Sedangkan ilmu yang memerlukan dalil atau pembuktian itu disebut ilmu nazhari. Misalnya 1+1=2, tentu perlu dalil untuk orang yang belum tahu teori itu. Di antara ilmu nazhari itu, ada hal-hal yang karena sudah sangat umum dan terkenal maka tidak memerlukan lagi adanya dalil, misalnya sepeda bannya ada dua sedangkan mobil bannya ada empat, tanpa dalil siapapun pasti mengetahui hal tersebut. Hal inilah yang disebut badihiyah. Badihiyah adalah segala sesuatu yang kebenarannya perlu dalil pembuktian, tetapi karena sudah sangat umum dan mendarah daging maka kebenaran itu tidak perlu pembuktian lagi.

2
2. Setiap manusia memiliki fithrah mengakui kebenaran (bertuhan), indera untuk mencari kebenaran, akal untuk menguji kebenaran dan memerlukan wahyu untuk menjadi pedoman menentukan mana yang benar dan mana yang tidak. Tentang Tuhan, misalnya, setiap manusia memiliki fithrah bertuhan, dengan indera dan akal dia bisa buktikan adanya Tuhan, tapi hanya wahyulah yang menunjukkan kepadanya siapa Tuhan yang sebenernya.

3. Keyakinan tidak boleh bercampur sedikitpun dengan keraguan. Sebelum seseorang sampai ke tingkat yakin dia akan mengalami lebih dahulu Syak (50%-50% antara membenarkan dan menolak), kemudian Zhan (salah satu lebih kuat sedikit dari yang lainnya karena ada dalil yang menguatkan), kemudian Ghalabatuz Zhan (cenderung menguatkan salah satu karena dalilnya lebih kuat, tapi masih belum bisa menghasilkan keyakinan penuh), kemudian Ilmu/Yakin (menerima salah satu dengan sepenuh hati karena sudah meyakini dalil kebenarannya). Keyakinan yang sudah sampai ke ringkat ilmu inilah yang disebut aqidah.

4. Aqidah harus mendatangkan ketenteraman jiwa. Artinya lahiriyah seseorang bisa saja pura-pura meyakini sesuatu, akan tetapi hal itu tidak akan mendatangkan ketenangan jiwa karena dia harus melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan keyakinannya. Kawin paksa misalnya, hidup satu rumah dengan orang yang tidak pernah dia sukai, secara lahiriyah hubungan mereka telah sukses karena berakhir dipelaminan namun jiwa mereka tidaklah tenteram seperti kelihatan
.
5. Bila seseorang sudah meyakini suatu kebenaran, dia harus menolak segala yang bertentangan dengan kebenaran itu. Artinya seseorang tidak akan bisa meyakini sekaligus dua hal yang bertentangan. Misalnya ada meyakini gula itu rasanya manis, tentunya anda akan menolak untuk meyakini bahwa gula itu rasanya asin, tidak mungkin anda yakin bahwa gula itu rasanya manis dan asin.

6. Tingkat keyakinan (aqidah) seseorang tergantung kepada tingkat pemahamannya terhadap dalil. Misalnya:
– Anda akan meyakini adanya beasiswa bila anda mendapatkan informasi tentang beasiswa tersebut dari orang yang anda kenal tidak pernah berbohong.
– Keyakinan itu akan bertambah apabila anda mendapatkan informasi yang sama dari beberapa orang lain, namun tidak menutup kemungkinan bahwa anda akan meragukan kebenaran informasi itu apabila ada syubuhat (dalil dalil yang menolak informasi tersebut).
– Bila anda melihat pengumuman beasiswa di fakultas maka bertambahlah keyakinan anda sehingga kemungkinan untuk ragu semakin kecil
– Apabila anda diberi formulir pengajuan beasiswa maka keyakinan anda semakin bertambah dan segala keraguan akan hilang bahkan anda tidak mungkin ragu lagi bahkan anda tidak akan merubah pendirian anda sekalipun semua orang menolaknya
– Ketika anda bolak balik mengurus segala yang terkait dengan beasiswa maka bertambahlah pengetahuan dan pengalaman anda tentang beasiswa yang diyakini tadi.

3

7. Kepuasan materil di dunia sangat terbatas.
Manusia tidak akan pernah puas secara materil. Seorang yang belum punya sepeda ingin punya sepeda. Setelah punya sepeda ingin punya motor dan seterusnya sampai mobil, pesawat, dan lain lain. Bila keinginan tercapai maka akan berubah menjadi sesuatu yang “biasa”, tidak ada rasa kepuasan pada keinginan itu. Selalu saja keinginan manusia itu ingin lebih dari apa yang sudah di dapatnya secara materil. Dan keinginan manusia akan dipuaskan secara hakiki di alam sesudah dunia ini.
8. Keyakinan tentang hari akhir adalah konsekuensi logis dari keyakinan tentang adanya Allah.
Jika anda beriman kepada Allah, tentu anda beriman dengan segala sifat-sifat Allah, termasuk sifat Allah Maha Adil. Kalau tidak ada kehidupan lain di akhirat, bisakah keadilan Allah itu terlaksana? Bukankah tidak semua penjahat menanggung akibat kejahatannya di dunia ini? Bukankah tidak semua orang yang berbuat baik merasakan hasil kebaikannya?. Bila anda menonton film, ceritanya belum selesai tiba-tiba saja dilayar tertulis kalimat “Tamat”, bagaimana komentar anda? Oleh sebab itu, iman anda dengan Allah menyebabkan anda beriman dengan adanya alam lain sesudah alam dunia ini yaitu Hari Akhir.
2. Fungsi Aqidah
Aqidah adalah dasar, fondasi untuk mendirikan bangunan. Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan harus semakin kokoh pula fondasi yang dibuat. Kalau fondasinya lemah bangunan itu akan cepat ambruk. Tidak ada bangunan tanpa fondasi.[10] Kalau ajaran Islam kita bagi dalam sistimatika Aqidah Ibadah Akhlak dan Mu’amalat, atau Aqidah Syari’ah dan Akhlak, atau Iman Islam dan Ihsan, maka ketiga/keempat aspek tersebut tidak bisa dipisahkan sama sekali. Satu sama lain saling terkait. Seseorang yang memiliki aqidah yang kuat, pasti akan melaksanakan ibadah dengan tertib, memiliki akhlak yang mulia dan bermu’amalat dengan baik. Ibadah seseorang tidak akan diterima oleh Allah swt kalau tidak dilandasi dengan aqidah. Misalnya orang nonmuslim memberi beras kepada seorang yang miskin, amal ibadah orang itu nilainya NOL di hadapan Allah, Allah tidak menerima ibadahnya karena orang itu tidak punya landasan aqidah.
Seseorang bisa saja merekayasa untuk terhindar dari kewajiban formal, misalnya zakat, tapi dia tidak akan bisa menghindar dari aqidah. Misalnya, aqidah mewajibkan orang percaya bahwa Tuhan itu cuma satu yaitu Allah, orang yang menuhankan Allah dan sesuatu yang lain [uang misalnya] maka akan kelihatan nanti, tidak bisa ditutup-tutupi, tidak bisa direkayasa. Entah dari bicaranya yang seolah-olah uang telah membantu hidupnya, tanpa uang dia tidak akan nisa hidup, atau dari perilakunya yang satu minggu sekali datang ke pohon besar dan berdoa disitu.
Itulah sebabnya kenapa Rasulullah SAW selama 13 tahun periode Mekah memusatkan dakwahnya untuk membangun aqidah yang benar dan kokoh. Sehingga bangunan Islam dengan mudah berdiri di periode Madinah. Dalam dunia nyatapun ternyata modal untuk membangun sebuah bangunan itu lebih besar tertanam di fondasi.
Jadi aqidah berfungsi sebagai ruh dari kehidupan agama, tanpa ruh/aqidah maka syari’at/jasad kita tidak ada guna apa-apa.

4
3. ALIRAN AKIDAH ISLAM
Aliran Mu’tazilah lahir kurang lebih + 120 H.pada abad permulaan kedua hijriah di kota Basyrah dan mampu bertahan sampai sekarang, karena paham ini mampu menyusup ke dalam masyarakat Islam di Barat dan di Timur bahkan sampai ke Indonesia.
Pokok-pokok pendirian mu’tazillah setiap orang yang memeluk aliran mu’tazillah diharusan untuk memegang kepada lima ajaran :
a. Tauhid (Ke-Esaan)
b. Al-Adlu (Keadilan )
c. Wal-wal Wa’id (Janji dan Acaman)
d. Al-Manzilah Bainal Manziladaini (tempat diantara dua)
e. Amar Ma’rup Nahi Munkar (Menyuruh krbaikan dan melarang kejelekan)
Ahli sunnah dan jama’ah ini kelihatannya timbul sebagaireaksi terhadap paham-paham glongan mu’tazilah yang telah dijelaskan sebelumnya dan terhadap sikap mereka dalam menyiarkan ajaran-ajaran itu. Aliran ini terdiri dari beberapa ajaran, diantaranya :
1. Ajaran-Jaran Al-asy’ariyah
2. Ajaran Maturi

5

2.Pengertian Iman Kepada Allah

Rukun iman yang pertama ialah iman kepada allah s.w.t. iman kepada Allah s.w.t. adalah yang paling pokok dan mendasari seluruh ajaran islam, dan ia harus diyakinkan dengan ilmu yang pasti seperti ilmu yang terdapat dalam kalimat syahadat “laa ilaaha ilallah”. Qur’an sebagai sumber pokok ajaran islam telah memberikan pedoman kepada kita dalam mengenal Allah s.w.t. Demikian pula dikemukakannya bukti-bukti yang pasti tentang kekuasaan-Nya bersama seluruh sifat keagungan-Nya. Bahwa Allah s.w.t. adalah zat yang Mahasuci,suci daripada sifat yang serupa dengan alam.

Konsep ketuhanan menurut Qur’an berdasarkan atas firman Allah s.w.t. yang berarti:

1. Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa.
2. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
3. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan,
4. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

3. Pengertian Iman Kepada Malaikat

Iman kepada Malaikat adalah masalah akidah yang kedua sesudah iman kepada Allah s.w.t. pengetahuan kita tentang malaikat hanya semata-mata berdasarkan Qur’an dan keterangan-keterangan Nabi. Para Malaikat termasuk persoalan alam gaib, tidak bersifat material namun sebagai tabiatnya bahwa dia dia dapat menjelma kealam material. Kita wajib beriman kepada para malaikat oleh karena Qura’an dan nabi memerintahkannya, sebagaimana wajibnya beriman kepada Allah dan para Nabi-Nya.

a. Sifat-sifat Malaikat,Qur’an menerangkan bahwa mereka adalah hamba Allah yang mulia tidak pernah durhaka, tidak maksiat dan tidak pernah menentang perintah Allah. Mereka tidak butuh makan dan minum, selalu taat terhadap segala perintahnya Allah yang diamanatkan kepadanya.

b. Tugas Malaikat
Bertugas menyampaikan wahyu-wahyu Allah kepada para Nabi dan Rasul, seperti tugas Jibril a.s. kemudian ada yang bertugas mengurusi rezeki para makhluk; ada yang mencatat amal perbuatan manusia, yang baik dan yang buruk; dan ada yang mengurus pencabutan roh manusia. Begitu juga sebagian merekaitu mengurusi syurga dan neraka,dan memikul arasy.kemudian sebagaian bertugas menegakkan kemaslahatan serta kebutuhan-kebutuhan manusia. Masih banyak lagi tugas-tugas malaikat yang telah ditentukan Allah kepadanya, yang sama sekali tidak bersangkut-paut dengan urusan materi dan perihal hidup dan kehidupan insan di dunia.

6
4. Pengertian Iman Kepada Kitab-Kitab

Risalah Allah itu ialah wahyu-wahyu Allah kepada para Rasul yang diutus kepada setiap bangsa dan umat manusia sepanjang sejarah. Rasul-rasul yang menerima wahyu-wahyu itu adalah manusia-manusia pilihan Allah diantara kelompok-kelompok manusia yang memiliki ciri-ciri khas dan karakteristik dalam segi-segi rohaniah dan jasmaniah wahyu-wahyu yang diterima oleh para Rasul itulah yang dinamai Shuhuf” atau “Kitab”. Setiap Rasul yang diutus Allah kepada manusia,dipersenjatai dengan kitab. Kitab itulah yang menjadi pedoman pemimpin baginya,dan kitab itulah menjadi kamus atau undang-undang buat manusia yang dipimpinnya.

Maka kita wajib beriman kepada kitab-kitab Allah, menjadi salah satu dari rukun iman. Wajib beriman kepada kitab-kitab Allah yang pernah diturunkan kepada para Rasul-Nya; sebagaimana sistem iman kepada para Rasul, maka pengingkaran kepada salah satu kitab Allah, sama artinya pengingkaran terhadap seluruh kitab Allah. Dan mengingkari kitab Allah, sama pula artinya mengingkari kepada para Rasul,para Malaikat dan kepada Allah sendiri. Jumlah kitab-kitab itu tidak pernah disebut angkanya dalam Qur’an. Akan tetapi nama kitab-kitab yang sampai kepada kita terbatas. Kita hanya mengetahui sebagaimana yang tersebut dalam Qur’an dan yang diberitakan oleh Nabi. Mengenai kitab agama lain, kita tidak dapat mengtakan dengan tegas bahwa kitab-kitab itu adalah palsu seluruhnya, apakah diantara ayat-ayatnya adalah firman Allah,Qur’an sebagai standar untuk menilainya. Bila ada persamaannya dengan ayat-ayat Qur’an, maka dapat diduga bahwa ayat-ayat dari kitab-kitab itu mungkin firman Allah.

a.) Jumlah kitab yang kita ketahui:
• Kitab Taurat yang diturunkan kepada Nabi Musa a.s.
• Kitab Zabur yang diturunkan kepada Nabi Daud a.s.
• Kitab Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa a.s.
• Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad s.a.w.

5. Pengertian Iman Kepada Para Rasul

Para Rasul berkewajiban menyampaikan risalah dan wahyu yang diterimanya itu kepada manusia. Karena itulah iman kepada Rasul berarti mempercayai bahwa Allah telah memilih diantara manusia menjadi utusan-utusan-Nya dengan tugas risalah kepada manusia sebagai hamba-hamba Allah dengan wahyu yang diterimanya dari Allah s.w.t. untuk memimpin manusia kejalan yang lurus dan untuk keselamatan dunia dan akhirat. Sesungguhnya mereka adalah manusia-manusia biasa juga. Selaku manusia,maka mereka memiliki sifat-sifat kemanusia yang umum seperti: makan,minum,tidur,berumah tangga,nikah,hidup dan bergaul dalam masyarakat,kemudian mati.
Selanjutnya merekapun berkata-kata dan berbicara menurut bahasa dari bangsa atau umat dimana mereka diutus. Hanya saja bahwa para Rasul itu diberikan sifat-sifat khas, merupakan keistemewaan mereka melebihi daripada manusia biasa. Sebagai mana seorang pemimpin dalam suatu pergerakan atau dalam suatu organisasi, sudah barang tentu dia harus memiliki banyak keistimewaan dibandingkan dengan para anggota lainnya. Mereka adalah teladan utama. “uswatun hasannah” bagi manusia. Para rosul hakikatnya adalah rahmat ilahi yang dianugrahkan kepada manusia. Maka sepanjang sejarah manusia dan dari segala bangsa, Allah telah mengutus Rasul untuk memimpin manusia kejalan yang benar.

a. Tugas Rasul
• Tugas para rasul tugas rohaniah,misi spiritual. Mereka bertugas memimpin manusia untuk mengenal Tuhannya.
• Bertugas mengajar manusia tentang akidah dan ibadah menurut garis Allah. Menuntun manusia dalam hidup duniawi menyucikan rohaniahnya.

b. Empat sifat para Rasul
• Pertama,sifat benar.
• Kedua kepercayaan atau amanah.
• Ketiga menyampaikan atau tablig.
• Keempat sifat kecerdasasan

6. Pengertian Iman Kepada Hari Akhir

Iman kepada hari akhir adalah masalah yang paling berat dari segala macam akidah dan kepercayaan manusia. Mempelajari keyakinan manusia tentang masalah hidup kembali sesudah mati atau hakikat kehidupan manusia sesudah rohnya berpisah dengan jasmaninya, ada tiga pola keyakinan : pertama, kelompok manusia yang pola kepercayaannya menganggap bahwa apabila manusia telah mati,maka sejarah hidupnya telah tamat pula. Kedua, kelompok manusia yang mempunyai pola kepercayaan bahwa apabila manusia telah mati maka ia mengalami kehidupan baru kembali (reinkarnasi). Ketiga, kelompok manusia yang mempunyai pola kepercayaan tentang adanya hari akhir. Ia adalah tumpuan tujuan akhir dari seluruh perjalanan sejarah manusia.
Dengan demikian, iman yang kelima ini,iman kepada hari akhir mempunyai nilai yang sangat tinggi dalam hidup dan kehidupan manusia di dunia. Ia menunjukkan bahwa kehidupan duniawi ini ada artinya, bukan hidup yang sekedar hanya hidup dan sesudah itu lalu mati dan tidak punya kelanjutannya lagi. Seluruh amal perbuatan manusia tidak akan sia-sia.

7. Pengertian Iman Kepada Qadha dan Qadar

Iman kepada qadha dan qadar adalah tiang iman yang ke enam atau rukun iman yang terakhir. Qadha dan Qadar dalam pembicaraan sehari-hari adalah takdir. Kita wajib percaya bahwa Allah lah yang telah menciptakan segala sesuatu dan bahwasannya allah telah menentukan segala sesuatu sebelum dia menciptakan segala kejadian dan mengatur segala yang ada dengan pengetahuan,ketentuan,kebijaksanaan dan ketentuanNya. Adapun segala yang dilakukan manusia itu semuanya atas Qada dan Qadhar Nya. Sedangkan manusia hanya dapat berikhtiar.

8

BAB III
PENUTUP

· Kesimpulan
Aqidah dalam kehidupan umat muslim perlu kita pelajari dan amalkan. Akidah adalah beberapa perkara yang wajib diyakini kebenarannya oleh hati,dapat mendatangkan ketentraman jiwa dan menjadi keyakinan yang tidak tercampur dengan keraguan-keraguan. Sedangkan iman menerut pengertian sesungguhnya ia lah kepercayaan yang meresap kedalam hati, dengan penuh keyakinan, tidak
bercampur syak dan ragu serta memberi pengaruh bagi pandangan hidup.

· Saran
Demikianlah makalah tentang pokok aqidah dan rukun iman. Kami menyadari makalah ini jauh dari kata sempurna maka dari itu kritik yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan makalah ini. Harapan kami, semoga makalah ini dapat memberi pengetahuan baru dan bermanfaat bagi kita semua.

9

BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Razak, Nazaruddin. 1973. Dienul Islam. Bandung: PT Alma’arif
Mubarok, Amin. 2015. Himpunan Putusan Tarjih. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah
Hadhiri SP, Choiruddin. 20005. Klasifikasi Kandugan Al-Qur’an. Jakarta: Gema Insani/

Komentar

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *