NUSANTARA MODERN TASAWUF PERSFEKTIF HAMKA DAN SAID AQIEL SIRADJ

25 Lihat

MAKALAH
NUSANTARA MODERN TASAWUF PERSPEKTIF HAMKA
DAN SAID AGIEL SIRAD MU

 

Penyusun : 1. Eddies Riswanda 24882043256
2. Mukhtar Kurniawan 24882043372

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Satrio ,M.A
PRODI PENDIDIKAN BAHASA ARAB
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN ABDURRAHMAN
2025

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan semesta alam, yang telah mencurahkan rahmat dan karuniaNya, sholawat serta salam tak lupa pula kami haturkan kepada junjungan kita Nabi agung Muhammad SAW, yang telah membawa cahaya islam dan menerangi dunia dengan cahaya islam.
Berkat rahmat dan Inayah-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa makalah ini dengan tepat waktu. Adapun makalah ini kami tulis guna memenuhi tugas mata kuliah Bapak Dr.Satrio,M.A ini berisi tentang hasil penelitian penulis tentang macam-macam akhlak . Agar para pembaca bisa mengetahui apa itu pengertian dari akhlak, dan macam macam akhlak. Kami selaku penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Penulis berharap agar makalah ini bermanfaat bagi masyarakat umum, para pembaca dan juga bagi penulis sendiri. Semoga Allah SWT senantiasa menjadikan kita semua berada dalam keridhoan-Nya dalam menempuh hidup ini. Aamiin Wassalamu’alaikum wr.wb

Bintan, 10 juni 2025

Penulis

 

 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………ii
DAFTAR ISI…………………………..……………….…………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang…………………………………………………………………1
Rumusan Masalah ………………….………………………………………….1
Tujuan Makalah………………………………………………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
Pemikiran Tasawuf Hamka dalam konteks masyarakat Nusantara Modern ……………………..……….……….………………………………………3
Pandangan Said Aqil Siradj terhadap tasawuf dalam kehidupan sosial dan kebudayaan Nusantara masa kini ……………..…………………………3
Persamaan dan Perbedaan Antara Perspektif Hamka dan Said Aqil Siradj Mengenai Tasawuf di Era Modern……………………..…………………3
Relevansi Tasawuf menurut kedua tokoh tersebut dalam menghadapi Tantangan Modernitas di Nusantara …..…………………………………4
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………5
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….…6

 

 

 

 

BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Islam Nusantara tumbuh dan berkembang melalui pendekatan yang damai, moderat, dan kultural. Salah satu fondasi penting dari pendekatan ini adalah ajaran tasawuf. Namun, di tengah tantangan modernisasi dan arus ideologi transnasional yang radikal, peran tasawuf sebagai kekuatan spiritual dan sosial semakin penting untuk dikaji ulang. Hamka dan KH. Said Aqil Siradj adalah dua tokoh penting yang sama-sama menempatkan tasawuf dalam kerangka keindonesiaan dan kemodernan. Dengan mengkaji perspektif keduanya, studi ini berupaya mengeksplorasi bagaimana tasawuf dapat menjadi pijakan spiritual dan sosial dalam membangun peradaban Nusantara yang modern, toleran, dan berkeadaban.
Islam di Nusantara memiliki karakter khas yang berbeda dari kawasan lain di dunia Islam. Salah satu ciri utama Islam di wilayah ini adalah *penyebaran yang damai dan kultural, yang sangat dipengaruhi oleh **ajaran tasawuf*. Para Wali Songo, misalnya, dikenal menggunakan pendekatan sufistik dalam menyebarkan Islam yang adaptif terhadap budaya lokal.
Seiring dengan modernitas, muncul tantangan terhadap ekspresi keislaman tersebut, baik dari paham ekstremisme maupun formalisasi agama yang mengesampingkan nilai-nilai spiritualitas. Maka, penting untuk menggali kembali peran tasawuf dalam menghadirkan Islam yang rahmatan lil ‘alamin dalam konteks masyarakat modern.
1.2 Rumusan masalah
Bagaimana pemikiran tasawuf Hamka dalam konteks masyarakat Nusantara modern?
Bagaimana pandangan Said Aqil Siradj terhadap tasawuf dalam kehidupan sosial dan kebudayaan Nusantara masa kini?
Apa persamaan dan perbedaan antara perspektif Hamka dan Said Aqil Siradj mengenai tasawuf di era modern?
Bagaimana relevansi tasawuf menurut kedua tokoh tersebut dalam menghadapi tantangan modernitas di Nusantara?

1.3 Tujuan Makalah
Menganalisis pemikiran tasawuf Hamka dan Said Aqil Siradj dalam konteks perkembangan keislaman di Nusantara modern.
Menggali persamaan dan perbedaan antara pendekatan tasawuf yang diusung oleh Hamka—yang cenderung rasional dan bercorak modern—dengan Said Aqil Siradj—yang lebih menekankan pada aspek tradisional dan kultural.
Menjelaskan relevansi ajaran tasawuf dari kedua tokoh tersebut dalam menjawab tantangan spiritual, sosial, dan budaya masyarakat Indonesia masa kini.
Memberikan kontribusi pemikiran terhadap pengembangan tasawuf Nusantara yang moderat, inklusif, dan kontekstual dengan kehidupan modern.

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemikiran Tasawuf Hamka dalam konteks masyarakat Nusantara Modern
Pemikiran tasawuf Hamka berakar kuat pada pemurnian ajaran Islam yang berlandaskan Al-Qur’an dan Sunnah, namun tetap mengakomodasi nilai-nilai lokal yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip Islam. Dalam konteks masyarakat modern, Hamka melihat tasawuf bukan sebagai pelarian dari dunia, melainkan sebagai sarana untuk membentuk akhlak dan karakter individu yang kuat dalam menghadapi tantangan zaman.
Pandangan Said Aqil Siradj terhadap tasawuf dalam kehidupan sosial dan kebudayaan Nusantara masa kini
Said Aqil Siradj memandang tasawuf sebagai landasan spiritual yang berperan penting dalam menjaga keharmonisan sosial dan kebudayaan lokal di Nusantara. Ia menekankan pentingnya nilai-nilai tasawuf seperti toleransi, cinta kasih, dan penghargaan terhadap keragaman sebagai ciri khas Islam Nusantara. Tasawuf, menurut Said Aqil, bukan hanya praktik spiritual personal, tetapi juga memiliki dimensi sosial yang kuat—membentuk masyarakat yang inklusif dan damai.
Dalam konteks kekinian, Said Aqil mengusung tasawuf sebagai respons terhadap radikalisme, intoleransi, dan disorientasi moral. Ia banyak mengaitkan tasawuf dengan tradisi Ahlussunnah wal Jama‘ah dan keberislaman khas NU, yang menjaga kearifan lokal sambil tetap berlandaskan syariat Islam. Bagi Said Aqil, tasawuf menjadi benteng budaya dan sekaligus solusi sosial dalam menghadapi kegersangan spiritual modern.
Persamaan dan Perbedaan Antara Perspektif Hamka dan Said Aqil Siradj Mengenai Tasawuf di Era Modern
Persamaan
Keduanya melihat tasawuf sebagai jalan spiritual yang mampu memperbaiki akhlak individu dan masyarakat.
Sama-sama menganggap bahwa tasawuf harus kontekstual dan responsif terhadap zaman.
Keduanya menolak tasawuf yang menjurus pada eskapisme atau menjauh dari realitas sosial.

Perbedaan
Hamka lebih menekankan tasawuf dalam kerangka purifikasi Islam dan berorientasi pada teks (nash), menghindari unsur-unsur yang dianggap bid‘ah atau tidak berdasar syariat. Tasawuf bagi Hamka sangat rasional dan moralistik.
Said Aqil Siradj* lebih mengakomodasi unsur kultural dan tradisi lokal. Ia mengintegrasikan tasawuf dengan nilai-nilai budaya Nusantara dan menggunakannya sebagai instrumen perdamaian dan harmoni sosial.
Hamka cenderung mengedepankan tasawuf dalam bentuk pribadi (akhlak), sedangkan Said Aqil mengembangkan tasawuf dalam kerangka komunitarian dan kebangsaan.

Relevansi Tasawuf menurut kedua tokoh tersebut dalam menghadapi Tantangan Modernitas di Nusantara
Relevansi tasawuf menurut Hamka dan Said Aqil Siradj terletak pada kemampuannya menjawab kegelisahan spiritual masyarakat modern yang terjebak dalam sekularisme dan materialisme. Bagi Hamka, tasawuf yang berbasis Al-Qur’an dapat menjadi fondasi etika bagi manusia modern, agar tetap memiliki ketenangan jiwa dan integritas moral dalam dunia yang cepat berubah. Sementara itu, bagi Said Aqil, tasawuf berfungsi sebagai penopang nilai-nilai luhur budaya Nusantara dan menjadi alat untuk melawan krisis identitas, radikalisme, serta konflik sosial. Ia memandang tasawuf sebagai jembatan antara agama dan budaya, antara spiritualitas dan kebangsaan.
Dengan demikian, keduanya sepakat bahwa tasawuf tidak hanya masih relevan, tetapi justru sangat dibutuhkan dalam membangun masyarakat Nusantara yang damai, bermoral, dan beradab di tengah tantangan globalisasi dan modernitas.

 

 

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kajian tentang tasawuf di Nusantara modern melalui perspektif Hamka dan Said Agiel Sirad Mu menunjukkan adanya upaya integrasi nilai-nilai tasawuf tradisional dengan tantangan kehidupan modern. Hamka menekankan pentingnya tasawuf sebagai jalan spiritual yang kontekstual dan relevan dalam menghadapi perubahan zaman, dengan menyesuaikan ajaran sufistik agar tetap sesuai dengan realitas sosial dan budaya Nusantara. Sementara itu, Said Agiel Sirad Mu memberikan perspektif kontemporer yang menekankan pengembangan tasawuf sebagai sumber kekuatan moral dan etika dalam masyarakat modern, sekaligus sebagai alat untuk membangun toleransi dan kerukunan antar umat beragama.
Kedua pemikir tersebut sepakat bahwa tasawuf tidak hanya merupakan praktik spiritual individual, tetapi juga menjadi fondasi penting dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa di era modern. Dengan demikian, tasawuf dalam konteks Nusantara modern dapat menjadi jembatan antara tradisi dan modernitas, spiritualitas dan rasionalitas, serta antara nilai-nilai lokal dan global.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Amin. Islamic Studies di Perguruan Tinggi Pendekatan Integratif Interkonektif. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2012.
Abdullah, Mudhofir. Mukjizat Tafakkur Cara Sukses Merengkuh Kebahagiaan dan Puncak Spiritualitas, Yogyakarta: Teras Percetakaan SUKSES Offset, 2012.
Alim, Muhammad. Pendidikan Agama Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.
Anas, Norazmi. The Integration of Knowledge in Islam: Concept and Challenges. Global Journal of Human Social Linnguistics and Education. Volume 13 Issue 10 Version 1.0 2013, 50-55
Annahlawi, Abdurrahman. Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam. Bandung: CV Diponegoro, 1989.
Ansary, Tamim. Dari Puncak Bagdad Sejarah Dunia Versi Islam terj. Yuliani Liputo. Jakarta: Zaman, 2010.

Mungkin Anda Menyukai

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *