STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA ANAK USIA DINI
Saidah Ramadhan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
saidahramadhan03@gmail.com
Abstrak
Penelitian mengenai pendidikan bahasa Arab telah banyak mengulas mengenai pembelajaran pada
jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA yang sebagian besar memperlihatkan teori pembelajaran bahasa Arab
teoritis dan praktis. Penelitian ini bertujuan untuk menampakkan bentuk pengaplikasian teori pendidikan
bahasa Arab pada jenjang PAUD, serta melihat strategi yang dipergunakan oleh guru atau sekolah serta hal-hal yang mempengaruhi dalam penanaman awal pembelajaran bahasa Arab. Penelitian ini menemukan
strategi yang gunakan dalam pebelajaran bahasa Arab pada anak usia dini adalah dengan menggunakan
strategi kosakata. Faktor pendukung utama dalam pengaplikasian strategi ini adalah penggunaan metode
yang disesuaikan dengan keadaan siswa stiap harinya, sedangkan aspek penghambat strategi ini adalah
rendahnya motivasi dari orang tua siswa.
Kata kunci: Pembelajaran Bahasa Arab & Anak Usia Dini.
Abstract
Research on Arabic education has much to say about the learning of elementary, junior and senior
high school education which mostly show theoretical and practic Arabic learning theory. This study aims to
show the application of the Arabic language education theory at the level of early childhood, and to see the
strategies used by teachers or schools and things that affect the initial planting of Arabic learning. This study
finds strategies that use in the learning of Arabic in early childhood is to use vocabulary strategy. The main
supporting factor in the application of this strategy is the use of methods adapted to the state of the student
each day, while the inhibiting aspect of this strategy is the low motivation of the parents.
Keywords: Learning Arabic & Early Childhood
A. PENDAHULUAN
Waktu yang tepat untuk memulai
pendidikan adalah sejak usia dini, sebab anak
usia dini memiliki spesifikasi unik yang tidak
ada pada usia sesudahnya. Karena itu, bayi
pun harus dikenalkan pada orang-orang di
sekitarnya, suara-suara, benda-benda, diajak
bercanda dan bercakap-cakap agar dapat
berkembang menjadi anak yang normal dan
sehat. Metode pembelajaran yang sesuai
dengan tahun kelahiran sampai usia enam
tahun biasanya menentukan kepribadian anak
setelah dewasa. Hal ini tentu juga
dipengaruhi seberapa baik dan sehat orang
tua berperilaku serta bersikap pada anak usia
dini. Sebab perkembangan mental usia awal
berlangsung cepat. Periode ini merupakan
kesempatan yang tidak boleh disepelekan.
Jika pada usia dini input yang diterima
anak positif dan konstruktif, maka ibarat
pohon, akan terbentuk akar yang kuat.1
Untuk melakukan usaha tersebut, orang tua
dan guru merupakan komponen teratas yang
1 Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Strategi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), (Yogyakarta:
berperan penting dalam pendidikan
(penanaman nilai-nilai dan pengetahuan yang
berguna bagi masa depan anak). Dalam
melaksanakan tugasnya secara profesional,
guru untuk anak usia dini memerlukan
wawasan yang mantap dan utuh tentang
kegiatan belajar mengajar. Salah satu
wawasan yang perlu dimiliki guru dalam
strategi belajar mengajar, dengan strategi
tersebut guru mempunyai pedoman yang
berkenaan dengan berbagai alternatif pilihan
yang mungkin dapat ditempuh agar kegiatan
belajar mengajar itu berlangsung secara
teratur, sistematis, terarah, lancar dan efektif.
Penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya mengenai pembelajaran pada
masa usia Golden Age, telah banyak
membahas mengenai pemerolehan bahasa.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Maida
Dwi purwanti, ia mengaitkan antara pola
asuh orang tua dan pemerolehan bahasa pada
anak di TK Ad-Dinul Qoyyim Kapek Bawah
Kecamatan Gunungsari 2
. Penelitian lainnya
adalah yang diteliti oleh Zetti (skripsi tahun
2010) melakukan penelitian dengan judul
penelitian Early literacy research with
children speaking German as an additional
lenguage. Penelitian ini hendak menggali
bagaimana proses pengembangan bahasa
anak-anak imigran yang telah menguasai
bahasa pertama dan mempelajari bahasa
Jerman sebagai bahasa kedua3
. Penelitian lain
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Siti
Hawa (tahun ajar 2014), ia berusaha
mengidentifikasi perkembangan bahasa anak
pada masa usia 5-6 tahun di PAUD seKecamatan Sekarbela Mataram4
. Sedangkan
penelitian ini difokuskan pada strategi guru
dalam pengajarkan bahasa arab bagi anak
pada jenjang pendidikan PAUD yang tengah
mengalami masa golden Age, difokuskan
pada strategi penyajian bahasa Arab pada
anak.
Dari sudut pandang inilah peneliti
mencoba mengkaji bagaimana anak pada
masa usia emasnya mendapatkan
pembelajaran bahasa Arab, yang kemudian
sangat berpengaruh terhadap kesiapan anak
dalam belajar bahasa Arab ketika memasuki
masa usia sekolah dasar (SD). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
strategi yang diterapkan guru, serta faktorfaktor yang berpengaruh dalam pembelajaran
mufradat (kosakata) pada anak usia dini kelas
“B” (Raudatul Atfal) Thariqul ‘Izzah
Jempong kota Mataram.
Adanya tingkatan sekolah PAUD
diharapkan sebagai ranah penenaman
pengetahuan dengan memanfaatkan
kesempatan emas yang anak-anak miliki.
Maka daripada itu, pembelajaran bahasa
Arab sangat perlu diteliti pada jenjang
pendidikan ini sehingga orang tua maupun
guru akan lebih mudah mengarahkan anak
pada berbagai kecakapan bahasa pada jenjang
selanjutnya serta memahami strategi-strategi
yang dapat terus dikembangkan untuk
menambah ketertarikan anak pada bahas
Arab. Selain itu, penanaman pendidikan
bahasa Arab sejak kecil akan mempermudah
anak-anak untuk mengenal bahasa Al-Qur’an
lebih dini. Adapun landasan teori yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran
Dalam kaitannya dengan pendidikan,
seorang guru yang mengharapkan hasil yang
baik dalam proses pembelajaran juga akan
menerapkan suatu strategi agar hasil belajar
peserta didiknya mendapat prestasi yang
baik. Kemp menegaskan bahwa “..strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien”.5 Melalui
strategi pembelajaran, guru harus mampu
mengupayakan segala sumber belajar, media
belajar dan lingkungan belajar yang ada demi
menciptakan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
2. Pembelajaran anak usia dini
Telah banyak penelitian mengenai.
Menurut J. Black, anak-anak mengalami
perkembangan sangat pesat sejak masa usia
dini6
. Menurut Suryani, usia dini merupakan
fase yang dimulai dari usia 0 tahun sampai 6
tahun. Menurut hasil penelitian Direktorat
PAUD, diketahui bahwa pada usia dini, otak
anak mengalami perkembangan sekitar 80%
dari total proses perkembangan. Tepatnya,
perkembangan anak dimulai pada bulan ke
empat anak dalam kandungan.7
Riset William Searsme melanjutkan,
berdasarkan penelitiannya mengenai saraf
bahwa orang tua ternyata juga mempunyai
tingkat pengaruh terhadap kecerdasan anak.
Maka diharapkam agar orang tua
memanfaatkan usia dini seoptimal mungkin.
Pasalnya, pendidikan anak yang cerdas
mengambil momen pada tahun-tahun awal
pertumbuhan otak. Pendidikan anak yang
cerdas sejak dini pada prinsipnya adalah
untuk membantu tahap perkembangan otak
untuk menciptakan sambungan jejaring
neuron yang benar dan berkualitas8
.
Gagasan yang pertama kali muncul ialah
dari pemikiran Martin Luther. Martin Luther
menekankan bahwa “…pendidikan pada anak
usia dini merupakan bagian paling penting
dalam kehidupan seorang anak. Untuk dasar
pendidikan anak, keluarga merupakan
institusi yang paling penting untuk membuat
pendidikan dan untuk perkembangan, dan
sekolah sebagai sarana anak membaca”.9
Pengasuhan anak usia dini sebagaimana
yang dikemukakan oleh Mukti Amini, harus
sesuai dengan prinsip pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan atau developmentally
appropriate practice (DAP) untuk anak usia
dini. 10 Jamal mengemukakan beberapa
prinsip yang mendukung pernyataan Mukti
Amini, yang juga dapat digunakan oleh
lembaga pendidikan dalam melaksanakan
pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip ini
adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada kebutuhan anak.
b. Belajar melalui bermain.
c. Lingkungan yang kondusif.
d. Menggunakan pembelajaran terpadu.
e. Mengembangkan berbagai kecakapan
hidup
f. Menggunakan berbagi media edukatif dan
sumber belajar
g. Dilaksanakan secara bertahap dan
berulang-ulang11
.
h. Pembelajaran bahasa Arab melalui
mufradat.
Para ahli pembelajaran berbeda pendapat
mengenai makna bahasa serta tujuan
pengajarannya, namun mereka sepakat bahwa
pembelajaran mufradat adalah penting dan
merupakan tuntutan serta syarat dasar dalam
pembelajaran bahasa asing. Dan
sesungguhnya siswa yang sedang belajar
bahasa apapun dituntut untuk mengetahui
mufradat bahasa yang sedang dipelajari,
tanpa mengetahui mufradat kiranya sulit
bahkan tidak mungkin siswa akan mampu
menguasai keterampilan berbahasa yang
dimaksud. Atau boleh dikatakan di awal
pembelajaran siswa harus diarahkan untuk
memperoleh penguasaan mufradat dengan
baik12
.Pembelajaran mufradat bertujuan agar
siswa mampu menerjemahkan bentuk-bentuk
mufradat dan mampu menggunakannya
dalam jumlah (kalimat) dengan benar, tidak
hanya sekedar hafal kosa kata tanpa
mengetahui bagaimana menggunakannya
dalam komunikasi sesungguhnya. Dalam
pengaplikasiannya, setelah siswa memahami
kosa-kata kemudian mereka diajari
menggunakannya baik dalam bentuk ucapan
maupun tulisan.13
Pembelajaran kosakata merupakan
pembelajara dasar, ini sangat memungkinkan
untuk dipelajari oleh anak-anak yang tengah
memulai pendidikan khususnya pendidikan
PAUD. Pembelajaran kosakata akan setara
dengan proses anak belajar berkomunikasi.
Dengan memanfaatkan moment ini,
pembelajaran bahasa Arab dengan materi
dasar kosa kata akan menjadi tertanam lebih
maksimal guna mepersiapkan kecakapannya
dalam bahasa Arab pada jenjang pendidikan
setelahnya.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif, yaitu merupakan metode
penelitian yang mendiskripsikan segala
sesuatu dari objek yang diteliti.
14 Penelitian
kualitatif ini akan menggunakan pendekatan
fenomenologi. Penelitian fenomenologi
adalah penelitian kualitatif yang mencoba
mengungkapkan makna yang dihayati dari
subjek yang diteliti. 15
Untuk memperoleh data tentang penelitian
ini, maka peneliti terjun langsung ke lapangan. Kehadiran peneliti dalam
penelitian ini berperan sebagai instrumen
kunci yang langsung melibatkan diri dalam
kehidupan subyek dalam waktu penelitian
yang sudah ditetapkan peneliti untuk
memperoleh data sesuai dengan ciri
penelitian kualitatif.
Sumber data utama dalam penelitian ini
adalah guru pada kelas “B” di Raudatul Atfal
Thariqul ‘Izzah Jempong Kota Mataram.
Adapun sebagai data pelengkapnya adalah
kepala sekolah, Wakasek kurikulum,
dokumen, dan arsip, diharapkan dari
beberapa sumber data yang ada dapat
mendukung kelancaran proses penelitian.
Teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data adalah dengan
wawancara/interview, dokumentasi dan
observasi. Bentuk analisis data yang akan
digunakan adalah induktif. Analisis induktif
merupakan jalan berfikir dengan mengambil
kesimpulan dari data-data yang bersifat
khusus. Metode ini digunakan untuk
menyimpulkan data mengenai strategi
pembelajaran al-mufradat (kosakata) pada
anak usia dini di kelas “B” Raudatul Atfal
Thariqul ‘Izzah Jempong Kota Mataram
sesuai dengan hasil observasi, wawancara,
dan dokumentasi yang kemudian akan ditarik
pada suatu kesimpulan akhir.
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Strategi pembelajaran bahasa Arab pada
anak usia di dini.
Guru di RA Thariqul ‘Izzah mengurutkan
kegiatan pembelajaran dalam betuk satuan
kegiatan mingguan (SKM) dan rencana
kegiatan harian (RKH). SKM merupakan
acuan dalam menyusun kegiatan harian.
SKM sendiri disusun oleh IGRA NTB sesuai
standar kebutuhan pembelajaran pada anak
usia dini di Raudatul Atfal. SKM ini berlaku
untuk semua Raudatul Atfal yang terdata di
NTB. Adapun RKH disusun oleh guru kelas
masing-masing, dikembangkan dan
disesuaikan dengan kemampuan siswa di
kelas masing-masing. Di kelas “B”, guru
menyusun RKH dengan berpedoman pada
materi ajar yang ada dalam SKM dan
pedoman ajar guru yang telah dikembangkan
oleh kepala sekolah RA Thariqul ‘Izzah.
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara peneliti bahwa pelaksanaan
pembelajaran sudah sesuai dengan urutan
kegiatan pembelajaran. Dimulai dari kegiatan
pendahuluan kemudian kegiatan inti hingga
kegiatan penutup guru telah melaksanakan
sesuai dengan urutan kegiatan pembelajaran.
Ini didukung dengan adanya inisiatif guru
mengambil posisi masing masing dalam
kegiatan pembelajaran mengingat bahwa
guru yang bertanggung jawab terhadap kelas
“B” berjumlah 4 orang. Dengan pembagian
tugas ini akan memaksimalkan terlaksananya
kegiatan belajar mengajar secara efektif dan
efisien.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran
bahasa Arab, pada setiap komponen
pembelajaran ditanamkan unsur-unsur bahasa
Arab seperti pembiasaan angka-angaka Arab
diperdengarkan oleh guru setiap kali
berhitung saat berbaris, asbsensi maupun
ketukan nada saat bernyanyi. Pembiasaan
terhadap huruf-huruf Arab ditanamkan melalui mewarnai huruf atau kata-kata arab,
dan bertegur sapa dengan menggunakan
percakapan singkat berbahasa Arab yang
dilakukan pada awal pembelajaran
merupakan pembentukan lingkungan
berbahasa Arab.
Pemilihan metode yang tepat akan
menentukan pencapaian tujuan pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran oleh guru
kelas “B” di RA Thariqul ‘Izzah telah sesuai
dengan kondisi siswa (gaya belajar siswa),
materi, maupun media pembelajaran yang
tersedia. Pemilihan metode-metode di atas
merupakan usaha guru untuk
memaksimalkan berjalannya proses belajar
mengajar. Selain itu guru juga telah
menyadari bahwa bahasa Arab masih dirasa
kurang unggul dari bahasa Inggris, sehingga
guru tidak meremehkan kendala-kendala
yang akan dihadapi. Ini dibuktikan dengan
kesungguhan guru untuk memahami gaya
belajar masing-masing individu anak
didiknya.
Adapun media yang digunakan dalam
penerapan strategi pembelajaran al-mufradat
(kosakata) kelas “B” RA Thariqul ‘Izzah
dipilih berdasarkan kepentingan dari tema
pembelajaran. Guru membuat media belajar
dari kartu atau kertas manila yang bertuliskan
masing-masing satu kosa kata. Media belajar
untuk pembelajaran kosakata juga ada yang
berbentuk permanen. Tembok-tembok dalam
kelas dicat menjadi kosakata bergambar.
Papan tulis dan papan tema bergambar yang
digantung mendesain ruang kelas menjadi
media untuk pembelajaran anak/siswa.
Berdasarkan data dari hasil wawancara
dan observasi, peneliti menemukan bahwa
media yang digunakan guru kelas “B” RA
Thariqul ‘Izzah telah mempertimbangkan
prinsip-prinsip pemilihan media
pembelajaran. Selain itu, media yang
digunakan disesuaikan dengan taraf berfikir
anak usia dini. Untuk pembelajaran bahasa
Arab pada tingkat pengenalan kosakata,
media yang digunakan sangat mengena, yaitu
dengan media buku gambar, di mana anakanak akan mewarnai gambar-gamabr yang
berisi tulisan kaligrafi Arab. Media kartu
bergambar juga sangat membantu
mengefisienkan waktu, selain menghindari
verbalisasi, anak-anak pada usia 5-6 tahun
sangat senang belajar dengan melihat
gambar-gambar/kartu-kartu berwarna.
Berdasarkan komponen strategi
pembelajaran yang telah diamati, penelitian
ini menunjukkan bahwa strategi yang
digunakan adalah strategi pembelajaran
kosakata (mufradat) pada tingkat
ibtida’/pemula. Di RA Thariqul ‘Izzah,
sejumlah kosakata telah dipilih dan disusun
berdasarkan tema. Adapun susunan kosakata
yang telah dipilih berdasarkan tema
dibukukan yang kemudian menjadi buku
pedoman bagi guru untuk mengajar di
masing-masing kelas. Pemilihan kosakata
sangat sesuai dengan prinsip-prinsip
pemilihan kosakata bahasa Arab. Jumlah
kosakata yang diberikan berjumlah 2 sampai
3 kosakata baru perhari didasarkan oleh
kemampuan siswa dalam menghafal
kosakata.
Waktu yang digunakan dalam
menyampaikan materi kosakata dasar adalah
20 menit saja. Pada dasarnya waktu yang
digunakan ini sangat sedikit, namun
pembiasaan terhadap unsur-unsur berbahasa
Arab merupakan prioritas utama dalam
pembelajaran bahasa Arab di RA Thariqul
‘Izzah, sehingga sekolah mencoba
menciptakan lingkungan yang mendukung
pembiasaan tersebut. Ini terlihat dari hasil
observasi yang peneliti lakukan pada setiap
komponen dalam urutan kegiatan
pembelajaran. Peneliti menemukan bahwa
pada hari senin dan selasa, guru kelas “B”
akan menggunakan bahasa Arab saat
berhitung, bernyanyi, dan ketika meminta
anak-anak melakukan sesuatu.
Strategi yang teraplikasikan dalam
pembelajaran bahasa Arab pada anak usia
dini di PAUD ini sudah sesuai dengan
standar pembelajaran. Guru dan pada
umumnya sekolah telah merancang secara
sistematis mengenai pembelajaran bahasa
Arab sehingga diharapkan siswa mampu
sedini mungkin telah terbiasa dengan bahasa
dan pembelajaran bahasa Arab.
2. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
strategi pembelajaran bahasa Arab pada
anak usia di dini di kelas “B” Raudatul
Atfal Thariqul ‘Izzah Jempong Kota
Mataram.
1. Faktor pendukung
a. Menggunakan metode pembelajaran yang
variatif/tidak monoton.
Model pembelajaran terpadu yang
diterapkan pada anak usia dini di RA
Thariqul ‘Izzah adalah dalam bentuk tematik,
model pembelajaran ini setara dengan jenjang
pendidikan SD/MI yang mempertimbangkan
konsep DAP (development appropriate
practice). Namun pada tingkat RA/TK lebih
mempertimbangkan fase perkembangan anak
yang lebih sensitif dan menyenangkan.
b. Pengadaan mata pelajaran Iqro’.
Keberadaan mata pelajaran Iqro’ sangat
mendukung pembelajaran bahasa Arab.
Melalui pembelajaran bahasa Arab, siswa
akan terlatih menyebutkan huruf-huruf,
makhroj-nya maupun kefasihannya.
Potongan kata yang terdapat dalam Iqro’
merupakan kosakata bahasa Arab. Dengan
cara ini siswa akan lebih cepat terbiasa
dengan bahasa Arab. Pencapaian yang
membuktikan pengaruh bahasa Arab
terhadap pelajaran iqro’ adalah sebagian
besar siswa di kelas “B” telah memasuki jilid
4, 5, dan 6. Ini membuktikan bahwa siswa
termotivasi lebih semangat untuk belajar
Iqro’ karena siswa telah terbiasa dengan
pengucapan bahasa Arab dari kosakata yang
telah diberikan sebelumnya. Pada dasarnya,
anak-anak lebih termotivasi untuk membaca
Iqra’ ketika ia merasa mengucapkan hurufhuruf Arab setiap harinya.
Faktor pendukung tersebut di atas
merupakan pendorong terlaksananya
pembelajaran yang startegis. Guru wajib
menciptakan terobosan-terobosan baru guna
mendukung tersampaikannya pembelajaran
dengan tepat, sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
2. Faktor penghambat
a. Rendahnya motivasi orang tua
Dari hasil observasi dam wawancara yang telah
dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa
kurangnya respon anak terhadap pembelajaran
bahasa Arab disebabkan oleh rendahnya motivasi
orang tua terhadap pentingnya pembelajaran bahasa
Arab. Orientasi pembelajaran anak tidak didasarkan
kepada kebutuhan anak dari segi penanaman moral,
akhlak, pendidikan Al-Qur’an, dan nilai-nilai islam,
melainkan pada kebutuhan anak untuk masa depan
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, pemikiran
seperti ini didukung oleh keberadaan bahasa Inggris
diletakkan sebagai syarat di berbagai tes pendaftaran
lapangan
2. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap
terlaksananya strategi pembelajaran al mufradat tingkat ibtida’ ini memiliki
faktor pendukung, adalah sebagai berikut:
a. Guru tidak menggunakan metode
yang monoton sehingga anak-anak/siswa
tidak cepat jenuh atau kehilangan
keinginan untuk belajar, pasalnya anakanak pada masa usia dini cepat merasa
jenuh.
b. Keberadaan mata pelajaran Iqro’.
Keberadaan mata pelajaran Iqro’
merupakan tindak lanjut dari
pembelajaran kosakata Arab, karena
dengan terbiasanya siswa menyebutkan
huruf-huruf Arab akan mempermudah
siswa saat membaca Iqro’. Mata pelajaran
Iqro’ sengaja diadakan untuk mendidik
siswa agar mampu membaca Al-Qur’an
dengan baik, fasih dan benar.
Berdasarkan berbagai kendala yang
peneliti temukan, peneliti menyimpulkan
setidaknya ada dua faktor yang merupakan
penghambat terlaksananya strategi
pembelajaran kosakata bahasa Arab pada
anak usia dini kelas “B”, adalah sebagai
berikut:
a. Faktor penghambat yang pertama
adalah rendahnya motivasi orang tua
terhadap pendidikan atau penanaman
unsur bahasa Arab pada anak-anak
mereka. Ini dibuktikan dengan tingkat
respon anak saat menerima pelajaran
kosakata. Respon anak terhadap
pembelajaran kosakata berbahasa Arab
kurang cepat dibandingkan dengan
pembelajaran kosakata berbahasa Inggris.
Motivasi orang tua tentang urgensitas
bahasa Arab sangat rendah karena
mempertimbangkan kepentingan lapangan
pekerja dimasa mendatang.
b. Faktor penghambat kedua adalah
kerbatasan waktu pembelajaran bahasa
Arab. Waktu pembelajaran bahasa
berlangsung selama 20 menit. Dengan
jumlah waktu ini guru dapat memberikan
2 sampai dengan 3 kosakata kepada
siswanya. Jumlah ini sangat sedikit
dibandingkan dengan besarnya potensi
anak usia dini untuk menerima kosakata
asing yang juga sangat membantu
pertumbuhan otak secara optimal.
E. DAFTAR PUSTAKA
Asmani. J.M, 2009. Manajemen Strategi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Jogjakarta: Diva press.
Purwanti. M.D. (2014). hubungan
kemampuan bahasa anak usia
dini usia 5-6 tahun dengan pola asuh
orang tua di TK Ad-Dinul Qoyyim
Kapek Bawah Kecamatan
Gunungsari.Universitas Mataram.
Lombok Barat.
Putra. N & Ninin D. 2012. Penelitian
Kualitatif PAUD. Jakarta:
Rajawali Press.
Hawa. S. (2014). Identifikasi
Perkembangan Bahasa Anak Usia
DiniUsia 5-6 Tahun Di PAUD Se Kecamatan Sekarbela Mataram.
Universitas Mataram. Lombok Barat
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA ANAK USIA DINI
Saidah Ramadhan
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
saidahramadhan03@gmail.com
Abstrak: Penelitian mengenai pendidikan bahasa Arab telah banyak mengulas mengenai pembelajaran pada
jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA yang sebagian besar memperlihatkan teori pembelajaran bahasa Arab
teoritis dan praktis. Penelitian ini bertujuan untuk menampakkan bentuk pengaplikasian teori pendidikan
bahasa Arab pada jenjang PAUD, serta melihat strategi yang dipergunakan oleh guru atau sekolah serta hal-hal yang mempengaruhi dalam penanaman awal pembelajaran bahasa Arab. Penelitian ini menemukan
strategi yang gunakan dalam pebelajaran bahasa Arab pada anak usia dini adalah dengan menggunakan
strategi kosakata. Faktor pendukung utama dalam pengaplikasian strategi ini adalah penggunaan metode
yang disesuaikan dengan keadaan siswa stiap harinya, sedangkan aspek penghambat strategi ini adalah
rendahnya motivasi dari orang tua siswa.
Kata kunci: Pembelajaran Bahasa Arab & Anak Usia Dini.
Abstract: Research on Arabic education has much to say about the learning of elementary, junior and senior
high school education which mostly show theoretical and practic Arabic learning theory. This study aims to
show the application of the Arabic language education theory at the level of early childhood, and to see the
strategies used by teachers or schools and things that affect the initial planting of Arabic learning. This study
finds strategies that use in the learning of Arabic in early childhood is to use vocabulary strategy. The main
supporting factor in the application of this strategy is the use of methods adapted to the state of the student
each day, while the inhibiting aspect of this strategy is the low motivation of the parents.
Keywords: Learning Arabic & Early Childhood
A. PENDAHULUAN
Waktu yang tepat untuk memulai
pendidikan adalah sejak usia dini, sebab anak
usia dini memiliki spesifikasi unik yang tidak
ada pada usia sesudahnya. Karena itu, bayi
pun harus dikenalkan pada orang-orang di
sekitarnya, suara-suara, benda-benda, diajak
bercanda dan bercakap-cakap agar dapat
berkembang menjadi anak yang normal dan
sehat. Metode pembelajaran yang sesuai
dengan tahun kelahiran sampai usia enam
tahun biasanya menentukan kepribadian anak
setelah dewasa. Hal ini tentu juga
dipengaruhi seberapa baik dan sehat orang
tua berperilaku serta bersikap pada anak usia
dini. Sebab perkembangan mental usia awal
berlangsung cepat. Periode ini merupakan
kesempatan yang tidak boleh disepelekan.
Jika pada usia dini input yang diterima
anak positif dan konstruktif, maka ibarat
pohon, akan terbentuk akar yang kuat.1
Untuk melakukan usaha tersebut, orang tua
dan guru merupakan komponen teratas yang
1 Jamal Ma’mur Asmani, Manajemen Strategi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), (Yogyakarta:
berperan penting dalam pendidikan
(penanaman nilai-nilai dan pengetahuan yang
berguna bagi masa depan anak). Dalam
melaksanakan tugasnya secara profesional,
guru untuk anak usia dini memerlukan
wawasan yang mantap dan utuh tentang
kegiatan belajar mengajar. Salah satu
wawasan yang perlu dimiliki guru dalam
strategi belajar mengajar, dengan strategi
tersebut guru mempunyai pedoman yang
berkenaan dengan berbagai alternatif pilihan
yang mungkin dapat ditempuh agar kegiatan
belajar mengajar itu berlangsung secara
teratur, sistematis, terarah, lancar dan efektif.
Penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya mengenai pembelajaran pada
masa usia Golden Age, telah banyak
membahas mengenai pemerolehan bahasa.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh Maida
Dwi purwanti, ia mengaitkan antara pola
asuh orang tua dan pemerolehan bahasa pada
anak di TK Ad-Dinul Qoyyim Kapek Bawah
Kecamatan Gunungsari 2
. Penelitian lainnya
adalah yang diteliti oleh Zetti (skripsi tahun
2010) melakukan penelitian dengan judul
penelitian Early literacy research with
children speaking German as an additional
lenguage. Penelitian ini hendak menggali
bagaimana proses pengembangan bahasa
anak-anak imigran yang telah menguasai
bahasa pertama dan mempelajari bahasa
Jerman sebagai bahasa kedua3
. Penelitian lain
yaitu penelitian yang dilakukan oleh Siti
Hawa (tahun ajar 2014), ia berusaha
mengidentifikasi perkembangan bahasa anak
pada masa usia 5-6 tahun di PAUD seKecamatan Sekarbela Mataram4
. Sedangkan
penelitian ini difokuskan pada strategi guru
dalam pengajarkan bahasa arab bagi anak
pada jenjang pendidikan PAUD yang tengah
mengalami masa golden Age, difokuskan
pada strategi penyajian bahasa Arab pada
anak.
Dari sudut pandang inilah peneliti
mencoba mengkaji bagaimana anak pada
masa usia emasnya mendapatkan
pembelajaran bahasa Arab, yang kemudian
sangat berpengaruh terhadap kesiapan anak
dalam belajar bahasa Arab ketika memasuki
masa usia sekolah dasar (SD). Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan
strategi yang diterapkan guru, serta faktorfaktor yang berpengaruh dalam pembelajaran
mufradat (kosakata) pada anak usia dini kelas
“B” (Raudatul Atfal) Thariqul ‘Izzah
Jempong kota Mataram.
Adanya tingkatan sekolah PAUD
diharapkan sebagai ranah penenaman
pengetahuan dengan memanfaatkan
kesempatan emas yang anak-anak miliki.
Maka daripada itu, pembelajaran bahasa
Arab sangat perlu diteliti pada jenjang
pendidikan ini sehingga orang tua maupun
guru akan lebih mudah mengarahkan anak
pada berbagai kecakapan bahasa pada jenjang
selanjutnya serta memahami strategi-strategi
yang dapat terus dikembangkan untuk
menambah ketertarikan anak pada bahas
Arab. Selain itu, penanaman pendidikan
bahasa Arab sejak kecil akan mempermudah
anak-anak untuk mengenal bahasa Al-Qur’an
lebih dini. Adapun landasan teori yang akan
digunakan adalah sebagai berikut:
1. Strategi pembelajaran
Dalam kaitannya dengan pendidikan,
seorang guru yang mengharapkan hasil yang
baik dalam proses pembelajaran juga akan
menerapkan suatu strategi agar hasil belajar
peserta didiknya mendapat prestasi yang
baik. Kemp menegaskan bahwa “..strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan
peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien”.5 Melalui
strategi pembelajaran, guru harus mampu
mengupayakan segala sumber belajar, media
belajar dan lingkungan belajar yang ada demi
menciptakan pembelajaran yang efektif dan
efisien.
2. Pembelajaran anak usia dini
Telah banyak penelitian mengenai.
Menurut J. Black, anak-anak mengalami
perkembangan sangat pesat sejak masa usia
dini6
. Menurut Suryani, usia dini merupakan
fase yang dimulai dari usia 0 tahun sampai 6
tahun. Menurut hasil penelitian Direktorat
PAUD, diketahui bahwa pada usia dini, otak
anak mengalami perkembangan sekitar 80%
dari total proses perkembangan. Tepatnya,
perkembangan anak dimulai pada bulan ke
empat anak dalam kandungan.7
Riset William Searsme melanjutkan,
berdasarkan penelitiannya mengenai saraf
bahwa orang tua ternyata juga mempunyai
tingkat pengaruh terhadap kecerdasan anak.
Maka diharapkam agar orang tua
memanfaatkan usia dini seoptimal mungkin.
Pasalnya, pendidikan anak yang cerdas
mengambil momen pada tahun-tahun awal
pertumbuhan otak. Pendidikan anak yang
cerdas sejak dini pada prinsipnya adalah
untuk membantu tahap perkembangan otak
untuk menciptakan sambungan jejaring
neuron yang benar dan berkualitas8
.
Gagasan yang pertama kali muncul ialah
dari pemikiran Martin Luther. Martin Luther
menekankan bahwa “…pendidikan pada anak
usia dini merupakan bagian paling penting
dalam kehidupan seorang anak. Untuk dasar
pendidikan anak, keluarga merupakan
institusi yang paling penting untuk membuat
pendidikan dan untuk perkembangan, dan
sekolah sebagai sarana anak membaca”.9
Pengasuhan anak usia dini sebagaimana
yang dikemukakan oleh Mukti Amini, harus
sesuai dengan prinsip pendidikan yang sesuai
dengan perkembangan atau developmentally
appropriate practice (DAP) untuk anak usia
dini. 10 Jamal mengemukakan beberapa
prinsip yang mendukung pernyataan Mukti
Amini, yang juga dapat digunakan oleh
lembaga pendidikan dalam melaksanakan
pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip ini
adalah sebagai berikut:
a. Berorientasi pada kebutuhan anak.
b. Belajar melalui bermain.
c. Lingkungan yang kondusif.
d. Menggunakan pembelajaran terpadu.
e. Mengembangkan berbagai kecakapan
hidup
f. Menggunakan berbagi media edukatif dan
sumber belajar
g. Dilaksanakan secara bertahap dan
berulang-ulang11
.
h. Pembelajaran bahasa Arab melalui
mufradat.
Para ahli pembelajaran berbeda pendapat
mengenai makna bahasa serta tujuan
pengajarannya, namun mereka sepakat bahwa
pembelajaran mufradat adalah penting dan
merupakan tuntutan serta syarat dasar dalam
pembelajaran bahasa asing. Dan
sesungguhnya siswa yang sedang belajar
bahasa apapun dituntut untuk mengetahui
mufradat bahasa yang sedang dipelajari,
tanpa mengetahui mufradat kiranya sulit
bahkan tidak mungkin siswa akan mampu
menguasai keterampilan berbahasa yang
dimaksud. Atau boleh dikatakan di awal
pembelajaran siswa harus diarahkan untuk
memperoleh penguasaan mufradat dengan
baik12
.Pembelajaran mufradat bertujuan agar
siswa mampu menerjemahkan bentuk-bentuk
mufradat dan mampu menggunakannya
dalam jumlah (kalimat) dengan benar, tidak
hanya sekedar hafal kosa kata tanpa
mengetahui bagaimana menggunakannya
dalam komunikasi sesungguhnya. Dalam
pengaplikasiannya, setelah siswa memahami
kosa-kata kemudian mereka diajari
menggunakannya baik dalam bentuk ucapan
maupun tulisan.13
Pembelajaran kosakata merupakan
pembelajara dasar, ini sangat memungkinkan
untuk dipelajari oleh anak-anak yang tengah
memulai pendidikan khususnya pendidikan
PAUD. Pembelajaran kosakata akan setara
dengan proses anak belajar berkomunikasi.
Dengan memanfaatkan moment ini,
pembelajaran bahasa Arab dengan materi
dasar kosa kata akan menjadi tertanam lebih
maksimal guna mepersiapkan kecakapannya
dalam bahasa Arab pada jenjang pendidikan
setelahnya.
B. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode
penelitian kualitatif, yaitu merupakan metode
penelitian yang mendiskripsikan segala
sesuatu dari objek yang diteliti.
14 Penelitian
kualitatif ini akan menggunakan pendekatan
fenomenologi. Penelitian fenomenologi
adalah penelitian kualitatif yang mencoba
mengungkapkan makna yang dihayati dari
subjek yang diteliti. 15
Untuk memperoleh data tentang penelitian
ini, maka peneliti terjun langsung ke lapangan. Kehadiran peneliti dalam
penelitian ini berperan sebagai instrumen
kunci yang langsung melibatkan diri dalam
kehidupan subyek dalam waktu penelitian
yang sudah ditetapkan peneliti untuk
memperoleh data sesuai dengan ciri
penelitian kualitatif.
Sumber data utama dalam penelitian ini
adalah guru pada kelas “B” di Raudatul Atfal
Thariqul ‘Izzah Jempong Kota Mataram.
Adapun sebagai data pelengkapnya adalah
kepala sekolah, Wakasek kurikulum,
dokumen, dan arsip, diharapkan dari
beberapa sumber data yang ada dapat
mendukung kelancaran proses penelitian.
Teknik yang digunakan dalam
mengumpulkan data adalah dengan
wawancara/interview, dokumentasi dan
observasi. Bentuk analisis data yang akan
digunakan adalah induktif. Analisis induktif
merupakan jalan berfikir dengan mengambil
kesimpulan dari data-data yang bersifat
khusus. Metode ini digunakan untuk
menyimpulkan data mengenai strategi
pembelajaran al-mufradat (kosakata) pada
anak usia dini di kelas “B” Raudatul Atfal
Thariqul ‘Izzah Jempong Kota Mataram
sesuai dengan hasil observasi, wawancara,
dan dokumentasi yang kemudian akan ditarik
pada suatu kesimpulan akhir.
C. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
1. Strategi pembelajaran bahasa Arab pada
anak usia di dini.
Guru di RA Thariqul ‘Izzah mengurutkan
kegiatan pembelajaran dalam betuk satuan
kegiatan mingguan (SKM) dan rencana
kegiatan harian (RKH). SKM merupakan
acuan dalam menyusun kegiatan harian.
SKM sendiri disusun oleh IGRA NTB sesuai
standar kebutuhan pembelajaran pada anak
usia dini di Raudatul Atfal. SKM ini berlaku
untuk semua Raudatul Atfal yang terdata di
NTB. Adapun RKH disusun oleh guru kelas
masing-masing, dikembangkan dan
disesuaikan dengan kemampuan siswa di
kelas masing-masing. Di kelas “B”, guru
menyusun RKH dengan berpedoman pada
materi ajar yang ada dalam SKM dan
pedoman ajar guru yang telah dikembangkan
oleh kepala sekolah RA Thariqul ‘Izzah.
Berdasarkan hasil observasi dan
wawancara peneliti bahwa pelaksanaan
pembelajaran sudah sesuai dengan urutan
kegiatan pembelajaran. Dimulai dari kegiatan
pendahuluan kemudian kegiatan inti hingga
kegiatan penutup guru telah melaksanakan
sesuai dengan urutan kegiatan pembelajaran.
Ini didukung dengan adanya inisiatif guru
mengambil posisi masing masing dalam
kegiatan pembelajaran mengingat bahwa
guru yang bertanggung jawab terhadap kelas
“B” berjumlah 4 orang. Dengan pembagian
tugas ini akan memaksimalkan terlaksananya
kegiatan belajar mengajar secara efektif dan
efisien.
Dalam kaitannya dengan pembelajaran
bahasa Arab, pada setiap komponen
pembelajaran ditanamkan unsur-unsur bahasa
Arab seperti pembiasaan angka-angaka Arab
diperdengarkan oleh guru setiap kali
berhitung saat berbaris, asbsensi maupun
ketukan nada saat bernyanyi. Pembiasaan
terhadap huruf-huruf Arab ditanamkan melalui mewarnai huruf atau kata-kata arab,
dan bertegur sapa dengan menggunakan
percakapan singkat berbahasa Arab yang
dilakukan pada awal pembelajaran
merupakan pembentukan lingkungan
berbahasa Arab.
Pemilihan metode yang tepat akan
menentukan pencapaian tujuan pembelajaran.
Pemilihan metode pembelajaran oleh guru
kelas “B” di RA Thariqul ‘Izzah telah sesuai
dengan kondisi siswa (gaya belajar siswa),
materi, maupun media pembelajaran yang
tersedia. Pemilihan metode-metode di atas
merupakan usaha guru untuk
memaksimalkan berjalannya proses belajar
mengajar. Selain itu guru juga telah
menyadari bahwa bahasa Arab masih dirasa
kurang unggul dari bahasa Inggris, sehingga
guru tidak meremehkan kendala-kendala
yang akan dihadapi. Ini dibuktikan dengan
kesungguhan guru untuk memahami gaya
belajar masing-masing individu anak
didiknya.
Adapun media yang digunakan dalam
penerapan strategi pembelajaran al-mufradat
(kosakata) kelas “B” RA Thariqul ‘Izzah
dipilih berdasarkan kepentingan dari tema
pembelajaran. Guru membuat media belajar
dari kartu atau kertas manila yang bertuliskan
masing-masing satu kosa kata. Media belajar
untuk pembelajaran kosakata juga ada yang
berbentuk permanen. Tembok-tembok dalam
kelas dicat menjadi kosakata bergambar.
Papan tulis dan papan tema bergambar yang
digantung mendesain ruang kelas menjadi
media untuk pembelajaran anak/siswa.
Berdasarkan data dari hasil wawancara
dan observasi, peneliti menemukan bahwa
media yang digunakan guru kelas “B” RA
Thariqul ‘Izzah telah mempertimbangkan
prinsip-prinsip pemilihan media
pembelajaran. Selain itu, media yang
digunakan disesuaikan dengan taraf berfikir
anak usia dini. Untuk pembelajaran bahasa
Arab pada tingkat pengenalan kosakata,
media yang digunakan sangat mengena, yaitu
dengan media buku gambar, di mana anakanak akan mewarnai gambar-gamabr yang
berisi tulisan kaligrafi Arab. Media kartu
bergambar juga sangat membantu
mengefisienkan waktu, selain menghindari
verbalisasi, anak-anak pada usia 5-6 tahun
sangat senang belajar dengan melihat
gambar-gambar/kartu-kartu berwarna.
Berdasarkan komponen strategi
pembelajaran yang telah diamati, penelitian
ini menunjukkan bahwa strategi yang
digunakan adalah strategi pembelajaran
kosakata (mufradat) pada tingkat
ibtida’/pemula. Di RA Thariqul ‘Izzah,
sejumlah kosakata telah dipilih dan disusun
berdasarkan tema. Adapun susunan kosakata
yang telah dipilih berdasarkan tema
dibukukan yang kemudian menjadi buku
pedoman bagi guru untuk mengajar di
masing-masing kelas. Pemilihan kosakata
sangat sesuai dengan prinsip-prinsip
pemilihan kosakata bahasa Arab. Jumlah
kosakata yang diberikan berjumlah 2 sampai
3 kosakata baru perhari didasarkan oleh
kemampuan siswa dalam menghafal
kosakata.
Waktu yang digunakan dalam
menyampaikan materi kosakata dasar adalah
20 menit saja. Pada dasarnya waktu yang
digunakan ini sangat sedikit, namun
pembiasaan terhadap unsur-unsur berbahasa
Arab merupakan prioritas utama dalam
pembelajaran bahasa Arab di RA Thariqul
‘Izzah, sehingga sekolah mencoba
menciptakan lingkungan yang mendukung
pembiasaan tersebut. Ini terlihat dari hasil
observasi yang peneliti lakukan pada setiap
komponen dalam urutan kegiatan
pembelajaran. Peneliti menemukan bahwa
pada hari senin dan selasa, guru kelas “B”
akan menggunakan bahasa Arab saat
berhitung, bernyanyi, dan ketika meminta
anak-anak melakukan sesuatu.
Strategi yang teraplikasikan dalam
pembelajaran bahasa Arab pada anak usia
dini di PAUD ini sudah sesuai dengan
standar pembelajaran. Guru dan pada
umumnya sekolah telah merancang secara
sistematis mengenai pembelajaran bahasa
Arab sehingga diharapkan siswa mampu
sedini mungkin telah terbiasa dengan bahasa
dan pembelajaran bahasa Arab.
2. Faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
strategi pembelajaran bahasa Arab pada
anak usia di dini di kelas “B” Raudatul
Atfal Thariqul ‘Izzah Jempong Kota
Mataram.
1. Faktor pendukung
a. Menggunakan metode pembelajaran yang
variatif/tidak monoton.
Model pembelajaran terpadu yang
diterapkan pada anak usia dini di RA
Thariqul ‘Izzah adalah dalam bentuk tematik,
model pembelajaran ini setara dengan jenjang
pendidikan SD/MI yang mempertimbangkan
konsep DAP (development appropriate
practice). Namun pada tingkat RA/TK lebih
mempertimbangkan fase perkembangan anak
yang lebih sensitif dan menyenangkan.
b. Pengadaan mata pelajaran Iqro’.
Keberadaan mata pelajaran Iqro’ sangat
mendukung pembelajaran bahasa Arab.
Melalui pembelajaran bahasa Arab, siswa
akan terlatih menyebutkan huruf-huruf,
makhroj-nya maupun kefasihannya.
Potongan kata yang terdapat dalam Iqro’
merupakan kosakata bahasa Arab. Dengan
cara ini siswa akan lebih cepat terbiasa
dengan bahasa Arab. Pencapaian yang
membuktikan pengaruh bahasa Arab
terhadap pelajaran iqro’ adalah sebagian
besar siswa di kelas “B” telah memasuki jilid
4, 5, dan 6. Ini membuktikan bahwa siswa
termotivasi lebih semangat untuk belajar
Iqro’ karena siswa telah terbiasa dengan
pengucapan bahasa Arab dari kosakata yang
telah diberikan sebelumnya. Pada dasarnya,
anak-anak lebih termotivasi untuk membaca
Iqra’ ketika ia merasa mengucapkan hurufhuruf Arab setiap harinya.
Faktor pendukung tersebut di atas
merupakan pendorong terlaksananya
pembelajaran yang startegis. Guru wajib
menciptakan terobosan-terobosan baru guna
mendukung tersampaikannya pembelajaran
dengan tepat, sesuai dengan tujuan yang
diharapkan.
2. Faktor penghambat
a. Rendahnya motivasi orang tua
Dari hasil observasi dam wawancara yang telah
dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa
kurangnya respon anak terhadap pembelajaran
bahasa Arab disebabkan oleh rendahnya motivasi
orang tua terhadap pentingnya pembelajaran bahasa
Arab. Orientasi pembelajaran anak tidak didasarkan
kepada kebutuhan anak dari segi penanaman moral,
akhlak, pendidikan Al-Qur’an, dan nilai-nilai islam,
melainkan pada kebutuhan anak untuk masa depan
dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup, pemikiran
seperti ini didukung oleh keberadaan bahasa Inggris
diletakkan sebagai syarat di berbagai tes pendaftaran
lapangan
2. Adapun faktor yang berpengaruh terhadap
terlaksananya strategi pembelajaran al mufradat tingkat ibtida’ ini memiliki
faktor pendukung, adalah sebagai berikut:
a. Guru tidak menggunakan metode
yang monoton sehingga anak-anak/siswa
tidak cepat jenuh atau kehilangan
keinginan untuk belajar, pasalnya anakanak pada masa usia dini cepat merasa
jenuh.
b. Keberadaan mata pelajaran Iqro’.
Keberadaan mata pelajaran Iqro’
merupakan tindak lanjut dari
pembelajaran kosakata Arab, karena
dengan terbiasanya siswa menyebutkan
huruf-huruf Arab akan mempermudah
siswa saat membaca Iqro’. Mata pelajaran
Iqro’ sengaja diadakan untuk mendidik
siswa agar mampu membaca Al-Qur’an
dengan baik, fasih dan benar.
Berdasarkan berbagai kendala yang
peneliti temukan, peneliti menyimpulkan
setidaknya ada dua faktor yang merupakan
penghambat terlaksananya strategi
pembelajaran kosakata bahasa Arab pada
anak usia dini kelas “B”, adalah sebagai
berikut:
a. Faktor penghambat yang pertama
adalah rendahnya motivasi orang tua
terhadap pendidikan atau penanaman
unsur bahasa Arab pada anak-anak
mereka. Ini dibuktikan dengan tingkat
respon anak saat menerima pelajaran
kosakata. Respon anak terhadap
pembelajaran kosakata berbahasa Arab
kurang cepat dibandingkan dengan
pembelajaran kosakata berbahasa Inggris.
Motivasi orang tua tentang urgensitas
bahasa Arab sangat rendah karena
mempertimbangkan kepentingan lapangan
pekerja dimasa mendatang.
b. Faktor penghambat kedua adalah
kerbatasan waktu pembelajaran bahasa
Arab. Waktu pembelajaran bahasa
berlangsung selama 20 menit. Dengan
jumlah waktu ini guru dapat memberikan
2 sampai dengan 3 kosakata kepada
siswanya. Jumlah ini sangat sedikit
dibandingkan dengan besarnya potensi
anak usia dini untuk menerima kosakata
asing yang juga sangat membantu
pertumbuhan otak secara optimal.
E. DAFTAR PUSTAKA
Asmani. J.M, 2009. Manajemen Strategi
Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD).
Jogjakarta: Diva press.
Purwanti. M.D. (2014). hubungan
kemampuan bahasa anak usia
dini usia 5-6 tahun dengan pola asuh
orang tua di TK Ad-Dinul Qoyyim
Kapek Bawah Kecamatan
Gunungsari.Universitas Mataram.
Lombok Barat.
Putra. N & Ninin D. 2012. Penelitian
Kualitatif PAUD. Jakarta:
Rajawali Press.
Hawa. S. (2014). Identifikasi
Perkembangan Bahasa Anak Usia
DiniUsia 5-6 Tahun Di PAUD Se Kecamatan Sekarbela Mataram.
Universitas Mataram. Lombok Barat